Tepat hari ini, ujian akhir semester akan dilakukan. Sang Desta dengan segala persiapannya, tas, pensi, pulpen dan lain-lainnya sudah siap untuk berjuang bersama. "Huh.. Hari ini saatnya gue bangkit dari keterpurukan gue. " Ucapnya ketika hendak berangkat menuju sekolah.
Gerbang sekolah menyambut dengan hangat. Sang Desta tidak lupa untuk bersalaman dengan sang ibu. "Yang pinter yaaa... Inget jangan buru-buru ngerjain soalnya. " Nasihat Sang ibu di pagi hari itu. Dan Sang Desta menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya.
"Des! " Suara yang terdengar tak asing dikuping Sang Desta. "Gimana udah siap lo? " Tanya Sang Arkana sembari membenarkan tas dari punggungnya.
"Siap engga siap harus siap lah, gimana lagi kalo engga siap, masa Iya gue balik lagi. " Balas Sang Desta dengan sembarang. "Tumben lo dateng jam segini Ka? Biasanya kalo sekolah datengnya telat, padahal... Sekarang kita masuknya jam setengah 8 loh. " Heran Sang Desta, sembari berjalan disamping Sang Arkana.
Sang Arkana pun menoleh, menatap tajam ke arah Sang Desta. "Apa lo bilang? Telat? This is Arkana the new era broo. " Balas Sang Arkana dengan Tengil.
"Iyaa.. Iya... Arkana the New era. " Ujar sang Desta. Sang Desta dan Sang Arkana pun akhirnya tiba di depan kelas. Dan yaa seperti biasa, kelas kosong. Hanya ada Sang Desta dan sang Arkana yang baru datang.
"Widihhh, ternyata gini ya jadi anak rajin. bisa ngerasain hawa adem nya kelas. Nanti kalo siangan dikit nih, pasti udah campur aduk aromanya. " Ucap sang Arkana dengan hirupan nafasnya yang begitu kencang pada saat itu.
"Ekhm.. Baru sehari jadi orang rajin aja udah kayak gini. " Balas Sang Desta. Yang sedang meletakkan tas di tempat duduknya.
"Yaelah Des, dukung dong.. Temennya sendiri juga. " Keluh Sang Arkana, disebelah Sang Desta.
"Iyaaa deh, gue bakalan dukung lo. " Bujuk Sang Desta.
Dua puluh menit pun berlalu, dengan adanya obrolan kala pagi itu, membuat waktu terasa begitu cepat untuk berputar. Dan tampaknya situasi di kelas pun mulai penuh.
KRINGGGG
Dering bel berbunyi. Yang menandakan waktu ulangan akan segera dimulai. Sang Desta yang sekarang mulai panik, berusaha menenangkan dirinya dengan cara, menggerakkan kakinya, ke atas dan ke bawah secara terus menerus.
"Des, kaki lo bisa diem kagak sih? Meja Gue juga jadi ikutan goyang goyang nih. " Kesal Sang Arkana, karena merasakan getaran mejanya yang berasal dari kaki Sang Desta.
"Eh, maaf maaf. Habisan gue panik banget Ka, takut nilai gue jelek. Mana gue ketinggalan banyak materi. " Panik sang Desta didetik terakhir sebelum ujian berlalu.
"Des... Udahlah, lo pasti bisaa, kata gue. Mending jangan mikirin hal yang belum terjadi dengan pikiran buruk lo. Nanti kejadian beneran loh. " Balas Sang Arkana, sembari mengeluarkan pensil dari kotak pensilnya. Sang Desta pun berhenti menggerakkan kakinya. Lalu segera menarik nafas untuk menenangkan dirinya.
"Pagi anak anak" Suara itu membuat Sang Desta kembali bertengkar dengan detak jantungnya. "Hari ini ujian pertama kalian, dengan mata pelajaran IPA, dan bahasa Indonesia jadi usahakan sebaik mungkin yaa.. " Ucap lembut pak Dudung untuk menyapa pagi yang suram itu.
"Udah Desss.... Bisaa, lu pasti bisaa. Yakin deh sama diri lo, gw aja yakin masa Iya lo engga? " Ucap sang Arkana ketika melihat raut wajah sang Desta yang gelisah. Sang Desta hanya bisa mengangguk kepalanya, yang menandakan bahwa ia sudah yakin kepada dirinya.
Pak Dudung pun segera melangkahkan kakinya untuk membagikan kertas ujian tersebut. Dan setelah semua kertas terbagi, pak Dudung kembali berkeliling untuk mengawasi satu persatu muridnya. "Inget yaa, yang nyontek saya langsung robek kertas ujiannya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Desta Derata
Teen FictionDesta Derata adalah seorang remaja dengan sifat yang sangat ambisius dalam bidang akademiknya, tak kenal lelah ia belajar untuk mendapatkan masa depan yang indah. SMP Bandung Independen adalah bukti dari rasa ambisius nya untuk mendapatkan nilai yan...