09. Kaudi berulah

13 3 0
                                    

Bismillah....

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

(Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa 'Ala Ali Sayyidina Muhammad)

(Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa 'Ala Ali Sayyidina Muhammad)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
••

Geandra membasuh wajahnya dengan air. Setelah itu, ia kembali menatap kedua pipinya yang masih memerah didepan cermin. Bahkan sampai sekarang, senyuman Adhiba masih terngiang-ngiang dibenaknya.

"Tenang Geandra, lo itu cowok cool! Kapten futsal, calon chef apalagi! Cuman disenyumin, lo udah ketar-ketir!" menolognya sendiri seraya menatap pantulan dirinya dalam cermin.

Hanya beberapa detik mengatakan itu, ia seperti cacing kepanasan berjalan bolak-balik didepan wastafel dan menggigit kuku-kukunya. Sepertinya, sudah menjadi ciri khas Geandra menggigit kukunya saat sedang mengalami salah tingkah.

"Bodo amat! Mau gue cowok cool atau apalah....gue nggak peduli! Yang intinya gue lagi salting!" cowok itu mengacak-acak rambutnya frustasi.

Kemudian ia berhenti bolak-balik, ia menatap kembali dirinya dalam cermin lalu mengambil nafas dalam-dalam.

"Tenang Genadra, tenang oke?" ucapnya kepada dirinya sendiri sambil menampilkan senyum manisnya.

Lama kelamaan senyum lebar itu memudar kembali,"nggak bisa! Gue nggak bisa tenang! Hati gue sekarang lagi berbunga-bunga ya Allah!" ucapnya frustasi.

Geandra memilih keluar dari kamar mandi, lebih baik dirinya kembali kekelas dan menyiapkan bekal untuk perlombaan olimpiade nanti.

Plak!

Geandra otomatis berhenti saat melewati kamar mandi wanita, ia berjalan mendekat lalu mengintip sedikit salah satu bilik itu.

"Lo tau? Gara-gara lo yang laporin gue semalam ke bokap gue. Bokap gue nyusul ke bar dan nyeret gue kekamar mandi!"

Geandra lebih mendekatkan telinganya mendengar suara yang ia kenali samar-sama ditelinganya.

"Kaudi?"

"Hiks... Aku nggak ada laporin kamu ke om kak!"

"Ini nggak seberapa waktu papa gue sendiri nyiksa gue!"

Ucapan Kaudi terdengar kembali bersamaan gadis itu membenturkan kepala korbannya ke dinding.

Dug!

Geandra sendiri yang melihat Kaudi membenturkan kepala gadis yang sedang dia bully, meringis pelan.

"Akkhh!... B-berh-hen-ti kak, sa-kit!"

"Lo, dan wanita itu sama aja! Sama-sama par—"

Brak!

Ucapan Kaudi terhenti kala Geandra menghempaskan pintu bilik itu.

Gadis Donat [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang