Awan bergerak berlawanan. Angin berhembus lebih kencang dari biasanya. Langit tidak lagi biru berpadu putih. Namun digantikan dengan mendung pekat. Kilatan cahaya petir sesaat menyilaukan. Disusul suara guruh yang memekak telinga. Sepertinya akan turun hujan siang ini.
Lalu lalang kendaraan mulai memadati lalu lintas kawasan kelapa gading. Sebuah kawasan hunian prestise sekaligus pusat bisnis.
Bak air ditumpahkan dari langit, hujan turun begitu lebatnya. Membuat para pejalan kaki berlarian mencari tempat teraman untuk berlindung.
Namun tidak dengan Avella. Dia masih enggan beranjak dari tempatnya. Membiarkan air hujan terus mengguyur tubuhnya. Matanya mulai terpejam. Mengingat kembali ucapan sang pacar—ah, harus kah kini Avella menyebutnya mantan pacar?
“Jangan ganggu gue. Gue udah nggak sayang lo lagi.”
Albi sungguh tega. Bagaimana bisa pemuda itu menyuruhnya pergi ketika dunia Avella adalah dia? Sungguh ini egois jika Albi mengatakan bahwa perpisahan akan membuat Avella bahagia. Realitanya tidak ada perpisahan yang baik-baik saja.
Avella menarik napas dalam-dalam. Dihelaan pertamanya, nyeri itu kembali terasa. Sejak kapan oksigen di Jakarta berubah jadi gas mematikan?
Iya, Avella seperti mau mati saja. Tidak sanggup bila membayangkan hidup tanpa Albi. Pemuda itu sudah menjadi candu melenakan untuk Avella. Cocktail kualitas terbaik, yang tanpanya Avella hanya bisa mencecap rasa pahit.
Bersama hujan tangis Avella pecah. Di bawah awan mendung—di saat langit menangis— Avella melepas seluruh sesak yang sejak lama tertahan.
Mengapa Tuhan sejahat ini kepadanya? Avella benci harus dihadapkan kembali dengan kehilangan. Tidak jenuh ‘kah Tuhan memberikan cobaan yang sama? Meniadakan apa yang berharga baginya.
***
Cerita sudah pernah di publish dengan menggunakan POV orang pertama di tahun 2020. Ada banyak sekali revisi di sana sini termasuk nama tokoh, latar, dan POV tentunya.
Jadi, yang sudah pernah membaca boleh sekali dibaca ulang. Kalian akan bisa melihat betapa banyak perbedaan versi revisi ini, termasuk ending cerita yang akan sangat berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL ME, HEAL ME [Weekly Update]
ChickLitHanya karena satu kesalahan, Avella telah menenggelamkan kapal impiannya. Hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Dia hanyalah seonggok manusia hina yang tidak pantas mendapat berkah Tuhan, yaitu kebahagiaan. Lalu seseorang berkata, "Di Jepang ada tr...