Nurse 24

406 49 2
                                    

Happy reading gessss
🐺💙🦋
.
.
.
.







Masih di malam yang sama saat andra di obati oleh havis.

Kini mereka berdua sedang duduk di sofa panjang yang ada di ruang tamu. Andra dengan piring di pangkuan nya, tadi anak itu mengeluh bahwa dirinya lapar karena belum makan dari siang tadi, Havis yang mengerti pun membawakan sepiring nasi dengan ayam pedas manis yang ia buat tadi untuk makan malam.

Lalu Havis sendiri kembali fokus dengan laptop di pangkuan nya.

"Lu kenapa belum tidur?" tanya Andra yang berhasil menginterupsi Havis yang sedang fokus pada laptop nya.

"gua ada tugas kuliah sekalian nungguin lu pulang" jawabnya tanpa mengalihkan atensinya dari laptop.

"Gue udah selesai, ayok tidur. Tugasnya besok lagi ini dah malam" ajak Andra saat melihat jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

"Jeo, gue mau tanya sesuatu boleh? tapi lu jangan kesinggung" tanya Havis dengan ragu yang membuat kegiatan Andra yang hendak beranjak dari duduknya itu terhenti.

"Boleh, apa? Tanya aja" setujui Andra lalu kembali membenarkan duduknya untuk lebih dekat dengan Havis.

"selama lu balapan, lu nggak pernah terima taruhan nya itu orang kan?" tanyanya, sebenarnya bukan ini yang ingin ia tanyakan bukan! Tapi rasanya menanyakan hal yang ia ketahui tempo hari itu bukan saat yang tepat.

"Maksud lu?" Tanya Andra dengan halis mengernyit.

"Maksud gue tuh kek, hmm gimana ya, kek lu di kasih sub atau cewek gitu selama semalam buat ya begitulah gue rasa lu juga paham" tanya Havis ragu.

Andra yang mendapat tanya hanya mendecih tak suka lalu menyeringai dengan mata nya yang menajam. Jujur saja Havis sendiri merasa sedikit ketar-ketir mendapat respon seperti itu dari Andra.

"Sebejad-bejadnya gue, tapi gua nggak pernah terima taruhan kayak gitu ya meskipun bukan sekali dua kali gua di tawarin kayak gituan tapi gue nggak pernah terima hal itu" ucapnya buka suara dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Jangan lu pikir anggota geng gua yang lain juga nerima barang taruhan kayak gitu, nggak mereka nggak pernah dan nggak da di rules kita buat nerima barang taruhan kayak begituan selain uang sama kendaraan aja"

"Lu jangan khawatir, vis. Kita masih punya rasa kepriaan buat ngejaga harga diri wanita ataupun sub, kita tau mana yang wajar mana yang nggak, inget kita nggak sama kayak geng motor yang lainnya" Havis hanya diam menyimak apa yang akan dikatakan oleh pria September di sampingnya ini.

"Gue sendiri di ajarin sama orang tua dan nenek buat nggak nyentuh pasangan lu lebih jauh sebelum sah atas nama pernikahan, jadi ya selama gua pacaran sama Michi pun gue nggak pernah nyentuh dia lebih dari sekedar peluk, cium kening sama pipi, udah itu aja. Gue bahkan belum pernah ciuman dari bibir ke bibir sama sekali belum pernah, jadi bibir gue nih masih bersih ya" Havis tertohok saat mendengar pernyataan Andra yang terakhir, ia benar-benar belum pernah?

"Frontal banget sih Lo" protes Havis yang merasa sedikit hmm dengan ucapan Andra.

"Ya emang itu bener kan, ciuman bibir sama bibir, ya kali donk cocot sama sungut nyebutnya kan nggak lucu ege" balas Andra dengan memeragakan tangan nyomot berhadapan dengan tangan nyomot lagi. Ini maksudnya gimana dahh, susah jelasinnya hikkss.

Ada benarnya juga, pikiran Havis membenarkan.

"Benar-benar belum pernah?" tanya Havis memastikan dengan ragu.

Nurse/JeongHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang