Chapter [26] Hati-hati di Jalan
HAPPY READING!!!
🌙🌙🌙Langkah demi langkah kaki terus beriringan membawanya ke sebuah helte bus yang terlihat sepi pengujung, tidak seperti biasanya yang selalu diisi oleh beberapa penumpang untuk menunggu. Terdengar helaan napas kasar serta tatapan penuh keputus asaan yang ia gambarkan saat ini.
"Apa dia udah pulang?"
"Julian," panggil seorang gadis yang baru saja datang.
"Maira." Yaa, orang itu adalah Maira, gadis yang sedari tadi ia cari akhirnya muncul dengan sendirinya di depan mata.
"Kenapa?" tanya Maira dengan alis yang naik.
Demi apapun jantung Julian saat ini bergemuruh, katika mendengar suara yang begitu lembut menggema di Indra pendengaran.
"Lo-lo mau pulang?"
Maira yang mendengar pun seketika jadi terdiam, kenapa rasanya kali ini begitu canggung berhadapan dengan Julian. Hari ini cowok itu terlihat begitu berbeda dari yang biasanya.
Saat ingin membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Julian, terdengar suara motor yang datang menghampiri mereka berdua.
"Ra ayo," seru Manda dibalik helm yang ia kenakan.
"Aku duluan, kak Manda udah jemput." Belum sempat Maira pergi Julian menahan pergelangan tangan gadis itu sehingga dia kembali menatap ke arah dirinya.
Sedangkan Maira melirik tangan yang ditahan oleh Julian.
"Hati-hati di jalan."
Deg
Rona merah terlihat dari kedua pipi Maira ketika mendapatkan perhatian dari Julian. Ini adalah kali pertama Julian mengatakan itu padanya. Apa dia sadar dengan ucapannya barusan? Dan bodohnya kenapa ia tidak bisa menafsirkan maksud dari ucapan Julian.
Julian seketika terpanah dengan rona merah yang muncul secara tiba-tiba, sehingga menambah kesan imut dan natural pada gadis yang masih setia berdiri depannya.
"Kamu juga hati-hati pulangnya," balas Maira segera berlari untuk menyembunyikan wajah yang memerah seperti kepiting rebus.
Ra, lo cantik, batin Julian tersenyum simpul.
••••
Di ruangan yang serba putih serta bau khas dari obat-obatan menyambut kedatangan seorang cowok ke dalam ruangan yang sudah dipenuhi oleh beberapa alat medis.
Di sana terlihat seorang gadis yang sedang terbaring lemah dengan selang infus yang setia menemaninya. Tatapan gadis itu beralih pada lelaki yang sudah memilih duduk di samping brankar tempat berbaringnya.
"Kak Vino," lirihnya yang masih bisa didengar oleh Vino.
"Lo pasti sembuh."
Gelengan lemah yang menjadi jawaban membuat hati Vino sedikit teriris.
"Lo udah makan?"
Lagi-lagi hanya gelengan yang gadis itu berikan untuk Vino.
"Lo harus makan Jihan kalau lo pengen sembuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIRA
Novela JuvenilMaira Alkaura, gadis remaja yang begitu optimis mengejar cinta dari seorang Julian Mahendra. Namun, Maira keakan tuli dengan perasaan Marvino Gentara untuk dirinya, yang merupakan teman lelakai Maira yang begitu dekat dengannya. Akankah Maira berha...