Sore ini aku memacu sapuku mengitari hogwart melampiaskan rasa kesalku akan kejadian beberapa hari yang lalu saat Granger memukulku sambil memikirkan pembalasan apa yang harus kulakukan. Saat berada di area belakang hogwart, aku melihat Hermione Granger berjalan di lorong jembatan kayu penghubung hogwart dengan alam sekitarnya. Seketika aku menghampirinya.
"Miss me, Granger?" Kuiringi langkahnya dari luar jembatan dengan sapuku.
"Yeah, miss to punch your face" tanpa repot melihatku dan terus berjalan.
Aku masuk melalui jendela dan berhenti tepat di depannya. Ku turunkan sapu terbangku dengan masih menjaganya diantara kedua kakiku.
"Minggir, Malfoy" katanya saat aku menghalangi jalannya.
"Aku tidak akan membiarkan apa yang telah kau perbuat padaku, Granger" mengingat saat dia memukul hidungku. Hal itu benar-benar memalukan. "Kau sendirian sekarang. Merasa tak berdaya tanpa kedua peliharaanmu itu?" tanyaku merujuk pada Potter dan Weasley
"Jangan sebut mereka seperti itu"
"Ow right! My bad. Mereka orang bodoh karena berteman dengan seorang Mudblood yang kotor" ralatku sambil seringai muncul di bibirku. Aku bisa melihat dia mengepalkan tangannya, siap untuk memukulku, lagi, dan saat tangan itu berancang-ancang di udara aku berhasil menahannya. "Not again, Granger"
"Fuck you, Ferret!" Dia menghentakan tangannya dan melangkah menghindariku. Aku cekal pergelangan tangannya dan menariknya ke depanku. Kulihat dia terkaget merasakan sapu terbangku di belakangnya.
"What the hell are you..." dengan kilatan marah dia menghadapku.
Sebelum Granger menyelesaikan kalimatnya, aku telah memposisikan kedua tanganku menggenggam ujung sapu disampingnya, membuatnya terkurung diantara kedua lenganku, otomatis dia terduduk, kurasakan dia sedikit menjauh saat jarak diantara kami terkikis.
"My turn" kataku tepat di wajahnya dan langsung memacu terbang sapuku.
"Merlin!" teriaknya tepat di telingaku, dan kurasakan dia menegang saat kami di udara.
"Takut ketinggian, Granger?" Seringai kembali muncul di wajahku. Ini adalah pembalasanku.
"Turunkan aku, Malfoy" aku bisa melihat sirat ketakutan yang berusaha dia tahan.
Aku sedikit menukik menuruni bukit berniat menggoda ketakutannya, dia terkejut dan langsung mengalungkan lengannya dileherku. Kini giliranku menegang. For Merlin's sake! She's hugging me!. Aku bisa meraskan detak jantungnya yang berpacu. Dia benar-benar ketakutan. Kudapati matahari yang telah siap bersembunyi diantara bukit memamerkan rona jingganya.
"Hey, Granger. Look at that" Kataku pelan, hanya berharap dia melepaskan rangkulannya.
"Jangan macam-macam, Malfoy!" tanpa melihatnya aku tau dia sedang menutup rapat matanya.
"Just look at that! Aku tak akan menurunkanmu disini"
Dia melepaskan rangkulannya sangat pelan lalu dengan wajah gusar ia sedikit mengintip melihat ke arah matahari, kemudian tergantikan dengan tatapan takjub dimatanya, dia tidak melepasku sepenuhnya, satu lengan masih berada di pundakku dan satu lagi sedikit turun ke dadaku. Aku terpaku sejenak milihat tatapannya, jantungku berdetak tak seperti biasanya, aku rasa dia merasakannya juga mengetahui tangannya berada tepat di sana dan tatapannya yang kini beralih ke tangannya di dadaku lalu menatapku sedikit kebingungan. Sebentar kami saling bertatap sebelum angin musim gugur menggoyangkan sapu ini dan dia kembali merangkulku. Aku menegang kembali. Okey, this is going too much. Kurasa penerbangan ini harus disudahi. Kunaikan sapuku dan berbelok tajam untuk kembali ke hogwart. Grafitasi seketika menyeret granger turun lebih dekat dengan tubuhku dan dia mengeratkan rangkulannya merasakan manuver tiba-tiba dari sapuku.
"Shit. Draco! Do it slow!"
Dia mengumpat di telingaku, well aku sudah biasa mendengarnya. But she's calling my name! Bukan Malfoy atau Ferret gila seperti biasa Ia memanggilku. Oke, sepertinya dia benar-benar membenci terbang dan ketakutan membuatnya hilang akal sesaat. Ku pacu sapuku lebih pelan agar dia tidak terus gemetaran di tubuhku. Wait. Why do I care about her trembling or not, it suppose to be fun to see it though. Mungkin aku hanya tidak suka berada terlalu dekat dengan mudblood sepertinya, iya benar itu dia.
Kami sudah berada di dekat lapangan hogwart. Ku turunkan sapu ku dan mendarat di sana. Tidak benar-benar mendarat karena kaki kami masih mengambang di atas tanah.
"Kau bisa turun, Granger" kataku padanya dengan nada yang tanpa aku sadari terdengar lebih lembut dari biasanya saat berbicara padanya.
Dia tidak bergerak. What's wrong with her?. Aku merasakan keberadaan beberapa orang mendekat ke arah kami. Ku intip melalui rambut semak Granger dan ku dapati itu adalah para profesor. Panik, aku langsung meraih kedua tangan Granger di belakang leherku melepaskan genggamannya di sana dan menurunkannya di antara kami. Ku lihat semburat merah muncul di wajahnya dan tatapan death glare ke arah ku. Aku mengangkat sebelah alisku, mungkin aku salah lihat, tapi dia tampak seperti... malu?.
"Apa kau penculik? Membawaku terbang begitu saja?" teriaknya padaku.
"Itulah pembalasanku. Beraninya kau memukulku!"
Lalu kemudian sebuah suara mengalihkan pandangan kami.
"Sungguh pemandangan tak terduga" itu adalah profesor McGonagall.
"Miss Granger, Mr. Malfoy, apa yang kalian lakukan?" Profesor Snape bertanya.
"Aku, hanya latihan terbang, profesor" jawab ku
"With Miss Granger on your lap?" giliran Profesor Dumbledore bertanya, aku seperti melihat senyum diwajahnya tidak seperti dua profesor sebelumnya.
"It's nothing professor. Tidak akan terulang lagi" Itu Granger yang sudah turun dari sapuku. Pandangannya seperti menerawang pada kalimat terakhirnya.
"Apa yang tidak akan terulang?" Dumbledore berbicara dengan nada teka-tekinya.
"No, professor. Saya rasa ini sudah terlalu sore, saya akan kembali ke asrama. Good evening professor" ucap Granger pamit.
"Good evening, Miss Granger. Hati-hati, sepertinya ada penculikan yang baru-baru ini terjadi" Granger kembali memerah lalu pergi setelah Dumbledore membalas salamnya. Setelah itu akupun pamit pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERTWINE
RomanceBerawal dari keinginan untuk membalas dendam pada Hermione Granger, Draco Malfoy malah menghadapi dua jiwa yang bergentayangan di sudut hutan terlarang, lebih parahnya lagi dua jiwa yang dikenal sebagai Romeo dan Juliet di dunia Muggle itu masing-ma...