Warn: Typo bertebaran, OOC, Menggunakan bahasa Baku/Non-Baku
Happy Reading~
.
.
.
“Kei, sudah lama kau tidak mengajakku pulang seperti ini, tumben sekali.” Ujar Yamaguchi merasa gembira karena dirinya dan Tsukishima bisa pulang bersama setelah sekian lama.
“Aku sedang tidak ada agenda apapun pada hari ini.” Tsukishima hanya menjawab singkat.
Yamaguchi tersenyum lebar, “Biarpun begitu aku tetap saja senang. Mau bagaimanapun juga kita berdua jarang-jarang bisa seperti ini loh!”
“Ya.” Lagi-lagi Tsukishima menjawab datar.
“Sore nanti ayo kita pergi berkencan, kita pergi ke cafe yang sering kita kunjungi saat SMP.” Bujuk Yamaguchi kepada sang kekasih.
Tsukishima menggeleng pelan, “Maaf, aku tidak bisa. Aku sudah berjanji pada Ibuku untuk mengantarkannya pergi ke pasar sore nanti.”
“Begitu ya..” Raut wajah Yamaguchi berubah menjadi murung, namun sebisa mungkin dia memaksakan untuk tersenyum, “Tidak apa..”
“Maaf ya, tapi sebagai gantinya akhir pekan nanti aku akan mengajakmu ke toko buku dan kita makan es krim bersama, bagaimana?”
Mata Yamaguchi berbinar bersemangat, “Sungguh? Baiklah, aku mau! Terimakasih, Kei.” Yamaguchi memeluk erat Tsukishima, Tsukishima pun membalas balik pelukannya.
‘Maaf..’ Gumam Tsukishima di dalam hati.
“Baiklah, sampai jumpa besok, Kei!” Yamaguchi melambaikan tangannya kepada Tsukishima saat akan berpisah di persimpangan.
“Sampai jumpa besok, Yamaguchi.” Ucap Tsukishima sembari membalas lambaian tangan Yamaguchi kemudian ikut beranjak pergi meninggalkan persimpangan.
Sesampainya di kediamannya, Tsukishima langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu segera mengganti pakaian dan mengeringkan rambut. Kemudian Tsukishima membaringkan tubuhnya di kasur.
Tsukishima menghela napas panjang, hari ini terasa begitu berat baginya. Tsukishima tidak tahu mengapa saat bersama dengan Yamaguchi energinya lebih cepat terkuras, padahal mereka berdua hanya mengobrolkan hal-hal ringan.
Yamaguchi bukanlah orang yang cerewet, tetapi mengapa Tsukishima selalu lelah dengan sifatnya? Yamaguchi juga bisa melakukan semuanya sendiri, tetapi Tsukishima selalu mengeluh saat di suruh meluangkan waktu untuk Yamaguchi walaupun cuma sebentar.
“Kenapa aku masih belum bisa melupakannya..?” Tsukishima menatap langit-langit kamarnya. Gambar Matahari dan Bulan yang saling berdampingan mengingatkannya akan kenangan lama.
“Shoyou..” Gumam Tsukishima dengan nada lirih, “Maaf, aku merindukanmu lagi..”
Mata Tsukishima mulai berlinang air mata ketika mengingat kembali kenangan lama saat dirinya masih bersama Hinata Shoyou.
“Maafkan aku, Shoyou. Aku menarik kembali semua ucapan yang aku katakan padamu waktu itu. Aku bohong, sampai saat ini pun aku masih sangat mencintaimu.”
Tangis Tsukishima pecah. Tsukishima sangat ingat betapa mesranya hubungan dirinya dan Hinata dulu. Namun, mereka harus putus Tsukishima salah paham dan mengira kalau Hinata berselingkuh dengan Kageyama.
Tsukishima yang memutuskan Hinata pertama kali dan kini dirinya menyesal. Padahal dulu Hinata terus memohon padanya, namun Tsukishima lebih mementingkan ego dibanding kelanjutan hubungan mereka.
Tsukishima yang merasa frustasi kemudian dihibur oleh Yamaguchi. Saat itu Tsukishima tahu jika Yamaguchi menyukai dirinya. Sehingga Tsukishima memiliki ide berkencan dengan Yamaguchi sebagai bentuk pelampiasan dan objek agar Hinata cemburu. Tambahan, karena Tsukishima merasa kasihan padanya.
Akan tetapi, setelah Tsukishima mengetahui bahwa kejadian itu hanya kesalahpahaman, Tsukishima pun berusaha membujuk Hinata agar memberinya kesempatan kedua. Namun, Hinata menolak karena sudah terlanjur kecewa dengan sikap Tsukishima.
Tsukishima ingin sekali memutar waktu dan memperbaiki semuanya. Jujur saja, meski sudah bersama Yamaguchi, hati Tsukishima hanyalah untuk Hinata seorang. Tsukishima hanya menganggap Yamaguchi sebagai sahabat masa kecil, tidak lebih.
Sampai saat ini mereka masih tetapi bersama. Rasa cinta Yamaguchi kepada Tsukishima yang begitu tulus membuatnya memilih untuk bertahan, meskipun dirinya tahu kalau Tsukishima sama sekali tidak mencintainya. Yamaguchi berpikir, jika suatu hari nanti Tsukishima akan membukakan hati untuknya.
Setelah cukup lama melamun, Tsukishima mengambil ponselnya dan mencari kontak seseorang, kemudian Tsukishima menelponnya.
“Halo?”
“Yamaguchi.”
“Ah, Kei! Ada apa? Tumben sekali kau menelponku malam-malam begini.”
“Maaf jika aku mengganggumu, ada yang ingin aku sampaikan padamu dan ini sangat penting.”
“Katakanlah, Kei.”
Tsukishima menghela napas, “Ayo kita putus.”
“. . .” Untuk beberapa saat, Yamaguchi terdiam.
“Yamaguchi?” Panggil Tsukishima lagi.
Tak lama kemudian kembali terdengar suara isak tangis dari seberang telepon, “Kenapa, Kei..? Apa salahku, kumohon, hiks.. Aku tidak mau kita putus, Kei..” Tangisan Yamaguchi mulai pecah.
Tsukishima yang mendengar suara tangisan Yamaguchi sudah langsung dapat membayangkan wajah Yamaguchi sekarang.
“Maaf, tapi aku merasa kita tidak dapat melanjutkan hubungan ini lagi, Yamaguchi.”
“Tapi kenapa, Kei?!”
“Jujur saja, sejak awal aku sama sekali tidak pernah mencintaimu sedikitpun. Aku hanya menjadikanmu sebagai tempat pelampiasan semua rasa kesalku. Dan jujur, sampai saat ini aku masih mencintai Hinata..”
“Jadi selama ini kau hanya menjadikan aku sebagai pelampiasan? Kupikir kau menerima perasaanku karena kau mau membukakan hatimu untukku, tapi siapa sangka kau menerimaku hanya merasa kasihan padaku.”
“Kau Jahat! Kau memang pria brengsek!”
“Maaf..” Hanya itu yang dapat Tsukishima katakan. Ya Tuhan, tolong maafkan dirinya.
“Terimakasih untuk waktu tidak ikhlas mu yang telah kau berikan padaku selama ini, aku harap kau melupakan semua yang telah terjadi,” beberapa detik terjeda lalu ia berkata, “Aku membencimu, Kei!”
Telepon diputuskan secara sepihak oleh Yamaguchi. Sementara Tsukishima hanya terdiam tak bersuara. Untuk yang kedua kalinya dia telah menyakiti hati orang yang begitu baik padanya. Tapi setidaknya Tsukishima tidak akan lagi larut dalam rasa bersalah lebih jauh.
“Semua telah berakhir.”
Tsukishima akan banyak belajar dari kejadian hari ini. Tetapi rasa bersalah yang mendalam itu akan terus melekat diingatan Tsukishima seumur hidup.
Fin.
See you in the next one-shot!
Friday, 5 April 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗨𝗡𝗦𝗛𝗜𝗡𝗘 & 𝗠𝗢𝗢𝗡𝗟𝗜𝗚𝗛𝗧
RandomHanya sebuah cerita random yang saya buat karena akhir-akhir ini saya lagi suka sama shipper TsukiHina. Bagi yang berminat untuk membacanya jangan lupa untuk mampir dan vote untuk kelanjutan cerita saya. Disclaimer‼️ •~Cerita ini murni berasal dari...