0- Prolog

139 23 8
                                    

Napasnya begitu tersengal-sengal diiringi peluh yang membasahi kening, berpegangan pada tiang koridor sambil mengatur deru napasnya yang memburu. Netra hazel tersebut tampak berkaca-kaca menahan bendungan air yang menumpuk di kelopak matanya.

Sekujur tubuhnya benar-benar bergetar, tetapi berusaha ia tahan untuk meyakinkan dirinya bahwa ia akan selamat. Tak hanya itu, keringat juga membuat bajunya hampir basah kuyup setelah berlari begitu lama untuk menghindari seseorang yang terlihat seperti monster di bayangannya saat ini.

Mengelap peluh yang membasahi dagu dengan punggung tangan, netra hazel tersebut spontan membulat lebar ketika mendengar derap langkah kaki dari kejauhan hampir mendekatinya. Dengan tenaga yang tersisa, meski kini kakinya benar-benar tidak kuat untuk berlari lagi.

Namun, gadis itu tetap mencoba berlari dan langsung bersembunyi di balik tembok samping kelas. Ditambah, di sana juga ada tumpukan papan kayu lainnya, sehingga membuat gadis itu bisa menyembunyikan dirinya meskipun itu hanya kemungkinan kecil dapat selamat dari monster tersebut.

Di tengah ketakutannya dalam menyembunyikan diri, tangan kirinya yang bebas diam-diam mengambil tongkat kayu di sebelahnya untuk berjaga-jaga. Kemudian, mendadak suara berat terdengar bergumam begitu dekat di sampingnya seperti makhluk tak kasat mata. "Amanda~ ... di mana kau?"

Jantungnya mendadak berpacu dengan cepat, mau berusaha bagaimanapun agar tidak takut. Gadis itu-Amanda-tetap saja tidak bisa melawan rasa takutnya yang begitu menggebu-gebu. Lalu tanpa diduga, monster tersebut membuka papan kayu yang menjadi persembunyian Amanda dan memandang gadis itu dengan seringainya.

"Hi my girl, there you are."

Bugh!

Amanda lantas berdiri dan melayangkan pukulan ke arah kepala pemuda yang ia sebut monster itu dengan begitu kuat, ia menggunakan tongkat kayu sebagai senjatanya. Lagi-lagi sekujur tubuh Amanda, terutama tangan gadis itu bergetar hebat. Sementara yang dipukul, merasakan pusing hingga rasanya pemuda itu ingin pingsan, tetapi tak melupakan niatnya yang menginginkan gadis malang tersebut.

"Pergi lo dari sini! Jangan ganggu gua! Lo engga waras setan!" seru Amanda tegas.

"Kalau aku harus pergi, kau juga harus ikut aku!" Baru saja pemuda itu hendak menyergap Amanda, gadis itu kembali melayangkan pukulan dengan netra yang membulat lebar.

Amanda beberapa kali mencoba melindungi dirinya dari pemuda tersebut dengan melayangkan pukulan menggunakan tongkat di tangannya, bahkan hingga kepala pemuda itu bocor dan mulai oleng. Namun, pemuda itu tampak tak ingin menyerah. Merasa tak ada pilihan lain, Amanda pun mundur sambil melempar tongkatnya ke sembarang arah.

Gadis itu langsung mengambil batu berukuran sedang di dekat kakinya dan melemparkannya dengan kuat tepat ke arah pemuda tersebut yang kembali ingin menyerangnya. Batu itu pun melayang dengan kasar di wajah pemuda itu hingga membuatnya terjatuh di tanah dalam posisi terbaring.

Tangan Amanda bergetar hebat, apa yang sudah ia lakukan? Tapi ia hanya melindungi diri, bukankah jika dalam situasi ini memang tidak apa-apa jika dirinya tak sengaja membunuh seseorang yang telah menggangunya? Mendekati pemuda tersebut, Amanda menggeser batu yang menindih wajahnya, sehingga terlihat luka serta kening pemuda itu yang mengalirkan darah dengan deras.

Menarik napas dalam-dalam berusaha menenangkan dirinya, Amanda mengecek napas serta denyut nadi pemuda tersebut yang ternyata sudah tidak terasa lagi. Gadis itu menitihkan air mata sambil menutup mulutnya, ia mengatai dirinya sendiri dalam hati setelah menyadari perbuatan buruknya.

Kembali menarik napas panjang lalu diembuskan, Amanda pun menarik kedua kaki pemuda tersebut menuju suatu tempat dan memasukkannya ke dalam sana lalu menutupinya dari luar. Ia hanya menggunakan sebatang kayu yang ditaruh dibawah kenop pintu sebagai penghalang, entah apa yang Amanda pikirkan. Gadis itu pun tak tahu apa yang sedang ia lakukan.

Memegangi siku kanannya, Amanda pun meninggalkan tempat tersebut dengan keheningan yang menyapa.

Bersambung

Holaaa semua Rena~ a.k.a Readers Rayna🔥

Ini adalah buku pertama Auray yang akan menjadi bagian dari projek EWAcademy. Yang baca buku ini jangan lupa votmen dan share ya...!

Selain itu, jangan lupa baca buku Auray yang lainnya juga~ untuk  She's My Best Friend (SMBF) statusnya telah tamat, sedangkan Antara Nada dan Aksara (TANARA) statusnya sedang on going!

YUK SCROLL BUAT BACA BAB PERTAMA 👇

Night Screams✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang