16 - Sambutan yang Menarik

47 20 2
                                    

Di jaman sekarang, menegur orang yang berbuat kesalahan itu ibarat koperasi simpan pinjam yang menagih kepada nasabah. Dia yang salah Dia juga yang marah

•┈┈┈••✦ :💔: ✦••┈┈┈•


Selesai sudah perjalanan enam sekawan di Bandung pada hari ini. Di Bandung, mereka hanya mengunjungi Kawah Putih dan Jalan Braga saja. Pukul 6 sore mereka memutuskan untuk pulang ke Jakarta, yang sampai sekitar pukul 20:45 dengan keahlian Sadam dalam menyetir. Mobil yang dikendarai oleh Sadam itu sudah berada di jalan depan komplek Sera

Sera meregangkan otot tubuhnya untuk beberapa saat, "makasih yaa waktunya untuk hari ini teman-temanku tercintaaa."

"Jangan cium Gue!" tegas Gwen saat melihat Sera mengarahkan bibirnya ke pipi Gwen

"Cium Gue aja, Na," tawar Robin

"Aku cium diri sendiri aja, Sadam makasih udah mau bawa mobil ini dari Jakarta ke Bandung yaa, Robin makasih juga ngga mintain uang bensin ke kita, hehe," ucap Sera diakhiri cengiran

"Iya udah Lo cepet turun ngga?! Udah pegel banget nih badan Gue, pengin balik."

"Iya-iya maaf, yaudah aku pulang," pamit Sera dengan membawa banyak barang miliknya

Sadam membunyikan klakson sebelum mobil itu beranjak untuk pergi, dibalas anggukkan oleh Sera yang lumayan sudah mengantuk

Danantya yang dari tadi menunggu Sera di pos satpam, kini berjalan mendekati Sera

"Banyak banget barang bawaan Lo," ucap Danantya tiba-tiba

Sera terkejut mendengarnya, "DANAN! Bisa ngga sih jangan selalu muncul tiba-tiba?"

"Ya Gue datangnya dari belakang."

"Minimal sapa Aku dulu, jangan langsung ngomong."

"Sera,"

"Telat, udah mending bantuin Aku bawa barang ini ke mobil kamu." Tanpa bertanya lagi, Danantya segera membawa barang yang Sera bawa

"Saya pulang ya, Pak," pamit Danantya kepada Pak Dheny selaku satpam komplek

"Loh kita belum selesai main caturnya, Mas."

"Besok deh, Pak, kalo Saya ada waktu."

"Boleh ngga, Pak, Sera jadi jurinya?" teriak Sera dari dalam mobil

"Boleh banget, Mba. Besok ya pertandingan antara Saya dan Mas Danantya,"

"Siaaap!" Sera mengacungkan jempolnya

"Duluan ya, Pak!" Pak Dheny mengangguk sebagai jawaban

✼ • ┈┈┈┈┈┈ 🌻 ┈┈┈┈┈┈ • ✼

Mobil Danantya sudah berada di depan rumah Sera. Namun, Sera masih enggan untuk keluar dari mobil

Sera menggigit kuku jarinya sambil memandangi rumah, "Aku udah ngantuk banget pengin tidur, tapi takut Ayah tau kalo Aku perginya ngga sama Kamu."

"Ngga mungkin tau, kayanya dari tadi Om Indra di rumah terus."

"Takutnya Ayah minta orang buat mata-matain Aku, sesayang itu Ayah sama Aku."

Atau takut anaknya bohong mungkin? batin Sera

"Jangan mikir yang ngga-ngga, bocil." Danantya mencubit hidung Sera

"Lagipula kurang kerjaan banget nyewa mata-mata sampai Bandung," lanjutnya dengan tertawa

"Siapa tau yaaa," ucap Sera mengerucutkan bibirnya

Hadiah dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang