O2

213 26 8
                                    

Kedua insan yang sedang melakukan perjalanan menuju sekolah sihir dengan mesranya berpegangan tangan. mash khawatir akan keselamatan (name) yang menurutnya adalah mahkhluk kecil dan lemah yang harus ia lindungi. karena mengingat banyaknya binatang buas yang bisa saja menyerang mereka kapanpun jika tak waspada. "Mash, kau tak perlu menggandengku setiap saat, aku tak apa." mash menjawab dengan raut datarnya, "aku sudah berjanji kepada ayahmu bahwa aku akan menjagamu, lebih baik kau diam saja agar tak dimakan oleh singa." bisa dilihat perempatan imajiner muncul di dahi sang gadis, ia mendaratkan sebuah pukulan yang cukup keras ke pipi mash, "sembarangan! singa itu takut kepadaku."

Kejadian yang sebenarnya adalah (name) yang terpeleset lalu terjatuh dan langsung bertatap muka dengan seekor singa yang sedang duduk bersantai. melihat ada makanan yang datang sendiri, si singa pun langsung membuka mulutnya, hendak menyantap makan siangnya yang datang dengan sendirinya. namun mash dengan tatapannya yang tajam melihat singa tersebut. hewan buas itu memilih untuk merelakan makan siangnya demi menyelamatkan nyawanya, setelah melihat mash yang membuat nyalinya ciut seketika. 'eh kok pergi? dia takut sama aku?' batin sang gadis bangga.

Mash menjulurkan tangannya guna membantu sang gadis untuk berdiri, bisa dilihat beberapa luka kecil di tangannya karena bergesekan dengan kayu, "tanganmu.. luka." (name) membalasnya dengan senyuman singkat "ah, luka kecil seperti ini saja tak akan menyakitiku. ayo lanjut jalan." mash hanya melihat (name) yang berjalan di depannya, ia tanpa pikir panjang langsung menggandeng tangan dingin (name), tentu empunya terkejut akan aksi sang adam yang tiba tiba saja menggandengnya. karena ini adalah pertama kalinya (name) merasakan sentuhan laki laki selain ayahnya tentu saja ia sedikit salah tingkah dibuatnya. "???" tampaknya otaknya sedang konslet sebentar. "agar kau tak terjatuh, jadi aku menggandengmu. oh ya aku bawa kue sus, ayo istirahat sebentar untuk makan." ajak mash. (name) pun menyetujuinya, dan sekarang mereka menikmati makanan manis itu sembari mengobrol diselingi oleh candaan mash dengan wajah datarnya.

☆★

"Selamat datang semuanya!"

"?!"

"Aku yang akan mengawasi ujian tahun ini, namaku Clace lucci, senang bertemu dengan kalian."

"Clauce lucci?! dia penyihir nomor 7 tahun ini!"

"Walau dia masih muda, ia sudah menguasai berbagai macam sihir tingkat tinggi!"

"Dia orangnya?!"

Orang orang ramai memuji clauce karena bakatnya yang dapat menguasai berbagai macam sihir tingkat tinggi di usianya yang masih terbilang mudah. namun mash dan (name) tak terlalu tertarik dengannya, mereka asyik sendiri melihat ulat yang sedang menyantap makan siangnya. "Mash, ulat ini mirip kau." ujar (name) mengejek, "oh.. mungkin benar.." mash tampaknya terima terima saja jika di ejek oleh temannya itu, beruntunglah ia bukan orang anti kritik. 'aku pasti akan menghajarnya!' disamping itu, clauce membatin akan menghajar mash di ujian pertama, karena ia sepertinya iri dan bingung saat melihat mash yang berolahraga di sekolah dan duduk di kursi tak terlihat sembari membaca buku fitness, wong kok unik.

"Waktunya untuk ujian pertama, silahkan duduk." Ucap clauce, "Duduk?! dimana kursinya?" Setelah ada yang berucap begitu, bisa dirasakan tiba tiba ada meja yang muncul seperti tumbuhan, kertas serta alat tulis lainnya secara ajaib turun dari langit. ramai orang memuji bagaimana hebatnya akademi easton, namun mash buka suara, "kenapa dia tak menyiapkannya dari awal saja sih?" ujarnya. (name) yang mengetahui bahwa pengawas ujian mendengarnya sontak menepuk bahu mash, bisa bisa mereka akan dikeluarkan sekarang juga kalau berperilaku tak sopan. 'Kubunuh kau! tapi sudahlah. dengan tingkat kelulusan 3% tak mungkin pemalas sepertinya berhasil di ujian ini.' batin clauce. "Waktu kalian 30 menit. dimulai dari sekarang!" bisa dilihat ada tulisan yang menggeliat seperti ular. clauce memberikan mantra ke kertas ujiannya, agar membuat tulisannya susah untuk dibaca. jadi agar mudah membacanya peserta ujian harus menggunakan sihir untuk membuatnya bisa dibaca. "..bagaimana ya, aku tak punya sihir, kalau begini aku tak akan bisa menyusul mash!" ucap (name) sedih, namun ia sedikit menyontek mash, gadis itu melihat bagaimana mash bisa menghentikan tulisannya, tentu saja dengan cara di ancam!

(name) mencobanya namun tidak berhasil. karena waktu sudah tersisa 11 menit lagi, sang gadis sudah putus asa. jadi ia melihat kertasnya dengan amarah, "hey, aku ingin bersama mash. berhentilah bergerak sialan.." ucapnya dengan ancang ancang merobek. dan untunglah tulisannya bisa berhenti, (name) dengan cepat mengerjakannya lalu mengumpulkan hasilnya ke clauce. ia tampak kaget bahwa orang dengan tampang blo'on ini bisa dengan mudah menyelesaikan ujiannya, begitupun dengan (name). "Mash, kau berhasil." ujar sang gadis, "Ya, kau juga." jawab mash singkat. setelah menyelesaikan ujian pertama, mash dan (name) selalu menemukan cara agar lulus di ujian berikutnya meskipun tak menggunakan sihir. karena sang gadis adalah perempuan cerdas dengan mudahnya ia bisa lolos di ujian, begitupun mash.
dan memasuki ujian yang terakhir, mereka harus menyelesaikan labirin yang dipenuhi oleh monster. 'gawat, bagaimana aku harus mengalahkannya ya..' benar saja, seorang monster yang berdiri didepan (name) hendak menyerangnya. namun ada seseorang yang menyelamatkannya, "Graviole!" monster yang sudah jatuh lemas itu sekarang terlihat sangat lemah, (name) menoleh ke belakang, terlihat ada seorang pria dengan warna rambut biru dan anting yang berbentuk planet telah menolongnya.

"terimakasih, aku pikir aku tak akan selamat." ujar (name) membungkukkan badannya. "ya, lain kali hati hati." jawab sang adam. (name) yang perlahan melihat punggungnya menjauh, tak ingin kehilangan sosoknya berteriak, "HEI, SIAPA NAMAMU?!" sembari berlari menyusulnya. "...lance crown." (name) mencoba menjawab dengan nafas yang tersenggal senggal, "Aku (name) demestria. maaf jika terkesan sok akrab, tapi bagaimana jika kita berjalan bersama?" tanya sang gadis. "baiklah.."
dan mereka berakhir berjalan bersama hingga keluar labirin. bisa dilihat sekarang sang gadis dengan gelisah menunggu mash yang tidak keluar padahal sebentar lagi waktunya akan habis, tapi rasa gelisahnya pudar saat mendengar suara tembok yang dihancurkan. hei, bukannya itu curang? tapi suka suka mash saja lah. ia berjalan dengan sosok perempuan di belakangnya, siapa itu? surai kuning dengan raut wajah yang tampak malu - malu, apakah mash mendapatkan pacar saat ujian? wah tidak bisa dibiarkan!

Sontak para peserta ramai menyuruh mash pulang, mash pun sebenarnya ingin begitu. namun demi hidup dengan ayahnya ia harus disini untuk sementara waktu. "Hentikan semuanya itu bukan salahnya!" gadis yang akrab dipanggil Lemon itu buka suara. ia mengaku harus menghalangi mash agar tak lulus ujian ini, dikarenakan perintah clauce lucci, dengan tawaran ia akan diluluskan jika melaksanakan perintahnya. terjadi konflik singkat sebelum kepala sekolah easton datang. mulai kali ini ia akan ambil alih dalam pengawasan ujian. dan Mash, ia dibawa pergi entah kemana oleh kepala sekolahnya. (name) menepuk dahinya, padahal baru hari pertama mash sudah terkena masalah. "Dia temanmu?" tanya lance, "Iya, padahal baru hari pertama ia sudah terkena masalah seperti ini, aku harap mash baik baik saja." jawab (name). "dia tak sopan" ujar lance, mengernyitkan dahinya. "yah.. mau bagaimana lagi."

☆★

Siapa sangka, mash selamat. hari ini ia dan (name) sedang membuka kunci gembok, mash membukanya dengan sangat mudah menggunakan ototnya. (name) yang awalnya bingung namun dapat membuka gemboknya menggunakan jepit rambutnya. beruntunglah sang gadis tak ketahuan oleh guru. dan sekarang pemandangan di depannya yang sangat berisik. dimana mash dimarahi karena tidak membuka gemboknya menggunakan sihir. "Aku tidak suka sihir." ucapnya "Terus kenapa malah kesini?!" ya, namanya juga mash.

Kembali ke (name), ia mendapat kamar yang sama dengan lemon. ah si cantik ini sedang mengobrol dengan (name) sejenak. mereka sempat berkenalan dan ternyata lemon adalah orang yang sangat ramah. "Hehe.. (name) - san, padahal aku kira kau adalah orang yang sangat menyeramkan. namun ternyata tidak." (name) yang mendengarnya sedikit kecewa. yah, memang perawakan name bisa dibilang agak menyeramkan sih, mata merahnya dengan tatapan yang datar serta tinggi badannya yang mencapai 181 itu sedikit membuat orang berkeringat dingin saat ditatap olehnya.
(name) menanggapi perkataan lemon dengan tawaan renyah.

"Ya.. akademi sihir ini tak buruk juga ternyata."

- Fin

☆ ; makasih udah baca ff gaje ini, have a nice day guys! :3

𝗘𝗨𝗗𝗔𝗘𝗠𝗢𝗡𝗜𝗔 , @MASHLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang