sekolah

53 3 0
                                    

Sudah satu Minggu setengah berlalu setelah debat tunangan Naruto dan Hinata di laksanakan. Sejak saat itu juga Hinata tidak pernah bertemu Naruto kembali. Sebenernya sih bisa telpon telponan tapi yu know lah mereka gengsi.

Tapi Nggak sepenuhnya mereka nggak telpon telponan, Tiga hari silam Naruto meneleponnya dan berkata jika nanti sekolah dia akan menjemputnya.

Setelah telpon itu terputus malamnya Hinata merasa aneh, tubuhnya sangat lemas, muntah muntah nggak jelas, demam, nggak bisa tidur dan lain sebagainnya.

Dia sempa berfikir apakah dia hamil? Nggak bos Hinata cuma masuk angin karena sorenya Hinata ngeteh sambil ujan ujanan di kebon belakang rumahnya.

Hari ini adalah hari pertama Hinata masuk SMA, saking semangatnya dia nggak bisa tidur dan subuh subuh dia udah turun ke meja makan sambil nungguin bunda dan beberapa pelayan yang sedang memasak untuk sarapan pagi.

"Tumben nggak ngebo" tanya Hikari disela sela memasaknya, alisnya menyeringkit heran menatap Hinata yang biasanya jam 7 baru bangun.

"Gimana mau ngebo nata aja nggak bisa tidur"

Hinata meletakkan kepalanya di atas meja, entah mengapa matanya sudah berat dan ingin tidur.

"Efek terlalu semangat non" sahut salah satu pelayan yang sedang memotong bawang.

Hinata mengangkat kepalanya wajahnya yang tadi lesu berubah menjadi berseri "iya dong harus semangat kan hari pertama masuk SMA!"

"Huaa sakit kak!" Teriak Hinata saat Neji tiba tiba datang lalu mencubit pipi gembulnya.

Neji duduk di sebelah Hinata "semangat karena hari pertama apa semangat karena mau di jemput Naruto?" Goda Neji

"Siapa juga yang mau di jemput si rubah, gw nebeng sama Lo aja ya kak"

"Berani bayar berapa Lo mau nebeng gw"

"Perhitungan amat Lo sama adek"

Kursi di samping Neji tertarik lalu duduklah Hanabi dengan raut tidak semangat.

"Tu muka suram amat cem liang lahat nya kak Neji"

"Kak kok liburannya cepet amat ya, baru aja kemarin gw bikin iri tetangga karena juara 1 pararel... Huaaa gimana nih Hana belum sempet liburan keliling kota" ucap Hanabi menopang dagunya.

"Lo sibuk ngeteh babik"

Neji nggak habis pikir sama jalan pikiran Hanabi, dia ajak belanja katanya sibuk ngeteh, di ajak keluar katanya sibuk ngeteh, di ajak foya foya katanya sibuk ngeteh! Lama lama jadi duta ngeteh mampus Lo.

Hanabi tidak menghiraukan ucapan Neji, Udah lah anggap aja kentut lewat "Mbak teh Hana mana"

"Teh Mulu lo Han"

"Nggak usah banyak komen mulut kakak bau azab"

"Buahahahha... Denger tuh kak mulut Lo toh bau azab jadi diem aja deh Lo" tawa Hinata kenceng sampe kaca jendela pada pecah.

"Bangkek"

"Udah jangan ribut nih makan" Hikari menata masakan yang (kurang) layak di atas meja.

"Bun kok telornya item sih Bun"

"Ini ayamnya juga pake tepung apa, kok item"

"Mie nya juga garing gini, kalo kaya gini Hana nggak mau makan, mau teh aja"

Hikari tersenyum malu karena semua makanannya gosong. Dia lupa kalo dia tuh nggak bisa masak, lagian buat apa coba dia ikut masak kan udah ada pelayan, entah lah Hikari pusing.

"Udah nggak usah banyak protes cepet di makan" ujar Hikari dengan aura mencekam. Mau tidak mau mereka langsung nyiduk nasi terus langsung memakannya. Pura pura makan aja nanti lanjutin di kantin sekolah.

crazy fiancé [Naruto Hinata]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang