Mereka Yang Berpura-pura

21 3 0
                                    

Kalau ada emot (🎶) putar lagunya, ya. Kalau nggak ada lagunya, pake lagu kalian aja.

 Kalau nggak ada lagunya, pake lagu kalian aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menjagamu adalah hal mudah. Mempertahanka kamu, itu susah."

-BabeLova

🌱

Hangat, itu kata yang pas kala dirinya melaju bersama Galaksi menuju rumah, ralat-- panti asuhan. Sore itu, cahaya matahari tepat berada dihadapan keduanya.

Melaju bersama menuju arah cahaya.

Hangat.. suasana dan nuansa.

"Apa sesulit itu untuk tidur?"

Satu pertanyaan yang menjadi alasan Bima ikut bersama Galaksi.

Keduanya berhenti, memasukkan motor lantas melaksanakan sholat maghrib bersama anak-anak panti lainnya. Hari ini sebenarnya jadwal cuci darah Bima, namun laki-laki itu lupa tentang kewajibannya.

Pun Galaksi, ia juga tak ingat jadwalnya mengantar Bima kerumah sakit. Karena beberapa saat yang lalu BabeLova disibukkan dengan banyaknya kegiatan MC, podcast, youtube, dan acara TV.

Dan disini mereka, duduk bersandar dibawah ubin dingin, diteras panti asuhan.

"Cakra beruntung, ya?" Ucap Galaksi membuka pembicaraan.

Bima menoleh sejenak. "Kenapa tiba-tiba ngomongin itu?"

Galaksi terkekeh. "Gue aja gak pernah dapet apapun yang gue mau." Sambungnya.

"Bim, elo.. masih suka sama Tita?" Iya, Ga. Bima masih suka. Bahkan, sangat.

Laki-laki itu menggeleng, tertawa pelan dengan berkata, "Gue gak bisa kasih apapun buat Tita. Tapi kalau sama Cakra... dia kelihatan bahagia banget!" Bahkan, tawanya terdengar belum rela. Seolah masih berusaha. "Cakra bisa kasih semuanya."

"Tapi, apa menurut lo Tita bahagia?"

"Harus."

"Kalau enggak?"

"Cakra harus buat dia bahagia, karena gue gak bisa." Jawab Bima tanpa ragu.

Jika ia bisa akan ia lakukan, jika ia mampu akan ia berikan. Tapi, jika bom waktu didalam tubuhnya kehabisan waktu. Maka, kapan saja bisa meledak. Ia tidak mungkin mencintai Tita dengan sangat, pun sebaliknya. Tapi ketika mereka berdua bahagia, dan bom waktu dalam tubuhnya meledak tanpa diduga. Apa ia sanggup?

Bima tidak setega itu untuk meninggalkan luka pada orang yang dicintainya.

"Ga.." panggil Bima setelah hening beberapa saat. Menatap langit malam dengan hembusan angin yang mulai kuat.

"Iya?"

"Kalau mau jadi Dokter, bukan cuma badan yang harus sehat. Tapi mental juga."

Wush! Angin seolah menerpa wajah Galaksi. Laki-laki itu menoleh dengan cepat. Apa maksudnya?

[✔] BabeLova - Jaemin, Haechan, MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang