POV Kirana
"Kenal Wilona dimana?"
"Ada deh, lo sendiri?"
"Siapa lagi kalau bukan dari Raya."
"Ohh gitu."
"Lo sama Wilona deket sejak kapan?"
"Ga lama, lagian deket baru-baru ini dan kebetulan gue butuh dia buat kegiatan APM."
"Selain itu?"
"Maksudnya?"
Yolanda mengambil sekantung wortel dari meja untuk segera kami potong bentuk dadu.
Aku mengenalnya secara kebetulan tadi siang. Sewaktu pagi kami tak sempat saling sapa karena Yolanda dan Raya sudah terlebih dahulu bersiap berangkat ke kampung Kencana.
Lalu sesampainya disini, ia menanyakan aku berasal dari prodi mana dan angkatan mana. Ku pikir ia tahu soal itu, kami sudah pernah bertemu beberapa kali di acara yang sama, aku pun pernah menjadi MC sewaktu Yolanda dilantik sebagai Duta Mahasiswa tingkat Kota.
Tentu aku tau dia sebab dia populer di kalangan mahasiswa. Makanya sewaktu Raya sebut Yolanda sebagai kekasihnya, aku cukup terkejut dengar soal itu, dan berdalih kalau yang dia maksud bukanlah Yolanda yang ku kenal tapi nyatanya itu betul Yolanda Riyadi yang gemar wara-wiri di media sosial kampus.
Wajahnya ditempel dimana-mana untuk mempromosikan UNHB ke khalayak publik. Ia sering dijadikan model semacam ini karena sudah jadi icon tersendiri bagi UNHB melibatkan dia dalam tiap acara seperti itu, namanya pun sudah tak asing lagi di kalangan mahasiswa jadi tak sulit untuk mencari tahu siapa sosok Yolanda Riyadi.
Namun sisi lain dari dirinya cukup buatku terkejut. Yolanda sama sekali tidak menampakkan diri sebagai seorang penyuka sesama jenis, ia di mataku terlihat seperti mahasiswi normal pada umumnya, bahkan bagiku ia termasuk seorang mahasiswi yang alim tapi ternyata-
Walau seperti itu, ku akui keterampilan bersosialisasinya sangat bagus. Ia terlihat normal karena memang begitu lah adanya. Aku belum bisa berasumsi mengapa Yolanda bisa tertarik pada sesama jenis padahal ia sering kali dikelilingi mahasiswa populer di lingkup pekerjaannya.
Pertanyaannya soal aku dan Wilona tadi buatku heran karena reaksinya yang menurutku sedikit berlebihan.
Aku tak tahu apa maksudnya dengan melanjutkan pertanyaan menggunakan kalimat, "selain itu." Maksudku, aku dan Wilona tak lebih dari sekedar saling kenal karena suatu kegiatan yang kami lakukan bersama.
Bahkan aku masih beranggapan bahwa aku dan Wilona sama sekali belum terlibat dalam satu hubungan pertemanan. Pertemuan-pertemuan kami banyak terjadi sebab ketidaksengajaan, yang kami lakukan pun serta merta bukan tanpa alasan, dan adanya aku disini pun karena ku butuh Wilona sebagai partisipan untuk memenuhi tugas pertamaku di APM.
Aku dan Yolanda saling melempar pandang. Lagi, aku tak paham maksudnya dan karenanya Yolanda masuk ke dalam list "Orang Aneh yang Ku Temui di LKM".
Kami kembali fokus memotong wortel agar tak mengulur waktu sebab perut sudah mulai keroncongan.
Kami pakai sebuah rumah sebagai tempat tinggal sementara yang disediakan Kepala Desa setempat untuk tempat kami beristirahat semalam ini.
Kami tidak serta merta pulang setelah sukses lancarkan aksi. Kami masih perlu lakukan evaluasi dan mencatat capaian serta kekurangan yang terjadi selama kegiatan. Tentu ini akan melibatkan banyak orang dan waktu yang lama untuk berdiskusi perihal kegiatan tadi siang.
Aktivitas semacam itu memakan banyak waktu, dan jika kami pulang di hari ini juga, kami perlu melewati rimbun hutan tanpa penerangan dengan tanah basah akibat lembab disertai dinginnya malam demi mencapai tujuan kembali ke daerah perkotaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER: Winrina Fanfiction
FanficSepenggal kisah balada mahasiswa Abad 21. Alter, mengupas isu masalah sosial yang terjadi pada masa kini. Dibalut dengan romansa cinta antara dua mahasiswi yang hadapi diskriminasi sebagai pasangan lesbian, Wilona Friska dan Kirana Dewi, bersama-sam...