16

2.7K 246 17
                                    

"Eugh" lenguhan terdengar dari bibir Vea, menandakan kalau sebentar lagi Vea akan bangun.

"Vier" panggil Vea saat menyadari kalau dia berada di kamarnya dan Vier.

"Xavier sedang membunuh keluarga dari orang yang menyerang anda nona"

"Bawa gue kesana sis" suruh Vea sebelum dia di teleportasikan ke sebuah kota yang terlihat sangat berantakan dengan mayat yang berserakan di jalanan dengan kondisi tubuh yang tidak utuh.

"Astaga!! Apa dia udah gila?? Hampir semua penduduk di kota ini dia bunuh"

"Sepertinya anda lupa kalau Xavier dari dulu sudah gila, apalagi jika menyangkut anda nona"

"Saya heran kenapa anda masih mau bersama Xavier, padahal Xavier pernah bercinta dengan seseorang"

"Apa lo lupa kalau milik Vier gak akan bangun jika bukan karena gue?"

"Ohh pantas anda masih mempertahankan Xavier"

"Sebenarnya gue lupa sama fakta itu!! Kalau gue gak ingat, pasti udah gue tinggalin Xavier"

"AKHHH" tiba-tiba terdengar suara jeritan yang membuat Vea penasaran dan melangkahkan kakinya mendekat ke asal suara itu.

"Orang yang membuat Vea terluka harus mati" ujar Xavier datar sambil melangkahkan kakinya ke arah seorang pria dewasa itu.

"Jalang itu udah bunuh anakku!! Dan kau membela jalang itu?? Betapa bodohnya kau sampai-"

"VEA BUKAN JALANG!! DAN VEA TIDAK PERNAH MEMBUNUH ANAKMU SIALAN!! AKU, AKU YANG MEMBUNUH ANAKMU FERALD" bentak Xavier sambil menerbangkan tubuh pria itu dan menghantamkannya ke dinding rumah dengan keras, sampai membuat rumah itu hancur.

Dhuar

Dhuar

Ledakan terdengar dari arah Xavier, membuat Xavier terluka walau tidak terlalu parah.

"Kau harus mati" marah pria itu sambil terus melayangkan serangan ke arah Xavier membuat debu berterbangan dan menutupi tubuh Xavier, tapi Xavier tidak melawan sama sekali.

"Sudah puas?" tanya Xavier saat pria itu sudah tidak menyerangnya lagi.

"Tidak mungkin" terkejut pria itu saat melihat Xavier masih hidup walau terluka sangat parah.

"Anakmu mendekati Veaku, dan aku tidak suka melihat itu!! Jadi aku bunuh saja dia, tapi-sepertinya kau akan menyusul anakmu itu" seringai Xavier sambil menghancurkan tubuh pria itu menjadi kabut darah, setelah dia mengambil kekuatannya.

"Nona sebentar lagi Xavier akan pergi ke dunia dewaa"

"Apaa? Kenapa sangat cepat?"

"Dia sudah mengambil kekuatan banyak orang, apalagi pria yang terakhir dia bunuh adalah keturunan malaikat yang paling kuat di dunia ini, dan jangan lupa kalau Xavier juga mengambil semua kekuatan iblis di dunia atas"

"Lagi!! Aku ingin lagi" gumam Xavier yang ingin mengambil kekuatan orang lain, tapi di sekitarnya sudah tidak ada orang lagi, dan hanya menyisakan mayat penduduk kota saja.

"Kendalikan dirimu Vier" ujar Vea sambil memeluk tubuh Xavier dari belakang, membuat Xavier membalikkan tubuhnya dan langsung memeluk Vea erat.

"Hiks Vier tidak mau berpisah denganmu sayang!" tangis Xavier membuat Vea sedikit bingung.

"Tidak akan ada yang memisahkan kita Vier"

"Ada!! Hiks dunia dewa hiks, Vier sebentar lagi akan pergi ke dunia dewa, tapi Vier tidak mau berpisah denganmu sayang" ujar Xavier sambil memeluk pinggang Vea posesif sambil menatap Vea dengan mata yang berkaca-kaca.

"Vier hiks VIER TIDAK MAU HUWAAA" tangis Xavier yang semakin keras membuat Vea mengecup berulang kali wajah Xavier agar Xavier tenang.

"Jangan menangis lagi, walau kamu akan pergi ke dunia dewa, aku pasti akan menyusulmu"

"Heem" angguk Xavier.

"Tapi apa kamu bisa mengabulkan permintaanku sebelum aku pergi?" tanya Xavier hati-hari sambil menatap Vea penuh harap.

"Tentu apapun permintaanmu, akan aku turuti" jawab Vea sambil tersenyum tipis, dan itu membuat Xavier tersenyum lebar seber menjatuhkan tubuh Vea ke tanah dan mengungkung tubuhnya.

"Aku ingin itu" ujar Xavier yang di balas anggukan oleh Vea, dan terjadilah hal yang sangat di sukai Xavier sebelum lubang hitam muncul di langit dan menarik tubuhnya.

"HUWAAAA VEAAA MAU VEAA!! VIER TIDAK MAU PERGI" teriak Xavier sambil menangis dan berusaha mendekat ke arah Vea.

"SAYANG BANTU VIER~ VIER MAU SAMA KAMU, VIER TIDAK MAU PERGI HUWAAA" tangis Xavier yang semakin kencang saat dia sudah berada di dekat lubang hitam dengan tubuh yang terus berontak.

"SAYANG KAMU HARUS CEPAT PERGI KE ALAM DEWA SEBELUM AKU MENJADI GILA" lanjutnya sebelum dirinya sepenuhnya masuk ke dalam lubang hitam itu.

"Perasaan gue dia udah gila dari dulu" gumam Vea saat mendengar perkataan terakhir Xavier sebelum pergi.

Sedangkan di posisi Xavier, dia sedang berada di sebuah taman dengan beberapa orang yang mengelilingi tubuhnya sambil menodongkan senjatanya ke arah Xavier.

"Dia sangat lemah, tapi kenapa dia bisa naik ke alam dewa??" tanya salah satu dari mereka.

"Dia sudah cukup kuat di alam atas, jadi dia pergi ke alam dewa dan akan menjadi budak di sini" jawab yang lain dengan senyum remeh, membuat Xavier tidak suka.

"Aku tidak lemah sialan" marah Xavier sambil menatap tajam mereka, membuat mereka semua tertawa.

Karena jengkel dengan mereka, Xavier mulai menyerang mereka dan tentu mereka melawan Xavier walau sempat lengah tapi karena kekuatan mereka yang berada jauh di atas Xavier, membuat mereka mudah mengalahkan Xavier, bahkan kondisi Xavier juga jauh dari kata baik.

"Benarkah kataku? Kalau kau itu lemah, dan kau akan menjadi budak di sini" ujar salah satu dari mereka sambil menyeret tubuh Xavier, sedangkan Xavier hanya pasrah saat tubuhnya di seret karena lukanya yang lumayan parah walau hanya sebentar bertarung dengan mereka.

'Mereka memang kuat, tapi aku akan menjadi yang terkuat di dunia ini sebelum Vea datang ke sini, agar Vea tidak merasakan apa yang aku rasakan' tekad Xavier.

"Huft sepertinya ada yang aku lupakan" pikir Vea bingung seakan dia lupa sesuatu.

"Anda lupa dengan Zavier nona"

"ASTAGA GUE LUPA KALAU PUNYA ANAK" kaget Vea saat sadar kalau tidak bertemu Zavier sedari tadi.

"Sis apa lo tahu dimana Zavier??" tanya Vea.

"Saya tahu nona! Saya akan meneleportasikan anda ke tempat Zavier"

"Dimana Zavier??" bingung Vea sambil melihat sekitar, tapi tiba-tiba terdekat suara tangisan.

Karena penasaran Vea berjalan mencari asal suara itu dengan hati-hati, karena dia sempat di peringatkan sistem kalau hutan ini sangat berbahaya, karena jika sudah masuk hutan ini maka tidak akan bisa kembali.

"Bukankah hutan ini dimana gue nemuin Zavier?? Dan di hutan ini juga gue terpisah sama Zavier" gumam Vea sambil melihat hutan yang tidak asing di matanya, sebelum dia melihat seorang anak kecil berusia 2 tahun sedang menangis dan seorang pria dewasa dengan rombongannya sedang menenangkan anak kecil itu.

"Hey nak dimana orang tuamu??" tanya pria dewasa itu sambil menggendong anak itu.

"Hiks aku tidak tahu hiks" tangis anak itu, tapi Vea sempat melihat kalau anak itu menyeringai walau hanya sebentar.

"Tenanglah kami akan membawamu ke orang tuamu" sahut seorang wanita.

"Terimakasih tapi sebelum itu aku meminta maaf" ujar anak kecil itu sambil menundukkan kepalanya.

"Minta maaf karena apa?"

"Minta maaf karena aku akan membunuh kalian" jawabnya sambil menatap mereka dengan seringainya.

Vea~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang