hidup tanpa arah

4 0 0
                                    

"dasar anak gak tau diuntung,pakkk"ibu Anin menamparnya."lihat kakak kamu bisa masuk universitas bagus dan murah,kamu mana bisa hanya beban keluarga saja"ibu Anin kembali memukulnya.

"maaf Bu"lirih Anin."awas saja kamu kalau kalau tidak lulus snbt habis kau"lanjut ibu.anin terdiam. Saat ibu berlalu pergi ia menangis dan berteriak tanpa menghiraukan sekitarnya.malam itu berlalu seperti sebuah penjara.

baginya malam itu pikirannya dipenuhi oleh kata kata cacian keluarganya.malam yang sangat berat ia lalui tanpa bisa tidur.esok hari ia harus ke sekolah untuk kelulusan.bukankah biasanya kelulusan disambut dengan bahagia dan suka cita?namun bagi Anin kelulusan adalah hari dimana ia harus memikirkan bagaimana masa depannya dan apa yang harus ia lakukan sendiri tanpa ada aturan.

meski terkadang mengambil ke putusa sendiri itu membuat kita bebas melakukan apapun namun terkadang seseorang harus bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil.

Anin berpikiran ia tak akan bisa melalui semuanya dengan keputusan sendiri.di hari kelulusan itu kembali terjadi hal sedih yang terjadi.saat Anin dipanggil maju ke depan karena akan mendapatkan penghargaan siswa berprestasi ia maju dengan gembira.

namun saat walinya yaitu orang tuanya terlihat orang tua Anin tak berada di sana.lantas para guru pun bingung  akan hal tersebut namun Anin sudah menduga bahwa orang tuanya tak akan hadir di acara kelulusannya.akhirnya para guru meminta alin untuk berfoto tanpa ada orang tuanya.saat itu alin sedikit kecewa dan perasaannya campur aduk.

dia merasa bahagia akan kemenangannya namun merasa sedih karena keluarganya tak ada yang datang ke hari kelulusannya yang berharga.namun di sisi lain Anin sudah terbiasa akan keberadaannya yang tidak di anggap oleh seorang pun di anggota keluarganya.

ia pulang ke rumah dengan rasa hancur dan sedih.di pertengahan perjalanan ia berpikir untuk pergi ke pantai karena menurutnya pantai adalah tempat yang tenang bunyi ombak yang bising namun memberikan kehangatan.

sesampai di pantai jam menunjukkan pukul 16.30saat baru saja sampai di sana Anin langsung disuguhi pemandangan senja yg indah bertamu dengan kicauan burung dan debur ombak yang bising.meski sedikit bising Anin merasa sangat tenang.beberapa waktu Anin lalui dengan melamun ia terhanyut dalam ketenangan.

tak terasa waktu berlalu begitu cepat menunjukkan pukul 19.15 ia kaget atas waktu yang ia lalui terasa begitu cepat.Anin langsung bergegas pulang saat ingin pulang ia melihat indahnya sinar bulan yang menerangi air dan ombak yang ada di laut.setelah melihat keindahan itu Anin langsung bergegas pulang.

ia takut orang tuanya akan memarahi tindakan yang dilakukannya.saat berjalan pulang Anin bergumam "bagaimana ini langit sudah gelap ibu dan ayah pasti akan menghajar ku habis habisan".saat di rumah benar dugaan Anin sampai di rumah Anin melihat orang tuanya sudah menyiapkan sabuk untuk memukulinya"pinter,mentang mentang sudah lulus SMA keluar sampai malam gak ingat waktu ngapain aja kamu habis jadi wanina malam"ucap ibu Ani.

Sambil memukul Anin dengan sabuk.dialnjutkan dengan ucapan ayahnya "anak model apa Sih kamu kasian ibu kamu melahirkan kamu susah payah jadinya malah gini gak berguna sekali jadi anak"ucap ayah."minimal kalau gak bisa banggain mama sama ayah kaya kakak mau gak usah banyak tingkah"lanjut ibu."Anin minta maaf bu tadi Anin cuman ke pantai untuk menenangkan diri dan pikiran"ucap Anin

Perang akan usai & selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang