Chapter 13

273 30 5
                                    

FYI : Kalau Vote sudah mencapai 20+, aku akan update kelanjutannya ya😘

Jangan lupa vote dan commentnya ya. Terimakasih🥰🥰

HAPPY READING

🍁🍁🍁

Suasana hening menyelimuti ruang rawat inap Zena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana hening menyelimuti ruang rawat inap Zena. Hanya bunyi jarum jam yang terdengar di telinga masing-masing. Alenka masih terdiam, sorot matanya menyimpan kesedihan dan kegelisahan. Kenyataan bahwa Zena mengidap Alzheimer rupanya sangat membuatnya terkejut. Penyakit yang hanya ia tahu secara garis besarnya. Namun Alenka tidak mengetahui seberapa bahayanya penyakit tersebut. Penyakit yang terdengar asing namun dapat menghilangkan nyawa pengidapnya.

" Jangan dipikirkan Alenka. Aku baik-baik saja. " Ucap Zena tersenyum di wajah pucatnya.

" Apakah Alzheimer separah itu? " Tanya Alenka.

Zena terdiam. Enggan menjawab pertanyaan Alenka. Mulutnya seakan membisu. Dengan terpaksa hanya sebuah senyuman tipis yang mampu Zena berikan kepada Alenka. Kembali membiarkan hatinya yang tidak sejalan seperti hari-hari sebelumnya.

Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku. Penyakit ini bisa memburuk seiring waktu sehingga membuat penderitanya tidak mampu lagi melakukan pekerjaan sehari-hari.

" Hari-harimu pasti begitu berat Zena. " Ucap Alenka lirih.

" Aku sudah terbiasa Alenka. Sekarang, aku sudah berdamai dengan penyakitku ini. Ya, walaupun awalnya sangat sulit untuk menerima kenyataan. Namun seiring berjalannya waktu, aku sudah menerimanya. Toh, jika aku masih menyesalinya, penyakit ini tetap akan berkembang di tubuhku bukan? "

Suara Zena begitu tenang. Bahkan senyum manisnya tidak pernah hilang dari wajah cantiknya. Seakan penyakit yang dideritanya bukanlah hal yang menakutkan. Melihat hal itu, tentunya membuat hati Alenka meringis merasakan sakit. Zena terlihat begitu kuat, walaupun kenyataannya, ada ketakutan di dalam diri wanita itu dengan penyakit yang dideritanya. Penyakit yang semakin lama akan semakin parah. Penyakit yang secara perlahan akan merusak memori ingatannya.

" Tapi aku takut Zena. "

" Alenka jangan seperti itu. Aku baik-baik saja. Percayalah denganku. Bahkan sampai saat ini, aku masih rutin mengkonsumsi obat, dan juga masih rutin melakukan pemeriksaan serta terapi. Setidaknya dengan begitu, dapat mengurangi gejala-gejalanya. Ya, walaupun tidak dapat menyembuhkan. " Ucap Zena meyakinkan Alenka.

" Dan kamu tahu Alenka, dokter yang biasa menanganiku sangat tampan. "

Alenka terpaksa tersenyum lebar mendengarnya. Disaat ia sedang mengkhawatirkan keadaan Zena. Wanita itu lebih memilih untuk memuji ketampanan pria lain.

ALENKA | chanrose [COMPLETE]  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang