Katanya, ia tidak bisa menyelamatkan.
Katanya, dari pada semua indah yang pernah dirasa terganti dengan luka, ia memilih menyerah dan mengakhiri semua.
Tapi kenapa setelah akhir, indahnya tetap saja hilang.
Semua rasa malah terasa menyakitkan?
***
Nana mengamati pesan pada ponselnya dalam diam.
Harusnya sudah berlalu.
Perasaan yang Nana rasakan ini harusnya sudah hilang sejak tiga bulan lalu saat Nata mengakhiri ikatan yang mereka punya.
Tapi pada kenyataannya Nana masih terjebak pada rasa sesak yang membekas dari perpisahan mereka.
Tidak ada yang salah.
Akhir dari kisah meraka bukan karena alasan bosan ataupun orang ketiga. Hanya saja memang ada hal yang tidak bisa di paksakan, jadi Nana mengerti untuk langkah yang diambil Nata saat itu.
Walaupun hingga sekarang Nana masih selalu menyangkal bahwa perpisahan mereka adalah langkah terbaik.
**
Azel menatap pesan yang baru saja masuk pada ponselnya. Ia menghembuskan nafas panjang saat selesai membaca pesan itu.
Rasanya kosong. Rasanya hampa.
Harusnya Azel bisa membalas pesan itu karena dirinya sama sekali tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan Ilo. Tapi tangannya seketika terasa berat. Ajel merasa berat untuk membalas pesan itu.
Dalam hatinya Ajel pikir ini akan seperti sebelumnya, nanti tak lama ia dan Ilo akan berbaikan dan bersama lagi.
Tapi mengingat apa yang terjadi kemarin, rasanya semua ingin Ajel tidak mungkin terwujud. Sebab walaupun menyakitkan tapi ia akui, mungkin kali ini memang perpisahan yang harus terjadi diantara mereka.
Mungkin sebuah akhir adalah jalan dari hubungan mereka. Karena Ajel tidak ingin lagi merasakan sakit di dadanya.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh No, I'm Falling in Love Again | exovelvet
Teen FictionSebab semua jatuh itu gak enak. Jatuh akan selalu membuat luka. Jadi kenapa gue harus jatuh lagi? Jatuh suka itu gak enak. Terlebih jatuh cinta.