Part 9 - Rumah Kenan

10 1 0
                                    

Bersama dengan Vian, Kinar menunggu di depan pintu ruang BK di mana ada Janu dan Arka di dalamnya. Kenan dan Agnes juga ikut untuk menceritakan kejadian yang terjadi saat itu.

Suara sepatu yang melangkah terdengar membuat keduanya sejenak menoleh ke sumber suara. Mawar datang dengan nafas yang terengah-engah, "Kenapa Agnes?".

"Jadi saksi" jawab Kinar.

"Ada apa sih, Kin?" tanya Vian.

Kinar menggeleng kecil, "Gak gak tau pastinya, tapi tiba-tiba aja Janu nonjok Arka".

Tak lama, Kenan dan Agnes dipersilahkan untuk keluar. Kinar langsung menarik Agnes mendekat sedangkan Kenan mengusap wajahnya tidak habis pikir dengan kejadian ini.

"Janu kenapa lagi?" Vian bangkit dari yang semula duduk di kursi tunggu yang tersedia.

"Katanya dia cuma bela Agnes yang sengaja disandung sama Arka, tapi Arka malah ngomong yang enggak-enggak soal Agnes" terang Kenan.

"Tapi Arka bilang dia gak sengaja, dia malah merasa kalau Janu ini yang dari awal ganggu dia" lanjutnya.

"Lo gak apa-apa, Nes?" tanya Kinar.

"Gak apa-apa" jawab Agnes.

"Mau balik ke kelas aja?" tawar Mawar.

"Tapi, Janu—".

"Janu biar sama gue, Kenan juga" potong Vian yang kemudian melayangkan senyum hangat meyakinkan Agnes.

"Gue balik ke kelas dulu ya, Kin" pamitnya.

Kinar mengangguk, ia menatap punggung Agnes dan Mawar yang semakin menjauh.

Tak lama pintu terbuka dan Janu keluar dari ruangan, "Gimana? Gak dapet SP kan?" tanya Vian langsung.

"Enggak" jawab Janu, "Gue minta maaf ke dia, daripada disuruh panggil orang tua".

Kenan merangkul Janu, "Lo gak salah, Nu" ucapnya, "Keren!".

Janu tertawa kecil, "Kan gue selalu bilang, gue bisa lebih keren dari kalian berdua" ujarnya menunjuk Kenan dan Vian bergantian.

"Kantin, yuk!" ajak Janu, "Butuh yang seger-seger gue".

Mereka kemudian pergi bersama, tapi langkah Kenan terhenti saat menyadari bahwa Kinar tidak mengikutinya.

"Lo gak balik ke kelas?" tanya Kenan.

Kinar melirik sekeliling mencari-cari alasan, "I-iya, nanti".

"Eh, Ken!" panggil Kinar kembali menghentikan langkah Kenan, "Nanti pulang bareng ya".

"Gak sama Om Tio?".

"Udah, gak apa-apa" Kinar mengibaskan tangannya acuh, "Habis bel langsung ke kelas, gue tunggu".

Kenan mengangguk saja lalu melambai kecil sembari berjalan menjauh.

Sejauh ini tidak ada yang perlu dia khawatirkan dari Kinar, tapi mungkin dia akan mengawasi gadis itu dan juga Arka.

Anak baru yang tidak jelas alasan kepindahannya akhir-akhir ini terlihat seperti mulai mendekati Kinar, apalagi susah sekali mengajak Arka untuk berbaur dan itu yang membuat Kenan curiga.

Sepeninggal Kenan, Kinar duduk di kursi tunggu yang tersedia. Gadis itu menunggu Arka yang belum juga keluar dari ruang BK, Kinar sendiri tidak tahu mengapa ia menunggu pemuda itu tapi yang pasti dia ingin mendengar alasan langsung dari Arka.

Gadis itu bangkit begitu pintu terbuka. Arka keluar dari ruang BK sambil meringis menyentuh luka di area tulang pipinya karena pukulan dari Janu tadi.

Arka menatap Kinar yang seperti ingin mengatakan sesuatu, "Lo gak sama temen-temen lo?" tanyanya.

Cerita KinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang