Waktu menunjukan pukul 01.00 dini hari seorang pemuda memasuki subuah mansion yang sangat megah dan mewah seperti istana. Dia memasuki garasi mansion untuk memarkirkan motor sportnya dan berjalan memasuki mansion melalui pintu garasi. Yaa.. pemuda itu bernama Nathan Anderson putra ketiga David Anderson dan mendiang sang istri Shela Anderson yang kini masih berusia 18 tahun yang dikalahkan oleh Kairel di area balapan
"Dari mana?" Tanya dingin seorang pemuda yang terlihat lebih tua sedang duduk di sofa ruang keluarga
"Habis dari rumah alaska" jawab pemuda itu berbohong
"Kau yakin?" Ucap pemuda yang lebih tua. Nathan menundukan kepala tidak berani menatap abang sulungnya yang kini menatapnya sangat tajam. Dia sudah mengira abang sulungnya pasti mengetahui dia sedang balapan karena abangnya itu memiliki banyak mata-mata dan tersebar di seluruh wilayah. Jadi dia lebih memilih diam daripada membantah nanti malah hukumannya semakin parah
Louis mendekat dan menatap datar adik ketiganya itu. Louis Anderson putra sulung David Anderson yang kini berusia 26 tahun dan sudah memiliki perusahaan sendiri dan juga mengurus perusahaan keluarga anderson. Dia menepuk kepala adiknya lembut. Nathan terlihat bingung dengan sikap abangnya itu yang tidak seperti biasanya. Jika dia ketahuan balapan pasti abangnya itu akan menghukumnya
"Istirahatlah malam sudah sangat larut" ucap Louis lebut namun tegas kepada adiknya. Tidak dapat dipungkiri meskipun abang sulungnya itu terlihat sangat dingin dan cuek namun dibalik sifatnya itu dia memiliki sikap yang hangat dan dia selalu mengawasi adik-adiknya dari jauh dan menjamin keselamatan mereka.
"Bang.. abang tidak akan menghukumku kan?" Tanya nathan was-was melihat perubahan aneh abangnya itu
Louis terkekeh kecil mendengar pertanyaan adiknya itu "Jadi kau ingin abang menghukum mu hmm?"
Nathan dengan cepat menggeleng ribut "Tidak bang hehe" ucap nathan cengengesan
"Apa kau tau siapa yang menjadi lawanmu saat balapan tadi? Apa kau menyadari sesuatu?" Tanya louis kepada adiknya yang kini terlihat sedang berpikir
Nathan langsung menatap louis berbinar ketika menyadari perasaan anehnya tadi dan kini dia menyadari sesuatu bahwa orang yang menjadi lawannya tadi memiliki wajah yang menggemaskan dan sangat mirip dengan mendiang sang mommy dan menceritakan semua itu ke abangnya louis
"Bang.. jangan bilang adik bungsu kita yang hilang 15 tahun lalu itu..." ucap nathan pelan yang takut merasakan kecewa kedua kalinya jika yang ada dipikirannya kali ini tidak benar
"Yang kau pikirkan benar nathan. Abang dapat laporan dari dean bahwa anak itu bernama Kairel Alkantara yang merupakan anak yang dipungut oleh seorang pria di pinggir jalan waktu malam hari ketika adik bungsu kita diculik. Abang akan menyelidikinya" ucap louis walaupun dia tidak berharap lebih dengan hasilnya nanti. Dia akan mencobanya dulu daripada menyesal dikemudian hari. Dean merupakan tangan kanan louis yang selalu bisa dihandalkan.
"Benar bang. Lebih baik kita selidiki lebih dulu. Apa daddy sudah tau bang?" Tanya nathan
"Daddy sudah tau dan sekarang daddy sudah menjemput remaja itu untuk melakukan tes DNA"
"Apa dia mau?"
"Entahlah nathan. Ken juga mendapatkan hal yang sama mengenai latar belakang anak itu" Ken merupakan orang kepercayaan sekaligus tangan kanan sang daddy
"Kalau begitu besar kemungkinan itu benar bang"
"Abang harap juga begitu" ucap louis pada adiknya nathan. "Mom, semoga Lou bisa menemukan adik bungsu lou mom" ucap louis dalam hati
Disebuah jalanan yang sepi terlihat seorang remaja sedang mengendarai motornya setelah pulang dari arena balapan sambil memikirkan apa yang akan terjadi ketika dia sampe di rumahnya nanti. Apakah dia akan dipukul, dicambuk, atau dibentak? Apapun itu dia hanya bisa pasrah
KAMU SEDANG MEMBACA
Kairel Alkantara Anderson
Ficção AdolescenteSeorang anak berusia 15 tahun yang suka balapan liar, tawuran, dan bolos yang hidup dengan seorang ayah yang tidak menyayanginya karena dia merupakan anak yang ia pungut di pinggir jalan. Apakah yang terjadi selanjutnya? . . . . . . Bukan cerita B×B...