ZURA IS BACK!!!!!
HAPPY READING~~~~
Saat ini Erza berada di ruang kesehatan, raut wajahnya terlihat kesal, ia menatap Rennith yang ada di hadapannya dengan tatapan nyalang
~~Flashback on~~
"Apa kau dipukul??" Rennith bertanya dengan raut wajah marah serta khawatir bagaimana tidak, ini hari pertama mereka masuk kelas tapi ia malah dibuat marah oleh kejadian ini
"Eh... Tidak... Ini.. Aku hanya tidak sengaja jatuh tadi" Erza mengelak dengan berbohong kepada mereka, ia hanya tidak ingin membuat masalah di hari pertamanya
"Kau tidak ahli dalam berbohong adik kecil" Rennith menatap Erza, sebuah seringai terukir di wajahnya
"Su...sungguh ha..hanya jatuh" Erza memalingkan wajahnya ke arah lain saat mendapat tatapan intens dari Rennith
Hap....
Dengan gerakan cepat Rennith menggendong Erza ala bridal style dan mulai berjalan keluar kelas, ia tidak mempedulikan banyaknya tatapan yang ditujukan kepada mereka berdua, Saqina mengikuti mereka berdua denga berlari lari kecil dibelakang mereka
"HEI!!! YANG SAKIT BUKAN KAKI KU!!, TAPI LENGANKU, AKU BISA JALAN!!" Erza memberontak ia bahkan mencakar leher Rennith karena kesal
"Diam"
Satu kata itu mampu membuat Erza diam jantungnya seperti akan keluar dari tempatnya, tapi bukan berarti dia melupakan bahwa banyak pasang mata yang kini melihatnya yang sedang digendong oleh seorang pangeran
'Sial malu aku...'
[Jangan belok master]
'Bajingan kau cecil'
~~~Flashback off~~~
"Tatap aku dan katakan siapa yang mengganggumu" Nada datarnya mampu membuat Erza terdiam begitu juga dengan Saqina yang juga berada di dalam ruangan iti
Erza yan mendengar nada datar itu hanya diam dan menunduk, ia juga memainkan jemarinya dan sesekali meremat ujung bajunya, Erza sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menatap sang pangeran itu
"Huh... Baiklah terserah kau saja" Rennith berjalan beberapa langkah mendekati Erza, lalu ia membisikkan sesuatu tepat disamping telinga pendengaran Erza
"Aku bisa mengetahuinya sendiri" Setelah membisikkan itu Rennith pun berajak dari ruang kesehatan, Erza tidak berpikir bahwa pangeran itu akan benar benar melakukan
Saqina melihat raut wajah temannya itu yang sedikit pucat, ia tahu sendiri bagaimana kejamnya pangeran ketiga itu tapi entah kenapa Saqina berpikir dia sedikit berbeda jika bersama dengan Erza
"Maaf ya Erza, kak Ren menakutkan ya..."
Saqina mencoba mencairkan suasana dengan obrolannya
"Tak apa... Aku yakin dia hanya membual" Erza tak ambil pusing dengan ucapan Rennith, meskipun pangeran bukan berarti ia dapat melakukan apapun yang ia mau kan
[Saya rasa beliau bersungguh sungguh master]
'Bisa gak... Gak usah bikin parno!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm eleven?
MaceraSeorang remaja yang bereinkarnasi menjadi bocil berumur 11 tahun, di dunia yang dipenuhi akan sihir ini dia bertekad menundukkan semua orang, dimulai dari keluarga bangsawan?