Berlatar waktu 1000 tahun lalu...
Ketika Neura masih didominasi oleh kerajaan-kerajaan yang belum terintegrasi menjadi sebuah negara...
Seorang bayi laki-laki lahir di tengah kekacauan perang yang melanda kerajaannya. Bayi itu diberi nama Vyn, yang kelak dikenal sebagai Conqueror Demon.
Masa kecil Vin dihabiskan dengan penuh kebahagiaan di pesisir kerajaan, jauh dari hiruk-pikuk medan perang. Ayahnya, seorang ksatria gagah berani, mengabdikan hidupnya untuk melindungi kerajaan, sementara ibunya, seorang peternak kuda yang terampil, mengurus kuda-kuda mereka dengan kasih sayang dan ketekunan. Meskipun keluarga mereka hidup sederhana di desa kecil, mereka dikelilingi oleh cinta dan dukungan. Seorang pembantu setia juga turut menjaga keseharian mereka, membantu mengurus rumah tangga dengan penuh dedikasi.
Ada sesuatu yang membuat Vyn berbeda dari anak-anak seusianya. Sejak kecil, ia terpesona oleh pedang dan senjata tajam lainnya, merasakan ketegangan dan kegembiraan saat memegangnya. Sering kali, ia mencuri waktu untuk masuk ke kamar ayahnya, seorang ksatria terhormat, hanya untuk mengagumi dan memainkan pedang yang tergantung di dinding. Namun, saat ibunya mengetahui kebiasaannya, dia segera melarang Vyn mendekati senjata-senjata itu, menegaskan bahwa senjata hanya membawa kehancuran dan penderitaan. Larangan itu justru membuat Vyn semakin penasaran, menumbuhkan rasa ingin tahunya yang membara dan keinginan untuk menantang batasan yang dikenakan padanya.
Semua berlangsung normal, hingga akhirnya perang yang terjadi semakin memburuk. Ketika Vyn berusia 8 tahun, Ayah dari Vyn tewas di Medan perang dan pasukan kerajaan mulai dipukul mundur, memaksa Vyn, ibunya Vyn, dan pembantunya melarikan diri dari desa menggunakan kereta kuda.
Pada sore hari , Vyn hanya duduk di pangkuan ibunya, merasa bingung dengan semua yang terjadi. Ibunya Vyn nampak sedih sambil mengelus kepala putranya.
"Ibu, ada apa?"tanya Vyn dengan nada datar.
"Tidak apa-apa, sayangku. Kita hanya pergi ke tempat yang lebih aman."kata ibunya Vyn.
"Tempat yang lebih aman?"tanya Vyn.
"Iya, tempat dimana kita bertiga bisa hidup dengan aman dan tentram."kata ibunya Vyn.
Setelah beberapa saat, tiba-tiba kereta kuda berhenti. Semua orang nampak kebingungan. Ibunya Vyn merangkak ke depan dan mendekati kusir itu. Dia bertanya,"ada apa, pak? Mengapa berhenti?"
Kusir itu menjawab sambil menunjuk ke depan,"Disana... Kita dikepung..."
Nampak dari kejauhan, sekelompok prajurit sudah berkerumun dari segala arah dan siap menyerbu Vyn dengan dipimpin oleh seorang kapten. Dan lainnya. Melihat hal itu, semua orang nampak panik, termasuk Vyn.
"CEPAT, PUTAR BALIK!"teriak ibunya Vyn.
Kusir itu segera menarik tali kekang kudanya, memutar kereta kuda dengan cepat. Kereta itu melesat dengan kecepatan tinggi, namun tak disangka, kuda-kuda para prajurit jauh lebih cepat. Dalam waktu singkat, mereka berhasil menyalip kereta dan menghadangnya. Terpaksa, kusir pun menghentikan kedua kudanya, tak lagi memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Kusir itu segera turun dari kereta dan jatuh bersujud di depan para prajurit. "Tolong, Pak! Saya tidak tahu apa-apa tentang ini! Saya hanya seorang kusir yang dibayar untuk bekerja."
Vyn, yang penasaran, hampir saja keluar dari kereta untuk melihat apa yang terjadi, namun ibunya dengan cepat meraih lengannya, menariknya kembali ke dalam. "Tidak, Vyn. Mereka bukan orang yang bisa kita percaya," bisiknya tegas, matanya dipenuhi kekhawatiran.
Salah satu prajurit di depan dengan kasar mendorong kusir itu ke tanah. "DIAM!" bentaknya dengan suara keras, penuh ancaman. Tanpa ragu, dia melangkah mendekati kereta kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend, Warrior From Neura (Volume 6)
FantasyVolume 6 : Lanjutan dari Volume 5, Setelah perlawanan terhadap Legend Hazard berakhir, Emirio menghilang tanpa jejak. Mengetahui musuh sebenarnya berada di ibukota Cileya, Naufal dan lainnya kembali ke Eavaja. Kini mereka harus bersiap dengan perte...