Aroma embun pagi yang selalu setia menemani aktivitas jalan pagi Mayumi, kali ini membawanya hanyut dalam memori 15 tahun yang lalu. Siapa sangka, Mayumi yang merupakan gadis ceria ternyata memiliki luka dalam yang sulit ia sembuhkan. Ya, luka yang ia dapati dari sikap orang-orang terdekatnya kala itu. Entah mengapa setiap moment itu terbesit dalam pikirannya, ia selalu saja menyalahkan diri dan hidupnya. Menurutnya apa yang terjadi padanya sangatlah tidak adil.
"dreettt...dreettt.." suara getar ponsel Mayumi membuyarkan lamunannya.
Pagi ini Mayumi menyempatkan diri untuk berolahraga sebelum memulai aktivitasnya yang padat. Jalan pagi dengan santai menjadi pilihannya kali ini, baginya sudah mengeluarkan keringat saja sudah membuang racun-racun stres dalam tubuhnya.
"Yumii, lo dimana sih? gua cariin juga di ruangan gak keliatan batang hidungnya. jangan bilang masih di rumah lo ya?" sahut Gabby yang sedikit membentak karena kesal tidak menemukan Mayumi di ruangannya. "Hahaa iya kan lo tau gua perlu yang namanya olahraga pagi dulu nih, biar gak stres banget menghadapi hari-hari kerja gua. Kenapa sih? Bos cari gua ya?" jawab Mayumi yang dengan santai menyikapi amarah Gabby.
Mayumi dan Gabby sudah bersahabat sejak masa kuliah, hingga saat ini mereka bahkan bekerja di kantor yang sama, hanya saja berada di divisi yang berbeda.
Setelah menutup telepon dari Gabby, Mayumi bergegas menuju rumah untuk kembali dari jalan santainya dan bersiap-siap berangkat ke kantor. Ia panik, karena tidak biasanya Gabby menelponnya pagi-pagi begini kalau bukan karena di cari bos, "Duh, gua lakuin kesalahan apa ya?" batin Mayumi sambil memikirkan kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga membuat Pak Aidan marah kepadanya. kali ini, ia tidak bisa bersiap dengan santai, selama perjalanan menuju kantor ia hanya memikirkan kesalahan apa yang telah ia perbuat. Ya, namanya juga manusia overthinking, yang belum ia ketahui saja sudah ia pikirkan berlarut-larut. Itulah Mayumi.
Sepanjang perjalanan menuju kantor, pikirannya tak luput dari apa yang ia lakukan dengan pekerjaannya. Bahkan yang biasanya bisa menikmati jalanan ramai dan sesak, kini pikirannyalah yang begitu ramai dan terasa sangat sesak. "Oke Mayumi, keep calm, please!" batin Mayumi yang mencoba menenangkan dirinya. Usaha untuk mengalihkan pikirannya perlahan membuahkan hasil. Secarik kertas putih dan satu buah pulpen ia keluarkan dari tas ranselnya. Yaps, ia mencoba alihkan pikirannya yang berisik dengan membuat coretan di kertas putih.
"Selamat pagi semua!" Sapa Mayumi dengan senyum sumringah sambil membuka pintu ruangan divisinya. Mayumi yang diam-diam melirik ke ruangan Pak Aidan seketika menghela nafas lega saat melihat pak Aidan tidak ada di ruangannya. "Pak Aidan engga ada di ruangannya, trus dia dimana? Apa Gabby bohongin gue ya?" batin Mayumi yang menuduh Gabby membohonginya. Ia langsung bergegas meletakkan ranselnya dan menuju meja sebelah, sambil berbisik Mayumi bertanya pada partner kerjanya,
"Bill, Pak Aidan tadi cari gua ya? Ada apa sih?" bisiknya pada Sabilla.
"Iya Yum, lo di suruh tunggu di ruangan pak Aidan. Gue kurang tau sih ada apa, tapi tenang aja, mood pak Aidan lagi bagus kok, gue yakin hari ini lo gak disuruh kerja bagai kuda, Yum. hahaha." jawab Sabilla dengan ledekannya.Mayumi segera memasuki ruangan Pak Aidan, selang beberapa menit Mayumi melihat Pak Aidan yang berjalan cepat menghampirinya. Jantung Mayumi berdegup kencang. Bukan! bukan karena ia memiliki perasaan kepada Pak Aidan, tetapi ia memiliki feeling Pak Aidan akan memarahinya. "Pagi Mayumi. bagaimana perjalananmu menuju kantor pagi ini?" Sapa Pak Aidan sembari melemparkan senyum manisnya kepada Mayumi.
"Pagi pak, ya lumayan lancar tidak begitu macet." Mayumi menjawab dengan gelagapan. "Ada apa sebenarnya ini? kenapa Pak Aidan pagi ini beda sekali? hmm gue jadi curiga sih. Mau positive thinking tapi ini Pak Aidan, aduhhh tenang Mayumi.. tenang." batinnya yang menahan rasa gugup dan tidak sabar mendengar kata-kata berikut yang akan dilontarkan bisnya itu.
Pak Aidan terkenal dengan moodnya yang berubah-ubah dan killer yang luar biasa. Setelah hampir 4 tahun lamanya Mayumi bekerja di bawah pimpinan Pak Aidan, jarang sekali ia melihat bosnya itu melempar senyum manis kepada karyawannya. ya, terkecuali ketika mendapati hasil evaluasi kinerja karyawannya yang bagus, tapi tidak kepada Mayumi.
----------------------------
Haii.. Ini tulisan kedua ku di Wattpad. Untuk yg pertama lama vakum, semoga yg kedua bisa sampai finish ya.
Boleh banget untuk saran dan kritik dari teman-teman^^
Selamat menikmati🤍
YOU ARE READING
Mayumi's Story
Non-FictionSeorang wanita bernama Mayumi menemukan dirinya terperangkap dalam belenggu pikiran yang tak terputus, memikirkan segala kemungkinan dan konsekuensi yang mungkin terjadi, ia ingin sekali bebas dari perangkap pikirannya itu. Ia memutuskan untuk menin...