⚠️PERINGATAN⚠️
Kisah ini mengandung unsur kekerasan, romansa dewasa, seksual, dan sejenisnya. Pastikan para pembaca telah berusia 21 tahun keatas dan bijak dalam membaca.Melihat Navy yang terus menerus merapikan rambut klimisnya dan tersenyum penuh maksud, Bobby dan Zeus perlahan, duduk mendekat dengan Ria yang sepertinya tidak begitu memperdulikan kehadiran Navy dan Srita.
"Cepat sana, katakan saja maksud mu kesini" Bisik Srita kepada Navy yang masih sibuk merapikan rambut klimisnya.
Mendengar hal itu, Navy berdiri tepat di hadapan Ria yang sama sekali tidak peduli akan kehadirannya.
Bobby dan Zeus yang menjadi sedikit protektif, mereka berusaha memberikan kode pada Ria yang tenggelam dalam lamunannya itu dengan sesekali menyenggol kakinya.
"Hai Cintaku!" Ucap Navy dengan nada genitnya.
Ria kemudian melirik ke arah depan, tepatnya ke arah Navy yang sudah siap mengungkapkan sesuatu.
Srita yang tidak sabaran, ia dengan wajah penuh kekesalan meninggalkan Navy yang terlalu lama bersiap.
"Siapa yang kau panggil 'cintaku'?" Tanya Bobby, wajahnya kesal.
"Tentu saja Ria, mana mungkin aku memanggil Senior sebagai cintaku, aku masih normal" Jawab Navy, tegas.
"Memangnya kau sudah resmi pacaran dengan Ria?" Tanya Zeus, tatapan matanya tajam mencengkram mental Navy.
"Itulah mengapa aku disini sekarang, aku mau kau menjadi pacarku Ria! Aku menyukaimu sejak awal aku masuk kerja"
Ria yang hanya menatap ke arah Navy, tanpa memberikan jawaban sedikitpun, kemudian beranjak dari duduknya, sembari mematikan rokok dan membuang puntungnya pada tempat sampah, Ria menjauh dari ketiga pria tersebut.
Navy yang bingung karena ditinggalkan tanpa jawaban sepatah katapun, tidak membuatnya menyerah dan tetap bertekad mendekati Ria.
"Kau itu sudah ditolak, sadarlah" Ucap Bobby.
"Tidak mungkin Ria menolak pria setampan aku, Senior diam saja!" Jawab Navy, kemudian bergegas mengejar Ria.
Zeus hanya terdiam, memperhatikan situasi yang cukup membingungkan.
///
(Parkiran Karyawan 18.00)
"Hoshh.... Hosh... Ria... tunggu!" Ucap Navy, sambil mengelola nafasnya kembali.
Ria yang kemudian menghentikan langkah kakinya, menatap kearah Navy yang sudah lelah mengejar Ria.
"Mengapa kau menyukai ku?" Tanya Ria.
"Karena kau sangat cantik dan baik, kau senior yang tidak pernah membeda-bedakan orang lain, kau juga pintar–"
"Lalu bagaimana jika aku sudah tidak sama seperti penilaian mu?"
"Aku tidak peduli, manusia pasti berubah, dan itu hal normal yang terjadi"
Ria menundukkan kepalanya, kemudian menghelakan nafasnya, "Baiklah"
Navy yang terdiam seolah menunggu jawaban Ria, memberikan tatapan yang mengatakan, "Maksudnya baiklah itu apa?"
"Kau serius atau tidak? Aku sudah jawab baiklah" Kata Ria, tegas.
Navy yang sangat bahagia, tidak dapat berkata apapun, ia tanpa sadar menggendong Ria dan berputar penuh kesenangan. Navy memeluk Ria dengan erat, Ria hanya diam.
Sementara Navy terus merayakan kesenangannya, Ria berbicara pada dirinya sendiri, "Apakah ini perbuatan yang benar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Purple Rose
Misterio / Suspenso"Sudah kubilang, aku hanya menunggu sampai orang itu melakukan dosa terburuknya" ucap seorang wanita berambut ungu dengan sorot mata tajamnya, sambil terus menerus menghisap rokoknya. Dosa apa yang dimaksud? Siapa dia sebenarnya?