03🍀

1 0 0
                                    

~Tuhan sudah menuliskan jalan takdir setiap umat nya, begitu pun dengan ku.

Yup seperti biasa, jam berapa sayang ku membaca cerita ini.

Jangan begadang ya cantik ku, nanti sakit!

Happy Reading 🍀

Setetes air yang entah dari mana datang nya, membuat ku perlahan membuka kedua mata. Kepala ku rasa nya sakit sekali, pandangan ku sedikit buram. Aku terus membuka mata ku yang terasa berat.

"Nona, hiks.. Hiks.. " aku mendengar suara isak tangis seorang gadis di sebelah ku.

Setelah pandangan ku benar benar jelas, barulah aku bisa melihat di sekeliling tempat ku terbaring. Aku melihat dahan pohon besar yang aku tabrak tadi.

"Nona, syukur lah anda sudah bangun. Aku khawatir sekali nona." Gadis itu tiba tiba saja memeluk ku dengan erat. Air mata masih membekas di pipi mulus nya. Kedua mata nya tampak sembab dan merah.

"Nona?, kau siapa? " Tanya ku, karena aku benar benar tidak tau siapa mereka. Apakah syurga sesuram tempat ini?. Kenapa pakaian ku seperti pakaian seorang putri pada masa kerajaan kuno.

"Nona.. Apa kau benar benar tidak mengingat ku?" Tanya gadis itu dengan wajah yang tampak sendu.

"Nona maafkan aku, kalau saja aku tidak membiarkan mu memanjat pohon itu, mungkin nona tidak akan jatuh dan lupa ingatan." Dia terus saja memeluk ku dengan erat.

Karena merasa sesak aku pun mengurai pelukan nya. "Kau siapa?, di mana aku? " Tanya ku seperti orang linglung. Tempat ini benar benar tampak asing bagi ku.

"Sekarang kita berada di hutan nona, tadi nona mengejar seekor burung berwarna biru. Nona bahkan memanjat pohon untuk mendapatkan burung itu, namun nona terjatuh dari ujung dahan itu nona." Gadis itu menunjuk pada ujung dahan yang cukup tinggi.

Semua perkataan gadis itu membuat kepala ku pusing. Kenapa alam setelah kematian begitu aneh. Semua nya tiba tiba saja berputar di benak ku yang membuat ku kembali pingsan.

*

*

"Nona bangun lah, aku takut sekali nona."  suara gadis itu terdengar samar di telinga ku. Kesadaran ku perlahan mulai terkumpul. Aku berharap semua nya hanya mimpi.

"Nona, kau sudah bangun." Ucap nya, dia kembali memeluk ku seperti saat pertama kali aku terbangun. Ini tidak bisa dikatakan sebagai mimpi, karena tubuh gadis itu benar benar menyentuh ku dan terasa sangat lah nyata. Posisi kami masih di bawah pohon besar tadi.

"Nona, ayo kita pulang. Putri diana pasti sedang mencari kita. " Ucap gadis itu lagi. Pikiran ku terus di landa kebingungan. Belum saja aku mengenal gadis itu, kini dia mengatakan sebuah nama yang sangat asing bagi ku.

"Siapa diana? " Tanya ku dengan raut wajah bingung.

"Ya ampun nona, apa nona benar benar kehilangan semua ingatan? . Putri diana itu sepupu mu nona. Istri dari pangeran Charlos." Jawab nya, dia kembali menyebut nama yang tidak ku ketahui sama sekali.

Aku tak ingin berdebat lagi, pikiran ku benar benar kosong. Aku tidak tau apakah semua ini nyata. Namun di saat aku kebingungan, aku melihat nenek tua yang tadi hampir ku tabrak berdiri tidak jauh dari tempat kami berada. Dia tersenyum menatap ku.

"Selama datang di kehidupan yang sebenar nya."

Ucap nya yang membuat kepala terasa di pukul begitu keras, rasa nya sakit sekali. Di detik berikut nya saat aku kembali menatap pada wanita tua itu, ia sudah menghilang.

"Nona, ayo kita pulang! " Ajak gadis itu sambil membantu ku berdiri.

"Siapa nama mu? " Tanya ku pada nya.

"Ya ampun nona, apa kau melupakan ku nona?? " Tanya nya dengan wajah yang tampak kembali sendu.

"Aku ruby, dayang pribadi nona Louisiana." Ucap nya.
'Louisiana?'. Apa jiwa ku sedang berada di tubuh orang lain?. Sepertinya aku benar benar masih hidup, namun aku berada di tubuh orang lain.

"Aku tidak tau bagaimana cara menjelaskan nya pada putri diana, nona itu nakal sekali. Aku sudah melarang mu memanjat pohon itu. Tapi nona tidak mendengar kan ku. Dan akhir nya kau terjatuh. Untung saja nona masih selamat." Gadis yang bernama ruby itu terus mengoceh sambil membantu ku berjalan.

"Kau bilang aku jatuh dari pohon karena ingin menangkap seekor burung, memang nya untuk apa burung itu? " Tanya ku pada ruby. Gadis itu nampak menghela nafas panjang.

"Nona kau itu seorang penulis puisi terkenal. Puisi mu itu banyak di minati. Dan bulu burung yang kau kumpul kan, nantinya akan nona gunakan untuk menulis. Karena nona sangat mengutamakan kerapian, makanya nona mencari bulu burung yang ukuran nya kecil." Jawab gadis itu.

Kini aku mulai mengerti aku memang berada di tubuh gadis lain.

Aku menatap takjub pada bangunan di depan ku, seperti kerajaan kuno pada enam Dinasti. Walaupun aku seorang dokter, tapi sedikit banyak nya aku tau tentang sejarah.

"Nona ini kerajaan enam Dinasti yang di pimpin oleh Raja denzel." Ucap gadis itu.

Aku mencubit lengan ku sekuat mungkin. "Ahkk, sakit." ringis ku sambil mengusap bekas cubitan ku sendiri.

"Nona kenapa? " Tanya nya saat melihat ku memegang pergelangan tangan ku. Aku hanya menggelengkan kepala ku. Rasa nya aku ingin menangis sekarang juga, bagaimana bisa aku terdampar di zaman kerajaan kuno seperti ini. Kenapa aku tidak langsung mati saja?. Aku terus memandangi sekeliling kerajaan itu, hingga kepala ku rasa nya sakit. Di detik berikut nya pandangan ku tiba tiba saja hitam.

"... Kenapa lousi bisa jatuh ruby?? "

"T-tadi nona lousi ingin mengambil seekor burung dengan sayap berwarna biru berkilau. Namun nona kehilangan keseimbangan nya dan jatuh hingga dia pingsan putri."

Samar Samar Alea mendengar percakapan antara ruby dengan seorang wanita. Tapi Alea tidak tau siapa wanita itu.

Alea dengan perlahan membuka kedua mata nya.

"Lousi! "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

100 days penetrate time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang