Happy end 🔞

441 31 4
                                    

Tiati ada sedikit adegan 🔞

..
.


"Saku, mau punya mama gak?" tanya Sasuke pas malem-malem rebahan di kamar Sakura.

Sakura yang tadinya asik main game di hape pun langsung menghentikan permainannya. Lalu menatap Sasuke dengan pandangan gak suka. "Gak mau!"

"Loh, kenapa?" tanya Sasuke bingung.

Sakura sendiri malah kebingungan. "Gak tau. Tapi Saku gak butuh mama kan masih ada Oma."

Yang dimaksud Oma itu adalah mama Mikoto. Sabenarnya Sakura harusnya menyebutnya sebagai nenek. Tapi karena Mikoto masih kelihatan awet muda, jadi Mikoto menyuruh Saku tuk memanggilnya Oma saja.

"Hmm, tapi Oma jarang di rumah, loh," kata Sasuke lagi.

Sakura diam berpikir. "Bener juga sih. Tapi Saku tetep gak mau."

"Kalau punya mama, ntar rumah jadi tambah rame. Trus Saku jadi bisa tambah cantik karena didandanin. Ntar di sekolah Saku banyak yang suka loh," bujuk Sasuke lagi.

"Ihh, masa gitu? Tapi Saku kan udah cantik dari lahir," jawab Sakura kecil,bsungguh narsis sekali.

Sasuke menaikan sebelah alisnya. Kalau dipikir-pikir memang pada kenyataannya Saku emang udah cantik dari masih pas bayi.

Dengan itu, Sasuke pun gak jadi cariin mama baru untuk Sakura. Lagipula Sasuke memang belum tertarik mencari seorang istri.

...
..

Tak terasa umur Sakura memasuki usia anak-anak remaja. Sifatnya yang dari kecil cerewet, entah kenapa gedenya jadi lebih kalem. Cerewetnya kadang-kadang aja.

Dan tidak seperti yang Sasuke kira, Sakura dengan sendiri udah pinter dandan. Mungkin karena pergaulan. Sasuke lihat, Sakura punya banyak temen cewek yang suka bersolek.

Dengan begitu Sasuke tak perlu khawatir kalau Sakura jadi bakal jadi tomboi.

"Sakura," panggil Sasuke memasuki kamar serba pink.

Sakura yang tadi lagi sibuk menulis sesuatu di dalam bukunya pun langsung kaget mendapati Sasuke memasuki kamarnya. "Ya ampun papa, dibilangin kalau mau masuk ke kamar Saku tuh ketuk pintu dulu."

Sakura buru-buru menutup bukunya dan berdiri menghadap papanya.

"Oh, iya maaf aku lupa," kata Sasuke datar. Kek gak niat minta maaf.

Sasuke sendiri sabenarnya merasa tidak bersalah. Karena itu seperti sebuah kebiasaan. Dari Saku kecil, Sasuke kan udah biasa keluar masuk kamar Saku tanpa perlu ijin dulu.

"Jangan diulangi ya papa. Saku kan udah gede. Malu ih," kata Sakura sambil cemberut.

Sasuke terdiam. Baru sadar kalau sekarang Sakura udah gede. Sakura yang sekarang bukan Saku kecilnya lagi.

Dilihatnya tinggi Sakura udah sampe dadanya. Padahal waktu SD, tinggi Saku cuma sebatas pinggangnya. Waktu emang cepat sekali berlalu. Rambut Sakura juga udah panjang sepinggang. Selain itu wajahnya juga makin kelihatan cantik.

“Hari ini Saku mau dianterin papa berangkat sekolah gak?” tanya Sasuke kemudian.

“Gak mau. Saku mau berangkat sekolah sendiri aja pake motornya papa.”

“Owh, yaudah. Hati-hati. Jangan ngebut-ngebut yak. Kayaknya nanti papa juga pulangnya agak kemaleman soalnya mau lembur.”

Sakura mengangguk mengerti dan Sasuke pun balik badan. Sakura terdiam melihat punggung Sasuke dengan banyak pikiran. Sekarang Sakura udah gede. Udah kelas dua SMP. Dan Sakura udah ngerti yang namanya cinta-cintaan.

Baby SakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang