"Loh? masa, sih?"
"Itu juga katanya, gua juga gak tau pasti."
Sesampainya mereka berempat di kantin, mereka berpencar untuk membeli makanan atau minuman yang mereka inginkan. Saka hanya diam di tempatnya, menoleh-noleh bingung harus melakukan apa.
Saat hendak membeli minuman, bahu Nalendra ditepuk oleh seseorang. Nalendra menoleh ke belakang, tersenyum Ia saat mendapati Winda di sana.
"Mau beli apa, Win?"
Winda menunjuk salah satu minuman di sana. Nalendra meraih minuman itu dan memberikannya pada Winda. "Ambil, nih. Biar gua yang bayar," ujar Nalendra. Winda menganggukan kepalanya dan mengucapkan terima kasih, Ia pun pergi meninggalkan kantin yang sangat ramai itu.
...
Soraa Putra Radipta, cucu ke lima dari enam cucu Raja Jayendra. Sebenarnya, keturunan Raja Jayendra hanya sampai pada Rahandika sampai sekarang. Banyak anak-anak Raja yang memilih untuk pergi dari alam gaib, namun tidak berakhir bahagia.
Para keturunan dari kerajaan yang membenci kerajaan Dwilok Amerta Wijaya selalu mencari keberadaan mereka. Walaupun kini Kerajaan Dwilok Amerta Wijaya sudah menjadi misteri dari puluhan tahun lalu. Tidak meninggalkan jejak apapun, hingga sekarang kerajaan itu dianggap lenyap begitu saja.
Raja Jayendra kini hanya tinggal bersama keenam cucunya, dan beberapa orang-orang yang memiliki peran penting untuk kerajaan.
Soraa duduk di kursi yang sengaja di sediakan di tepi danau. Ia ambil setangkai bunga yang ada di sana, mencium aroma harum dari bunga itu. Soraa tersenyum saat melihat beberapa angsa sedang berenang di danau, begitu indah dan cantik.
Soraa beranjak dari kursinya dan berjalan lebih mendekat ke danau, para angsa pun mendekat ke arah pangeran yang sangat menyukai danau itu. Soraa semakin senang melihatnya, senyum di wajahnya terus merekah.
Soraa dikejutkan dengan suara gelak tawa yang sangat berisik, sudah tau Ia siapa pelakunya. Soraa menoleh ke belakang, melihat Rahandika sedang mengejak Shankara sambil tertawa-tawa. Ia menghela nafas melihat kedua pangeran itu yang seakan tidak mempunyai kegiatan lain selain kejar-kejaran.
...
"Gu-gua sering dianggap gila," ucap Saka ragu-ragu untuk menceritakan hal mengerikan yang pernah Ia alami.
Jaki tersedak, Ia terkejut mendengar penuturan Saka. "Segitunya? Emangnya lo ngapain?"
Saka menghela nafas, bimbang Ia apakah harus menceritakannya pada mereka atau jangan. Jeffry mengangkat satu alisnya saat melihat Saka yang seperti tidak nyaman. "Kalo gak mau ceritain, jangan cerita aja. Lo juga, malah nanya gitu."
"Hehehe, maaf ya."
Saka menganggukkan kepalanya.
Nalendra kembali dari kamar mandi, Ia pun duduk di samping Jeffry, berhadapan dengan Saka. Saat Ia mengangkat kepalanya, Nalendra melihat Saka tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Nalendra membalas tatapan Saka, kemudian Ia beralih pada bibirnya. Mendapat perlakuan seperti itu, Saka memalingkan wajahnya ke samping karena tidak nyaman. Nalendra tersenyum sungging, berhasil melakukan aksinya saat Ia merasa tidak nyaman dengan tatapan seseorang.
"Oh ya, nama belakang kalian sama, ya?" Tanya Jeffry. Jaki dan dirinya langsung menatap Nalendra dan Saka bergantian, begitupun mereka yang saling bertatapan dengan ekspresi yang bingung.
"Nah, gua juga penasaran. Soalnya nama belakang kita plek ketiplek banget," seru Nalendra.
Saka tampak panik, seperti tengah menyembunyikan sesuatu. Namun, Ia buat dirinya setenang mungkin. "Gua ju-juga gak tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalendra & Nagendra
Horror"Lo siapa? Lo mirip banget sama gue!" "Aku Nagendra Putra Rakadipta, kakakmu, saudara kembarmu." "Nama kita... Gua Nalendra Putra Raidipta, jadi beneran?" ... Nalendra Putra Raidipta, tidak pernah menyangka, kalau dirinya adalah keturunan dari Raja...