ROSEANNE menatap iPadnya yang memperlihatkan wajah Jeffrey yang tertidur pulas. Ia sudah tak berjumpa dengan Jeffrey selama 2 bulan lamanya. Tentu saja karena jadwal Jeffrey sangat penuh sehingga ia tidak bisa kembali lagi ke rumahnya.
Dan selama 2 bulan itulah, hubungan jarak jauh mereka dimulai.
Roseanne melihat sedih Jeffrey yang terlihat kelelahan karena jadwal yang tak ada jeda sama sekali. Pria itu bahkan tidur menghadap kearah iPad dengan memeluk boneka beruang yang diberikan oleh Roseanne di hari ulang tahunnya.
"Lo capek banget ya, Jeff?" lirih Roseanne pelan.
Jeffrey yang sudah terlelap tentu saja tak menjawab pertanyaan dari Roseanne. Tapi yang membuat Roseanne salut dengan Jeffrey adalah sesibuk apapun dirinya, ia akan mengabari Roseanne.
"Mau gue sesibuk apapun, kalau gue maunya elo, ya elo, Rosie. Jadi, jangan overthinking tentang gue deket sama si inilah, sama si itulah. Itu semua gosip untuk menutupi kasus yang sedang disembunyikan."
Benar, Jeffrey berulang kali terkena rumour. Selalu saja mengenai kekasihnya. Wajar saja jikalau Jeffrey ingin menjalin hubungan dengan Roseanne. Ia tidak ingin Roseanne berpikiran negatif tentang berita-berita konyol diluaran sana.
Suara helaan napas Jeffrey terlihat semakin cepat dan tiba-tiba saja ia terbangun. Jeffrey terdiam dengan mata yang memerah. Ia mengedipkan matanya berulang kali.
"Mimpi buruk?" tanya Roseanne.
Jeffrey menganggukkan kepalanya dan menjawab pelan, "Iya."
Roseanne terdiam, Jeffrey memang sering mimpi buruk yang berakhir membuatnya tersadar dari tidurnya. Dan biasanya, Jeffrey tidak bisa tidur lagi karena hal itu.
"Jadi, mimpi apa?" tanya Roseanne.
"Mimpi dikejar zombie rambut panjang," jawab Jeffrey, "alay lagi zombienya."
Roseanne menggerutkan dahinya bingung. "Alay gimana?"
"Awalnya, gue kira ngejar karena mau ngebunuh, ternyata mau fotbar, dia bercita-cita mau jadi seleb zombie." Jeffrey menghela napas, ia menggelengkan kepalanya. "Lo kenapa gak tidur, Tuan Putri?"
Suara Jeffrey terdengar sangat serak, belum lagi ia berusaha untuk membuka matanya lebar-lebar walaupun dirinya sendiri masih sangat mengantuk. Ia ingin tahu dulu jawaban dari Roseanne mengenai pertanyaannya, baru ia akan kembali tidur lagi.
Roseanne menghela napas, "Gak bisa tidur."
Jeffrey mengerucutkan bibirnya kesal, ia pun berkata, "Coba gue gak keluar kota, pasti sudah gue datengin rumah lo."
Ya, itulah kebiasaan Jeffrey. Jika ia tahu Roseanne tidak bisa tidur, ia akan pergi menjemput wanita cantik itu dan pergi mengajaknya night drive walaupun hanya sekedar berkeliling kota saja.
Roseanne tersenyum tipis. Mereka berdua saling berpandangan tanpa berkata. Mata merah Jeffrey menandakan jikalau ia sangat mengantuk dan Roseanne yang setia melihat Jeffrey menguap berulang kali.
"Nanti ... kalau gue balik, mau peluk, ya?" lirih Jeffrey pelan. "Gue kangen sama lo, Rosie."
Roseanne menganggukkan kepalanya. "Iya, selesaikan dulu kerjaan, baru pulang."
Jeffrey memejamkan matanya dan menganggukkan kepalanya pelan. "Rosie, I love you."
Dan setelah mengatakan itu, Jeffrey terlelap dengan pulasnya. Roseanne menggelengkan kepalanya dan tertawa. Sepertinya Jeffrey sangat mengantuk, tapi ia masih sempat mengutarakan perasaannya kepada Roseanne.
Roseanne menatap lama iPadnya. Jeffrey kembali tertidur pulas dengan pelukan yang sangat erat kepada boneka beruangnya. Roseanne bergegas untuk tidur juga, karena ia tidak mau datang terlambat ke kafenya.
*****
Kafe milik Roseanne di hari minggu semakin padat pengunjung, entah dari jam siang ataupun sore. Roseanne sendiri kewalahan dengan banyaknya pesanan dari pelanggan yang tak berhenti.
Sejak kafe di buka pukul 9 pagi hingga 12 malam, pesanan dan kedatangan pelanggan tak berhenti. Belum lagi, ada banyak orang yang tiba-tiba memesan bunga di toko bunga miliknya.
Setelah semua pekerjaannya selesai, barulah Roseanne bisa membuka ponselnya sebentar. Roseanne tertegun, ada banyak telepon tidak terjawab hingga pesan masuk dari Jeffrey dari pagi hingga detik ini.
Wajar saja ponselnya dari tadi tak berhenti bergetar di kantong celananya. Ternyata penyebabnya adalah Jeffrey.
Pintu toko bunganya terbuka, Roseanne menggerutkan dahinya sejenak. Bukankah ia sudah mengganti tulisan buka menjadi tutup? Tapi, kenapa masih ada saja orang yang datang di jam tutupnya?
"Kamu kenapa enggak bales pesanku, sih?!"
Oh.. ternyata Jeffrey yang datang.
Jeffrey masuk ke dalam toko bunga tanpa menghiraukan wajah Roseanne yang terkejut dengan kehadiran yang mendadak ini.
Belum lagi, rambutnya yang acak-acakan dan wajah yang terlihat panik semakin membuat Roseanne yakin, bahwa pria di hadapannya ini baru tiba ke kota ini untuk menemuinya.
"Lo baru sampe?" tanya Roseanne.
Jeffrey menghela napas dan menganggukkan kepalanya, ia menjawab, "Iya. Gue dari tadi nge-chat lo, gak lo balas-balas. Daripada gue bingung, mending langsung nyamperin saja. Dari jam 9 malam gue ngabarin mau take off, sampai sekarang lo gak balas-balas."
"Gue khawatir, Rosie."
Roseanne tersenyum tipis, belum lagi Jeffrey mendekatinya perlahan. Ia meraih Roseanne ke dalam pelukan hangatnya dan mulai mengelus-elus rambut panjang wanita cantik itu.
Roseanne tak menjawab sama sekali, ia dengan tenang membalas pelukan Jeffrey dan menepuk pelan punggung pria tampan itu. Suara helaan nafas Jeffrey yang terdengar terburu-buru sudah kembali seperti semula.
"Maaf, ya?" ucap Roseanne lembut.
Jeffrey menganggukkan kepalanya dan semakin mempererat pelukannya. Yang ia butuhkan saat ini adalah kembali mengisi daya energi dengan memeluk Roseanne selama mungkin.
Tak ada ucapan lagi yang keluar, mereka berdua sama-sama memejamkan mata dan sibuk memeluk dengan erat satu sama lain.
Jeffrey yang mendengar helaan napas Roseanne seakan-akan tertidur, mulai melepaskan pelukannya dan menatap wanita cantik itu.
Roseanne masih memejamkan matanya dan melingkarkan tangan di pinggang Jeffrey, wajahnya tentu saja terlihat kelelahan.
"Pulang, ya?" Jeffrey mengusap wajah Roseanne dan merapikan anak rambut di sekitaran wajah cantik Roseanne. "Sudah jam berapa ini. Kita pulang, ya?"
Roseanne menganggukkan kepalanya. Ia membuka matanya dan tersenyum, "Ayo pulang."
Jeffrey membalas senyuman Roseanne. Ia melayangkan kecupan manis di dahi Roseanne dan menggenggam tangan wanita cantik itu. Toh, semuanya sudah dibereskan oleh Roseanne. Ia tinggal kembali lagi ke rumah sambil membawa tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANTRUM ; jaerose lokal
Short StoryTak ada kata diam di dalam kamus kehidupan Jeffrey. Ia dengan senang hati akan mengganggu Roseanne ataupun melangsungkan aksi ketantrumannya hanya untuk meluluhkan wanita cantik itu. Ya, walaupun memang Roseanne sebenarnya lelah dengan keanehan Jeff...