5 : Étoile du siècle (*Just imagination only*)
Suara cemuhan oleh Hazeline sepanjang lorong mansion menuju kearah ruangan kerja dapat didengar oleh Jaegar. Dia hanya berdiam di meja kerjanya lalu mengerjakan dokumen penting di meja.
Hazeline sepanjang perjalanan pulang juga tidak berhenti menyumpah serapah Jaegar. Dia merasa kesal karena pria itu seringkali merusak waktu istirahatnya.
Tak tak
Hentakan sepatu heels miliknya melangkah masuk dan mendobrak pintu ruangan kerja. Wajah cantik miliknya terlihat sangar seperti biasanya.
"..." Jaegar tidak memberi apapun reaksi dari kemarahan Hazeline. Baginya, gadis itu tantrum akan hal yang sepele.
"Mau apa kau?" ketus Hazeline yang bersedekap dada. Aura dominan dalam dirinya dapat dirasakan oleh orang sekitarnya.
Alih-alih menjawab, Jaegar hanya melanjutkan pekerjaannya di meja. Dia tipe orang yang tidak suka membuang waktu kepada orang yang tidak punya akal sehat.
Gadis itu berdesis kesal.
"Oi, aku sedang berbicara denganmu!" nada Hazeline terdengar menahan diri untuk tidak meneriaki Jaegar.
Pria itu sengaja merusakkan harinya lagi? Oh tidak, Hazeline ingin memukul kepalanya. Ini seperti berbicara dengan tembok tinggi yang tiada gunanya.
Beberapa menit kemudian, Jaegar akhirnya buka suara. Dia menatap tepat ke sorot mata Hazeline tanpa mengalihkan sedikitpun perhatian.
"Lukisan 'Étoile du siècle' yang saya jual setahun lalu kini dilelang di museum keluarga Charles."
Sebaik mendengar nama lukisan tersebut, Hazeline memandang Jaegar dengan cemberut. Dia masih tidak menerima keputusan pria itu setelah diingat-ingat.
Jaegar menjual salah satu karya terbaik di keluarga Harvey sebagai dana kebangkitan galeri Harvey. Tentu Hazeline tidak bersetuju pada waktu itu.
"Jadi? Kau mau aku kesana?"
"Aku tidak mau, kau yang menjualnya lalu kau juga yang harus mendapatkan lukisan itu kembali" Hazeline berbicara lantang seolah menantang Jaegar untuk angkat tangan.
Hazeline ingin tahu...
Apakah seorang Jaegar Baskara akan mengangkat tangannya?
Gadis itu berpikir demikian karena Jaegar seorang yang tidak mahu mengutip apa yang ia buang. Jadi, sanggupkah Jaegar melakukan itu?
Lari dari kata buang, niat Jaegar bukan membuang melainkan mencari apapun solusi yang dapat membantunya.
Pft
Jaegar terkekeh kecil dan menatap datar wajah Hazeline yang berdiri 3 meter dari meja kerjanya. Gadis mungil yang sangat arogan.
Menarik.
Pria itu sudah lama tidak melihat sosok gadis muda yang keras kepala dan tidak suka diatur. Baginya, itu menarik karena ada tantangannya. Seperti Hazeline yang sering tantrum tidak jelas namun tidak suka diremehkan oleh orang sekitarnya.
"Anda menyuruh saya?"
"Tidak, aku menyuruh dinding untuk membelinya"
"Lawak, saya tidak tertawa" ucap Jaegar.
"Kau harus menebus kesalahan! Kau yang menjualnya tanpa seenak jidat dan persetujuanku! Apa kau pantas mengarahkan aku untuk menurutimu?" hardik gadis tersebut.
Jaegar menghembus napas kasar, "Galeri keluarga Harvey harus bangkit dan memerlukan biaya yang banyak. Jika menunggu anda untuk turun tangan mengatasi kebangkrutan Harvey 2 tahun lalu..."
Hazeline mengepal kedua tangannya dalam diam. Dia kesal, dia benci, sangat benci dengan ucapan sinis yang keluar dari mulut si manipulatif.
"...Saya pikir bahwa tiada lagi nama Harvey tercatat dalam list keluarga bangsawan."
"Diam kau!" teriak Hazeline.
"Jujur, senang sekali menamparmu dengan fakta nona Hazeline" senyuman dingin oleh Jaegar membuat Hazeline tidak berkutik.
Sorot mata itu...
Dia merasa tidak asing dengan sorot mata yang penuh misteri dan dingin seperti musim salju.
"Asal kau tahu, aku kehilangan keluargaku karna mereka dan tiada siapapun yang mengerti waktu terpuruk ku waktu itu!" balas Hazeline menahan air matanya.
Kehilangan dua sosok pria yang sering melindunginya dari dunia jahat menambahkan lagi goresan di hati Hazeline. Dia tidak berdaya tanpa adanya sokongan dari orang.Tambahan pula, tubuh mungil yang rapuh itu.
Mereka beradu mulut selama satu jam. Hazeline masih menahan tangisnya dan melawan ucapan Jaegar ketika pria itu menyuruhnya supaya menjadi penurut.
"Saya siap mengajari anda soal bisnis, nona Hazeline."
"Aku tidak mau!"
"Jadi anda mahu dipijak oleh musuh?"
"Kau–!"
"Belajar dan lawan mereka kembali. Itulah satunya cara yang anda punya saat ini," ucap Jaegar dengan pelan.
Gadis ini keras kepala sekali, tch!
— TO BE CONTINUED —
any problem can
dm ; bymrshazelnut
08 APRIL 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Rings
FanficNiat Jaegar itu baik, hanya saja karena asal-usul pria tersebut masih menjadi misteri membuatkan Hazeline agak ragu untuk mempercayainya. "Apa masalahmu,ha?" Pria itu berbicara dengan nada ketus. "Kau mahu semua yang Harvey punya kan?!" Pernikahan...