Inget cuman fiksi, Happy Reading!
*
Rasanya kepala Rheas seperti mau pecah. Kepalanya dipaksa terus berpikir. Sebenarnya dipikir-pikir Rheas tidak begitu mengerti kenapa dia begitu gigih menyelamatkan Selena. Mereka secara teknis bagi Renjun sendiri, baru bertemu beberapa minggu saja. Tapi kenapa dia seperti terikat kuat dan merasa sangat kehilangan?
Apa mungkin jiwa Rheas yang asli masih ada disini?
Rheas perlahan menyentuh dadanya? Kalau kau memang disini keluar, sialan. Jangan membuatku yang menanggungnya! Aku dan kau itu orang asing!
Atau..
Rheas mengangkat sebelah tangannya, menatap lamat lamat tangan halus milikinya, apa karena dia sudah berada di tubuh ini dia secara natural beradaptasi? Tapi aneh sekali.. Apa setiap transmigran seperti ini?
"Rheas? Apa aku boleh masuk?" Suara Jedrick terdengar.
"Oh? Iya.." setelah jawaban itu keluar dia bisa melihat Jedrick masuk ke kamarnya.
Rheas segera bangkit dari acara berbaringnya. Sebenarnya dia masih ingin berbaring lebih lama. Namun, Rheas masih memiliki sedikit kesopanan sehingga dia memilih untuk duduk saja.
"Apa sekarang tubuhmu baik baik saja?" Pertanyaan Jedrick tidak langsung Rheas jawab. Kenapa perhatian sekali? Apa karena pria dihadapannya sudah menyatakan secara langsung bahwa dia telah memilih Rheas sebagai permaisuri. Apa karena mungkin pada timeline kali ini karena Renjun memasuki raga Rheas jadi Jedrick justru menyukainya? Lalu, Sebenarnya, sejak kapan lelaki ini tertarik padanya? Apa pikirannya pendek sehingga bisa tertarik padanya? Eh tapi, Jedrick memang bodoh sekali.. Dia selalu mudah jatuh cinta?
"Nanti.. apa kau akan jatuh cinta pada yang lain?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Rheas tanpa bisa dicegah. Ah, kepalanya terlalu banyak pertanyaan. Berisik sekali.
Jedrick menatapnya tidak mengerti. "Bukankah, aku sudah menulis sendiri di surat? Aku tidak akan selingkuh?" balas Jedrick bingung.
"Yah, selingkuh dan jatuh cinta dengan yang lain itu berbeda.. bisa saja kau tidak selingkuh karena memilih menahan rasa sukamu pada yang lain.." kata Rheas kemudian.
Jedrick terdiam, menarik satu kursi dan duduk samping kasur milik Rheas. "Hm.. Apa nanti akan begitu? Sejujurnya, bukankah hanya aku yang menyukaimu? Kau lebih suka seseorang yang cantik.." ucapan Jedrick membuat Rheas gugup. Apalagi dengan senyumannya entah kenapa terasa hangat. Sialan, Renjun belok?
"Yah, m- memang.." sahut Rheas gagap. Sialan. Sialan. Sialan. Kenapa dia begini? Apa memang dilubuk hatinya tersemayam perasaan Rheas yang menyukai Jedrick? Eh? Tapi di Novel tidak sebarispun mengatakan Rheas menyukai Jedrick. Rheas hanya terobsesi menjadi permaisuri saja. Lalu? Perasaannya ini? Dia sungguhan belok?
"Memangnya aku tidak cukup cantik? Ibuku, mendiang yang mulia permaisuri pernah mengatakan aku juga cukup cantik.." Jedrick mencondongkan tubuhnya lebih dekat.
Rheas mengerjap saat wajah Jedrick sedekat ini, dia bisa melihat mata sang kaisar berkilau tertimpa cahaya dari jendelanya.
Rheas buru buru mendorong tubuh Jedrick menjauh. "A- aku tidak rabun! Kau tidak perlu sampai sedekat itu!" seru Rheas dengan terbata. Gila, wajahnya itu seperti pahatan patung dewa. Mungkin jika dewa turun ke bumi rupanya akan seperti orang yang didepannya ini. (Baca : Jedrick).
"D- dan.. Kenapa kau kemari? Mau lihat keadaanku? Aku akan baik baik saja selama aku mendapatkan pelayanku.." tukas Rheas ketus.
Kali ini senyum cerah Jedrick sedikit lebih redup. "Aku akan menempatkan pelayan baru disisimu.. Ini beberapa yang aku rekomendasikan. Dari pendapatku, aku ingin kau menggunakan putri dari Count dan Countess Allan mereka kerabat jauh dari Duke Garviil. Jadi aku bisa menjamin keberpihakan mereka kepadamu.." perkataan Jedrick membuat Rheas mengetapkan mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not the Original Anti Villain | Noren
Fanfiction(ON HOLD) Renjun kira dia adalah orang yang paling beruntung, tapi ternyata dia sedang sial! Renjun selalu mengira dimanapun dia hidup genrenya akan selalu slice of life biasa, tapi nyatanya dia salah. Hidupnya yang awalnya bergenre slice of life ja...