Rembulan dan Jatuh Cinta

14 0 0
                                    

Hayato, Airi dan Tsuyoshi melongo melihat apa yang ada di depan mata mereka. Pemandangan tembok besar dengan ukiran klasik menyambut mereka. Yang membuat rahang mereka semakin terasa akan jatuh ke tanah adalah plang besar dengan ukiran nama "TAKAO" yang tak lain dan tidak bukan adalah nama keluarga Hayato.

Hayato yang berjalan keluar dari taksi dengan tertatih-tatih sembari dipapah oleh Tsuyoshi dan Airi menghela nafas lega.

"Kan sudah kubilang, kalau memaksa kalian akan terkejut nanti" ucapnya, mengingat ketiga temannya bersikukuh untuk mengantarnya pulang karena tidak tega dengan keadaan kakinya yang masih membiru akibat insiden di lapangan tadi.

Tapi tak satupun dari ketiga temannya itu yang menyangka kalau inilah maksud dari 'terkejut' yang Hayato katakan.

"Ayo kita masuk" ujarnya sembari mendekati interkom di sebelah kanan pintu gerbang kayu besar di hadapan mereka, ia mengatakan sesuatu namun Hitoka maupun kedua lainnya masih terdistraksi dengan kenyataan bahwa ini memang kediaman Hayato selama ini.

Dan bisa bisanya tak satupun dari mereka yang tahu bahwa Hayato tinggal di mansion semewah ini.

Tak lama setelah itu, gerbang terbuka dan menampilkan pepohonan rindang dan tanaman-tanaman mahal yang Hitoka tidak tau namanya. Bunga-bunga cantik yang bermekaran dan wangi kayu yang khas seolah menyambut mereka.Ada pula kolam ikan koi yang berenang meliuk-liuk dengan indah beserta jembatan yang melintang di tengahnya sebagai akses untuk masuk ke area dalam mansion itu.

Mereka memasuki salah satu bangunan dengan arsitektur tradisional yang sepertinya adalah ruang tamu di rumah ini. Hayato berseru 'Aku pulang' namun hanya dua orang pelayan wanita dan pria paruh baya dengan penampilan yang sangat rapi yang menyambutnya.

"Tuan muda sudah kembali, selamat datang" ucapnya ramah

Pria dengan kacamata itu melirik ke arah Hitoka dan yang lain. Setelah membantu Hayato duduk, pria itu membungkuk dengan sopan dan berterima kasih.

"Terima kasih atas kebaikan nona nona dan tuan sekalian, sudah menjaga tuan muda Hayato. Saya telah menawarkan untuk menjemput tuan muda, tapi tuan muda menolak dan memilih untuk naik taksi bersama teman-teman"

Hitoka, Airi dan Tsuyoshi membungkuk dengan kikuk pada pria itu yang sepertinya adalah orang kepercayaan Hayato.

"Maafkan kami karena Hayato harus pulang dengan keadaan seperti ini. Kami mengantarnya karena kami merasa berhutang budi. Tim sepak bola kami menang karena dia bermain dengan penuh semangat" ujar Tsuyoshi mencoba menghilangkan rasa canggung di antara mereka.

Mata pria itu berbinar senang. "Wah saya senang tuan muda bermain dengan gembira. Saya yakin ayah tuan muda akan sangat bangga padanya. Namun cobalah untuk bermain dengan lebih hati-hati, cidera fisik bisa sangat mengganggu keseharian tuan muda"

Hayato menggaruk belakang telinganya. "Sudahlah Toshio-san, omong-omong dimana Fumiya?"

"Tuan muda Fumiya sedang ada di kamarnya"

"Oh iya kenapa kalian tidak menginap saja disini? Toh besok akhir pekan. Sekalian saja kita bersenang-senang, bagaimana mau kan?" Tanya Hayato dengan wajah yang sangat berharap

Airi dan Tsuyoshi saling menatap. "Aku rasa mama dan papa tidak akan masalah, toh Tsu-chan bersamaku dan mama juga mengenal Hayato-kun. Aku akan segera meneleponnya"

Hitoka berpikir dengan gusar. Ia tidak yakin apa ayahnya akan mengizinkan ia menginap malam-malam di rumah laki-laki. Ia juga tak tega jika ayahnya harus menghabiskan waktu sendirian di rumah.

"Hitoka-chan bagaimana?"

"Aku.."

"Jika nona Hitoka perlu mengabari keluarga, salah satu staff kami bisa datang ke rumah nona dan meyakinkan orang tua nona kalau nona baik-baik saja"

You've Fallen For Me; ebidan x stardust planetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang