Tinggal bersama?

10 1 0
                                    


"Tadi saya mengikuti kamu, dan mendengar semuanya. Kamu hamil dan itu anak saya?" tanya Jenovan hati-hati

"Iya aku hamil, jika tuan ingin anak ini tidak ada aku yang akan membesarkannya sendiri" Karina menghapus air matanya

"Aku tau rasanya dibesarkan tanpa kasih sayang kedua orangtua, itu sangat berat. Aku gak mau anak ini merasakan nasib yang sama denganku hiks"

"Saya tidak setega itu menelantarkan anak saya sendiri" tegas Jenovan

Jenovan menghela nafasnya "1minggu lagi kita akan menikah" Keputusan Jenovan membuat Karina terkejut

Karina tidak bisa mengelak karena dia memikirkan nasib anaknya nanti

"Mulai saat ini kamu harus berhenti bekerja dan akan tinggal di mension saya" final Jenovan

Jenovan mengajak Karina menuju mensionnya, sesampainya disana Karina tertegun melihat betapa megahnya mension bosnya ini.

"Ini kamarmu, kalau butuh sesuatu kamu bisa memberitau bi Sari dia kepala maid disini"

"Saya Sari nyonya" Bi Sari membungkuk sopan

Karina masih terkagum-kagum  melihat apa yang terjadi dihadapannya ini, apakah ini nyata? mansion ini memiliki 3 lantai dengan 10 maid dan 30 bodyguard yang bekerja didalamnya

"Kamar saya didepan kamarmu ini, sekarang istirahatlah" Jenovan meninggalkan Karina bersama Bi Sari

"Mari nyonya" Bi Sari mengantar Karina masuk ke kamarnya "kalau nyonya perlu sesuatu panggil saja saya nyonya" Bi Sari menunduk hormat

"Aku rasa bibi tidak perlu memanggilku nyonya, panggil saja aku Karina" dengan senyum manisnya

"Saya tidak berani nyonya nanti tuan akan marah kalau saya melakukan itu" sambung Bi Sari

Pernah dulu Jenovan memarahi para maidnya karena tidak memanggil Lia dengan sebutan nyonya dan semenjak itu para maid selalu memanggil nyonya setiap Jenovan mengajak perempuan ke mensionnya

"Ternyata dia memang pemarah ya" gumam Karina

"Kalau gitu saya permisi dulu nyonya" Bi Sari pergi meninggalkan kamar Karina

Karina memikirkan akan seperti apa hidupnya kedepan nya apakah setelah anaknya lahir Jenovan akan meminta pisah dan memisahkan anaknya dari dirinya.

Karena terlalu lelah berfikir membuat Karina mengantuk dan tertidur dengan kaki yang masih menyentuh lantai.

Jenovan yang sudah lelah mengetuk pintu kamar Karina pun langsung membuka kamar itu dan melihat Karina tertidur pulas dengan posisi kurang nyaman.

"Bahkan dengan posisi seperti ini kamu sangat pulas tidur, perempuan ini sangat cantik" tanpa sadar Jenovan menyentuh pipi Karina

"Aku akan belajar menerima kamu disisi ku, semoga anak kita sehat di dalam sini" lanjut Jenovan sambil menyentuh perut rata Karina

Perlu diingat Karina kalau tidur susah sekali terbangun.

Jenovan membangunkan Karina dengan menggoyangkan lengannya dan akhirnya Karina terbangun juga

"Emm.." gumam Karina sambil meregangkan ototnya

"Bangunlah dan mandi dulu setelah itu turun ke bawah karena makan malam sudah siap" Jenovan sudah berdiri melihat Karina sudah sadar dari tidurnya

"Hemmm baiklah, aku akan mandi" Karina berjalan ke kamar mandi "Emm tuan tunggu dulu bagaimana dengan pakaianku, tadi aku belum sempat mengambil barang-barang di kontrakanku dulu" ucap Karina dengan menunduk karena wajah Jenovan tidak bersahabat

"Besok saya antar kamu mengambil barang-barang di rumahmu, untuk pakaian semua sudah tersedia di lemari itu. Cepatlah saya tidak suka menunggu" Jenovan langsung keluar dari kamar Karina

Karina membuka lemari itu dan terkejut melihat banyak pakaian di dalamnya, semua pakaian itu sangat mahal Karina merasa tidak enak dengan Tuannya

Lanjut gak nihhh?
Bantu vote ya supaya semakin semangat buat cerita selanjutnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang