Part 12 - Teman?

3 1 0
                                    

"Iya, gue minta maaf" ucap Kenan, "Bangun kesiangan gue, itupun harus diguyur dulu sama Bunda".

Janu menutup mulutnya menahan tawa, "Ekhem! Tumben" ujarnya setelah menelan kembali suara tawanya.

"Ya gimana mau tidur" Kenan mengetuk kepalanya, "Berisik".

"Kok bisa sampai UKS?" tanya Kinar.

"Pingsan dia" jawab Janu.

Kinar melirik tajam pada Kenan yang hanya diam sambil terus menyeruput segelas teh hangat di tangannya yang sudah tinggal setengahnya itu.

"Udah makan?" tanya Kinar lagi, Kenan menggeleng.

"Makanan datang!".

Baru saja Kinar akan membuka suara, lengkingan Agnes terdengar begitu gadis itu masuk secara tiba-tiba ke dalam ruang UKS.

Janu lantas bangkit, "Sini, sayang" ia meminta Agnes untuk duduk di tempatnya tadi.

Kinar menampar lengan pemuda itu, "Lo gak tawarin gue duduk loh tadi".

"Beda dong, Kin" Janu menjelaskan, "Agnes ini lemah lembut, kasian kalau berdiri lama-lama. Kalau lo kan udah kokoh berdiri sendiri, jadi gak apa-apa kalau gak duduk".

Kinar melirik sini Janu yang asal bicara itu, "Sialan lo!" umpatnya.

Agnes duduk di kursi tanpa sandaran yang tadi diduduki oleh Janu, "Gue bawa bubur ayam buat lo" Agnes menyerahkan bubur ayam dalam mangkuk kemasan itu pada Kenan.

"Makasih ya, Nes" ucapnya sambil tersenyum tipis membuat Agnes menangkup wajahnya sendiri karena gemas mendapat senyuman dari Kenan.

"Sama-sama" ujarnya membalas Kenan, "Nih, Kin" ia juga memberikannya pada Kinar.

Mawar diam-diam melangkah mundur sampai ke ambang pintu untuk melihat keadaan sekitar, lebih tepatnya mencari seseorang yang seharusnya berada bersama mereka.

"Mawar!" Agnes melambai meminta gadis itu untuk berkumpul dengan mereka, "Nih, nasi goreng lo".

"Nih, lo juga" Agnes memberikannya pada Janu, "Ini gue, terus buat Vian".

"Vian mana?" tanya Agnes setelah sadar jika pemuda itu sedang tidak berada di UKS.

"Paling juga di ruang OSIS" jawab Janu, "Sibuk banget dia akhir-akhir ini".

Kenan mengangguk setuju, "Samperin aja ke ruang OSIS".

"Gue aja" Mawar menawarkan diri.

Agnes memicingkan matanya curiga, "Ada apa nih? Tiba-tiba banget".

Mawar sudah siap dengan pertanyaan yang pasti ditanyakan itu, tapi dia belum siap dengan jawaban yang akan dia beri membuatnya berdecak kemudian mengambil mangkuk kemasan berisi menu nasi goreng yang sama dengannya itu.

"Kapan-kapan deh gue cerita, duluan ya!" gadis itu kabur begitu saja.

"Atau jangan-jangan mereka pacaran?" celetuk Janu setelah Mawar meninggalkan UKS.

"Tapi Mawar bukan tipe orang yang kayak gitu, dia gak peduli sama pacar-pacaran" elak Kinar, "Mawar gak gampang deket sama cowo juga".

"Emang dua-duanya lagi ada urusan mungkin" Agnes menengahi perdebatan itu.

Kenan hanya mendengarkan sambil memakan bubur ayamnya, ia terlalu lapar untuk ikut berargumen.

Dirinya sendiri tidak tahu mengapa ia bisa pingsan seperti tadi, dia itu adalah pengalaman pertamanya. Kenan menyentuh dahinya sendiri dengan punggung tangannya merasakan suhu hangat tubuhnya.

Cerita KinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang