Bel pulang sekolah akan berbunyi sekitar lima menitan lagi. Tepatnya pukul 2 siang untuk anak Junior High School. Jam terakhir kosong di kelas Jungkook hari ini, tapi mereka sudah ada janji dengan kepala sekolah. Dan benar saja, tidak lama sang kepala sekolah masuk kemudian duduk di meja guru pojok kiri. Tidak sedikit murid yang kecewa karena berharap kepala sekolah mereka ini lupa akan janji pertemuan tersebut.
Kelas Jungkook berisi sekitar 20 siswa yang kebanyakan diisi oleh anak laki-laki. Meski mereka baru kelas satu, tapi kelas mereka memiliki predikat kelas paling buruk. Semua murid nakal berkumpul di kelas ini. Malang bagi siswi baik yang masuk di sana.
Jungkook menatap pria emat puluhan yang tepat duduk di depannya, meski ia ada di barisan kedua dari belakang, rasanya tetap menegangkan. Beberapa anak laki-laki pasti merasa tegang juga, ada apa gerangan orang di depan sana masuk ke kelas yang tidak pernah didatangi seseorang dengan jabatan tersebut.
"Bapak cuma minta 15 menit." Meski tidak ada yang ribut, pria itu tahu kalau anak-anak gelisah ingin segera pulang. Beberapa mungkin lapar dan ingin segera makan di rumah masing-masing.
"Keluarkan kue kalian masing-masing dan taruh di atas meja bersama botol air kalian!" Sejak kemarin memang mereka diminta membawa sepotong besar kue bolu seperempat loyang bulat dengan sebotol penuh air. Entah untuk apa itu, mereka belum tau.
"Sekarang makan sebanyak yang kalian bisa hingga kenyang!"
Hampir 10 menit untuk semuanya menyelesaikan makannya. Ada yang habis dan ada juga yang sudah kekenyangan karena sudah makan siang sebelumnya.
"Semuanya sudah?" Semua murid yang tertangkap mata pria itu mengangguk, "Sekarang minum sebanyak yang kalian bisa!" tambahnya.
Semuanya minum dengan tergesa karena ada yang merasa tersedak setelah makan kue barusan. Ada yang membasahi seragam karena terlalu bersemangat meminum airnya.
"Sekarang, bapak hanya ingin kalian sadar. Ketika kalian kekenyangan dengan kue itu, apa kalian masih ingin memakan kue itu lagi saat ini?" Tidak ada yang bersuara, namun semua orang tahu jawabannya.
Setelah kekenyangan memakan kua bolu itu, kamu tidak akan mau memakan kua itu lagi untuk sementara. Selain karena kamu sudah kenyang, kue yang sama dimakan saat masih kenyang hanya akan membuat mual. Mungkin kalau jenis kue yang lain masih bisa.
"Anak-anak, ketika kalian telah memiliki sesuatu, maka hal itu tidaklah terlihat berharga lagi, karena kalian sudah biasa memilikinya. Tapi berbeda bagi orang yang tidak pernah merasakannya, mereka akan menganggap hal itu berharga. Kalau kalian sudah puas, kalian tidak akan mengejarnya lagi, kan?"
"Apakah kalian ingin memakan kua teman kalian? Tidak, karena kalian sudah puas dengan kue kalian sendiri. Artinya, mimpi kalian sudah membuat kalian cukup, untuk apa ingin mengambil mimpi orang lain. Menjatuhkan orang lain untuk dipandang paling hebat."
Tidak ada yang bersuara hingga sang kepala sekolah berlalu keluar. Tanpa berkata pun, semuanya paham maksud pria itu.
Tapi aku tidak sepenuhnya memahami semua penjelasan singkat ini.
Cerita abal-abal ini ditulis untuk mengabadikan mimpi saya pada suatu tidur siang yang terasa amat nyata.
Vote!⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Moon
FanfictionOnescene! Neverending! Boyslove! Hanya mengabadikan ide random dalam bentuk tulisan pendek yang kelewat jelek.