06. Perhatian

65 43 32
                                    

Pukul 17.00 dan langit masih begitu cerah. Sebuah sedan hitam yang melaju di bawahnya memasuki sebuah area pembangunan. Jam pulang yang sudah tiba membuat jalanan di area tersebut begitu ramai oleh para pekerja yang berhamburan keluar menuju gerbang. Keramaian yang membuat Karl harus menurunkan laju mobilnya.

Osean Cluster Residence merupakan sebuah hunian yang masih dalam tahap penyelesaian. Letaknya yang berada di dataran tinggi membuat suhu udara di area tersebut sedikit lebih dingin dibandingkan dengan Osean Dream Resort yang tadi Zhou sambangi. Hunian itu diperkirakan rampung sekitar tiga bulanan lagi. Jarak tempuh dari Osean Dream Resort ke tempat ini hanya memakan waktu kurang dari satu jam perjalanan jika tidak ada kendala.

Zhou yang kemudian turun dari sedan hitamnya dengan dibantu oleh Karl. Ia pun melangkah menuju paviliun dengan penuh kehati-hatian. Kedatangannya langsung disambut oleh dua orang pria yang masih mengenakan seragam proyeknya. Salah satu dari mereka segera menarik kursi untuk Zhou tempati.

"Selamat datang, Tuan Zhou." Andrew, pria berusia 40-an itu tersenyum ramah. Ia yang merupakan arsitek dalam proyek ini. Sementara rekannya yang satu lagi bernama Atlas. Pria itu berusia sekitar 50-an. Atlas sendiri merupakan teknik sipil.

"Bagaimana perkembangannya? Apa masalah itu sudah selesai?" Zhou memandangi mereka dengan penasaran. Rautnya yang berubah khawatir mengingat permasalahan yang baru-baru ini terjadi di tempat ini.

"Semuanya berjalan lancar, tuan. Kami sudah menemukan solusi untuk jalan air yang sempat bermasalah. Dan untuk hal-hal lainnya juga sudah kami atasi. Pembangunan ini kembali berjalan dengan baik." Atlas memberi jawaban. Dia mengangguk, meyakinkan Zhou bahwa semua masalah itu sudah mereka tangani dengan baik.

"Bagus." Zhou tersenyum lega mendengarnya. Wajahnya yang kemudian ia tolehkan ke samping kanannya, memandang jauh kenampakan proyek di bawah sana. Zhou begitu puas dengan hasil kerja orang-orangnya.

Pemandangan yang begitu indah yang ia lihat dari atas paviliun. Ia terdiam untuk beberapa saat memandangi matahari yang mulai turun di ufuk barat. Semburat jingga yang begitu indah dan menenangkan. Zhou terpesona dengan keindahannya. Keindahan itu seakan-akan tidak memperbolehkannya untuk berpaling dari sana.

"Fadlan mana?" Tanya Karl pada mereka.

"Fadlan dalam perjalanan keluar kota, tuan. Dia mencari beberapa pekerja tambahan di sana." Jawab Andrew.

"Kapan dia kembali?"

"Kemungkinan besok."

Karl mengangguk paham. Pria itu kemudian merogoh ponsel di saku jasnya. Ponsel itu merupakan ponsel milik sang tuan yang beberapa waktu lalu dititipkan padanya. Sebuah panggilan yang masuk dengan menampakkan nama Zeline membuat Karl segera memberitahukannya pada pemiliknya.

"Nona Zeline menelfon." Tuturnya cukup pelan membuat kedua orang di seberangnya menatap penuh penasaran.

"Biarkan saja." Zhou tak peduli dengan panggilan telfon dari Zeline. Ia yang kemudian bangkit berdiri, meraih kruknya lalu berjalan menuju sisian paviliun. Berdiam diri di sana cukup lama. Zhou sedang mengagumi keindahan arsitektur dari bangunan-bangunan yang berdiri di hadapannya.

...

"Jadi kapan mereka akan pulang?"

"Saya kurang tahu nona. Tapi sepertinya mereka akan kembali sebelum makan malam tiba."

Hembusan napas kasar dengan wajah yang begitu kesal. Wanita itu kemudian mendudukkan dirinya di sofa seraya bersidekap dada. Tatapannya yang begitu sinis memandangi ponselnya yang tergeletak di meja. Zeline begitu kesal karena Zhou tak kunjung mengangkat panggilannya.

Be your priority | Obsession; Love and hate (New story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang