23

2.8K 285 24
                                    

"Mana Sa? katanya lo bawa bahan-bahan jualan kita hari ini. Gue sama Dio gak ada bawa apa-apa," tanya Ilham pada Raksa yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Ada lah, tenang aja. Gue jamin dagangan kita hari ini paling laris manis," jawab Raksa lalu duduk di kursinya, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas sekolahnya.

"Apa itu?" penasaran Dio.

"Abang gue, mau gue jual hari ini," jawab Raksa menunjukkan berberapa poster foto Alga, di bawahnya juga ada sebuah tanda tangan.

"Lo dapet dari mana?" tanya Ilham tak habis pikir dengan Raksa, dia pikir temannya itu akan membawa bahan makanan untuk tugas hari ini. Tapi ternyata di luar dugaannya yang di bawa Raksa.

"Kamar Abang lah, modal gue banyak buat ginian doang. Pokoknya jualan hari ini harus untung banyak, gak mau tau gue," ujar Raksa. Di memang mengambil beberapa foto milik Alga yang di ambilnya atas izin dari Shakira dia juga mendapatkan beberapa foto dari ponselnya Mama-nya.

"Terus ini kenapa ada nomor hp juga, terus ini tanda tangan siapa?" tanya Ilham.

"Nomor hp-nya punya Abang gue, ada juga nomor lo berdua. Karena yang ada nomor hp bakal gue lelangan, sedangkan tanda tangan itu punya gue," jelas Raksa dengan bangganya.

"Ini namanya cari masalah sama Abang lo," ujar Dio.

"Gue jamin Abang gak bakal marah, kalau dia marah tinggal marah balik aja. Gitu aja kok susah, ayo kita keluar yang lain udah pada siap-siap buat jualan," ajak Raksa lalu keluar lebih dulu.

"Gila, Abang-nya beneran di jual," ucap Ilham sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ikutin aja lah, dari pada ngambek," sahut Dio lalu segera menyusul Raksa.

Di halaman khusus yang sudah di siapkan oleh pihak sekolah. Siswa-siswi yang mendapatkan tugas dari wali kelas mereka sudah siapa di meja mereka masing-masing.

Raksa meletakkan poster foto Alga di atas meja, anak tersenyum manis ketika melihat Alga dan kedua temannya turun hadir di dalam acara kelasnya.

"Lego gue hancur gak di betulin sampai sekarang, waktunya jual Abang," gumam Raksa tak melepas pandangannya pada Alga.

"Jualan apa adek lo hari ini Al?" tanya Dena sekilas tersenyum pada Raksa.

"Gue gak tau, tadi pagi dia gak ada bawa apa-apa," jawab Alga apa adanya.

"Mungkin teman-temannya yang bawa, jadi penasaran apa aja yang di jual sama adik-adik kelas di sini," sahut Toni.

Setelah kedua temannya bergabung di mejanya, Raksa mulai menawarkan dagangannya. "Silahkan di beli, ini adalah barang langka dan tentunya berkualitas. Ada hadiah untuk orang yang beruntung jika membeli dagangan saya," ucap Raksa lalu mengangkat salah satu poster berukuran sedang, dan apa yang di lakukannya itu berhasil mengalihkan perhatian siswa-siswi yang ada di sana termasuk Alga dan kedua temannya.

"Berapaan itu?" tanya salah satu perempuan di sana.

"Ini murah, seratus ribu aja. Karena gak ada yang spesial, tapi kalau Kakak mau yang spesial aku punya yang ini," ucap Raksa sambil menunjukkan foto yang lainnya.

"Yang buat ini spesial ada nomor hp orang yang ada-"

"Raksa" teriak Alga menghentikan ucapan Raksa.

"Gue beli semuanya, habis itu lo ikut gue," ucap Alga berjalan mendekati adiknya.

"Aku lagi jualan, Abang jangan ganggu nanti gak dapet nilai aku," ucap Raksa menepis tangan Alga yang ingin menyentuh lengannya.

Tidak perduli dengan siswa-siswi yang tengah memperhatikannya, Alga mengambil semua poster foto-fotonya lalu memasukkannya ke dalam kantong plastik. "Eh! Tunggu dulu, bayar dulu baru minggat," cegah Raksa sebelum Abang-nya membawa kambur dagangannya.

"Nanti gue bayar di rumah, sekarang ikut gue," ucap Alga menarik tangan adiknya keluar dari sana sebelum suasana semakin ramai.

................

Pulang sekolah Alga menjemput Zeea di rumah baru Zeea. Alga tidak sendirian dia datang bersama dengan kedua sahabatnya.

"Sorry ya Ze, gue ajak mereka berdua ke sini," ucpa Alga tersenyum pada Zeea yang sudah menunggu dirinya di halaman rumah.

Zeea hanya menjawab dengan anggukan kepala dan tersenyum ramah pada ketiga pemuda itu. "Kita langsung aja ke rumah gue, tapi nanti kita mampir ke toko buku dulu ada buku yang mau gue beli," ucap Alga lalu meminta Zeea untuk masuk ke dalam mobil Dena.

Zeea duduk di bangku penumpang sendiri, Dena dan Alga duduk di depan sedangkan Toni mengikuti mereka dari belakang dengan mobilnya.

"Lo mau beli buku apa Al? Tumben banget lo mau beli buku" tanya Dena sambil fokus menyetir.

"Bukan buat gue, buat adek gue. Nanti kalau gak di beliin ngambek lagi," jawab Alga. Tadi dia berbohong pada adiknya akan pergi ke toko buku, alhasil Raksa memintanya untuk membelikan buku cerita.

"Buku apa yang adek lo minta?"

"Dongeng si gajah, lo tau buku itu?" tanya Alga sambil mencari buku yang di minta adiknya di internet.

"Itu buku anak kecil yang suka dengerin dongeng sebelum tidur setau gue, dulu adek gue juga punya tapi waktu dia masih umur lima tahun," balas Dena.

"Jangan bilang tuh anak Saga mau ngerjain gue lagi," ucap Alga.

"Lo punya salah apa sih sama dia? Tadi di sekolah lo di jual sekarang lo di suruh beliin buku anak TK. Mending lo cepat minta maaf sama adek lo, dari pada gini. Nanti bukan cuma foto lo yang di jual, lama-lama lo juga di jual sama dia."

Zeea hanya diam menyimak percakapan mereka berdua. "Sekarang lo boleh seneng tapi sebentar lagi dia bakal mati dan saat itu juga gue gak akan dengerin nama lo di sebut setiap saat." batin Zeea mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

"Zeea lo mau ikut turun gak?" tawar Alga sebelum turun dari mobil.

Zeea menganggukkan kepalanya lalu turun dari mobil, dan masuk dalam toko buku bersama dengan Alga, sedangkan Dena menunggu di mobil.

Setelah mereka berdua masuk ke dalam toko, Dena turun dari mobil beralih duduk di bangku belakang. "Lo pikir gue gak tau akal busuk lo Zeea," monolog Dena diam-diam membuka bingkisan yang di bawa Zeea.

Dia dengan cepat Dena mengeluarkan semua obat-obatan yang di bawa Zeea lalu menukarkan dengan vitamin yang di bawanya. "Untung waktu itu gue denger semua rencana lo sama bokap lo, kalau gak gue juga gak akan percaya lo setega itu," monolognya lalu membuang obat-obatan itu ke dalam selokan.

Jangan buang semuanya, sisaain satu sayang loh Zeea udah bikin susah-susah gak dia cobain," ucap Toni menepuk pundak Dena.

"Gimana cara bikin dia mau makan obat ini?" tanya Dena menoleh ke belakangnya.

"Ajak makan, di taburkan ke dalam sup. Tuh anak kan suka sup,"

"Ide bagus, gas lah habis ini kita makan. Lo yang traktir," ucap Dena menyimpan sebagian obat yang tadi di buangannya.

"Jing duit gue di pinjam Alga buat bayar foto-foto yang di jual adeknya tadi," ujar Toni. Uangnya habis tadi di pinjam Alga untuk membeli semua dagangan milik adiknya.

"Nyokap lo kan punya restoran, makam aja di sana kan gak bayar. Lo anak yang punya restoran," usul Toni merangkul pundak Dena.

"Penasaran kan sama efek sampingnya, ya ayo kita lihat sama-sama. Langsung mati apa sekarat dulu" sambungnya lagi.

"Gue juga yang rugi, tapi gue juga penasaran. Ayo lah gas langsung ke sana," pungkas Dena lalu kembali masuk ke dalam mobilnya.

ALGA WIJAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang