27

2.1K 58 0
                                    

°°°

Pagi ini adara sudah rapi dengan seragam sekolahnya. ia tengah duduk di ruang makan sembari menunggu kakaknya.
Adara pun mencoba menghubungi fara, Dan Panggilan langsung terhubung.

📞: "Hallo, ra."

📞: "tas gue kemaren ketinggalan di rumah lo, Ntar tolong sekalian bawain tas gue ya."

📞: "Oh oke, Gimana, ra? Pasti kemaren lo di marahin habis-habisan ya sama Abang lo?"

📞: "iya, tapi ga papa kok, kemaren emang salah gue, Bang deril tuh kemaren khawatir banget sama gue."

📞: "ya lagian udah tau abang lo posesif parah, Lo main ke rumah gue malah gak bilang dulu. Sampe udah di telfonin sama Abang lo, tapi malah gak lo angkat."

📞: "iya, nyesel banget gue."

📞: "yaudah ya, ra. Gue mau berangkat sekarang."

📞: "tas gue jangan lupa bawa."

📞: "oke, siap."

Tut Tut Tut (panggilan berakhir)

Lima menit berlalu. Namun deril belum juga datang.

"Ck, bang deril mana ya, tumben lama banget." Gumam adara.

Adara langsung beranjak dari tempat duduknya berniat untuk menghampiri kakaknya di kamar, namun sebelum melangkah tiba-tiba pak adi datang.

"Udah selesai, non, sarapan nya?" Ucap pak adi.

Adara pun langsung menoleh ke arah pak Adi. "Belom, ini mau ke kamar bang deril dulu buat ngajakin sarapan."

"Den deril mah udah pergi dari tadi, non."

Adara mengerutkan dahinya. "Pergi ke kantor?"

"Iya, non. Terus hari ini saya di suruh buat anter jemput, non, ke sekolah."

Adara langsung menghela nafas berat. Adara yakin pasti kakaknya masih marah gara-gara kejadian kemarin. Dan pasti kakaknya akan kembali cuek kepada dirinya.

"Yaudah yok, pak, berangkat sekarang." Ucap Adara lesu.

"Tapi non adara kan belom sarapan, Makan dulu aja, non. saya tungguin kok."

"Udah gak mood."

Pak adi mengangguk paham. "Yaudah, mari, non."

Mereka pun langsung keluar dari rumah dan melangkah menuju mobil. Mereka langsung masuk ke dalam mobil, setelah itu langsung pergi meninggalkan pekarangan rumah.

°°°

15 menit kemudian, adara sudah sampai di depan gerbang sekolah. Adara pun turun dari mobil, setelah itu ia langsung melangkah memasuki gerbang.

°°°

Arhan dan kedua temannya sedang asik bermain basket di lapangan. Banyak barisan cewek-cewek yang sedang menonton, termasuk oliv. Tak henti-hentinya oliv tersenyum melihat arhan yang sedang bermain basket.

Beberapa detik kemudian terdapat bola yang melayang dan mengenai lengan oliv cukup keras, sehingga membuat oliv langsung teriak kesakitan. Semua mata langsung tertuju pada oliv. Arhan, bagas, dan vino pun langsung menghampiri oliv.

"Aduhh, sakit banget." Rintih oliv.

"Sorry, gak sengaja." Ucap Arhan datar.

Oliv langsung menatap arhan, ia mengangguk namun expresinya masih terlihat kesakitan.

"Lengan gue sakit banget." Ucap oliv.

"Vin, anterin dia ke uks." Perintah deril kepada vino.

"Gue mau nya di anter lo, han." Saut oliv.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang