Versi sequel dari kisah My You yang mengambil sudut pandang Taehyungie. Isi kisah My You - 2 akan menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum "Tahun tahun yang dingin", sudut pandang Taehyungie yang tidak terpecahkan di My You dan apa ya...
Kemalangan panjang ini dimulai sejak hari itu, sejak kami pergi layaknya sepasang kekasih, saat itu aku dan Jungkookie masih begitu muda dan naif, mengabaikan banyak peraturan hanya untuk pergi bersenang-senang berdua di waktu libur kami.
Apa yang bisa kukatakan selengkapnya?
Hari itu cuaca begitu panas dan jalanan hampir melepuh terkena sinar matahari, jalanan itaewon cukup ramai dengan banyak orang asing dan mobil-mobil, penjual makanan kaki lima berderet di sepanjang jalan.
Sementara Jungkookie memakai kemeja berwarna biru garis-garis, rambut cokelatnya lucu, dipotong hampir menutupi matanya, bahkan setelah bertahun-tahun menjadi trainee dan debut, bertemu dengan begitu banyak orang, Jungkookie masih tetap malu, dia sangat lucu dan menggemaskan, dua gigi kelincinya yang manis.. membuat wajahnya benar-benar tak akan pernah bisa kulupakan.
Aku yang lebih tua darinya, menuntunnya, membuatnya percaya diri, meskipun aku tak sempurna seperti pacar pada umumnya, meskipun wajahku tak setampan wajah Jin hyung yang amat Jungkookie sukai, aku hanya ingin terus berada disamping Jungkookie, menjadi orang lain yang paling mencintainya.
"Aku lelah" Keluh Jungkookie siang itu, Ia menghela nafas berat karena kelelahan, berhenti dan berteduh di tepi gedung yang agak sepi yang kami lewati berdua.
Aku hanya tersenyum santai, membuka masker yang melindungi wajahku dan menjawabnya, "Kau ingin aku menggendongmu?" tanyaku menggodanya
Jungkookie terkekeh tipis tak menjawab, Ia memukul dada kiriku karena tersipu malu
"Jarang mendapat waktu libur seperti ini, apa kau senang, Jungkook-ah?"
"Menurutmu?"
"senang" jawabnya singkat
Aku hanya tersenyum melihat wajahnya yang merah entah karena malu atau kepanasan atau keduanya, keringat bercucuran dari belibisnya, nafasnya terengah-engah dan bibirnya setengah terbuka, sesekali Ia mengigit bibir bawahnya yang lembut berwarna merah muda, pemandangan itu sungguh indah, aku tak bisa menahan diri untuk tidak mendekatinya.
Tubuh dan wajahnya selalu wangi, aroma buah-buahan segar dan manis, seperti warna kulit dan matanya yang cerah, aroma itu memanggilku.
Akhirnya wajahku juga mendekat, diikuti gerak tubuhku yang tak ingin jauh dari Jungkookie, selangkah demi selangkah, jarak kami tak sampai setengah jengkal. Aku memeluk punggung Jungkookie, mentransfer energi dan panas tubuhku kepadanya, lalu menutup mataku, menikmati aroma parfum 97 yang makin kuat dari bibirnya, Jungkookie tak merespon bahkan ketika bibirku mengecup bibirnya yang basah
"hmmh" Ia mendesah
Bibir kecilnya lembut, seperti permen jelly basah rasa jeruk, dan suaranya saat Ia setengah menolak.. jiwa pubertasku saat itu benar-benar diujung tanduk, aku benar-benar tak bisa lepas dari jerat Jungkookie.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau manis" desahku padanya setelah kecupan itu dijeda, aku melihat kedua pipinya yang amat merah seperti buah peach, urat wajahnya yang kecil-kecil muncul, matanya membulat kosong seolah baru saja di hipnotis oleh sebuah entitas yang tak pernah dilihatnya.