Chapter 7

109 16 1
                                    

"Hehe.."

Sugawara menatap salah satu anak gagaknya yang basah kuyup diguyur hujan kala sore itu.

Yaku terkejut melihat salah satu anak kucingnya membawa anak gagak diatas bahunya.

"Anu tadi Machi kepleset dijalan terus nabrak kita (Lev dan Bokuto) jadinya kita semua jatuh di kubangan," jelas Lev

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anu tadi Machi kepleset dijalan terus nabrak kita (Lev dan Bokuto) jadinya kita semua jatuh di kubangan," jelas Lev

Machida menyembunyikan mukanya di antara rambut Lev tak dapat menatap muka Yaku dan Akaashi apalagi Sugawara.

"Maaf, aku hanya ingin makan mie gelas," kata Machida sambil tersenyum canggung

Yaku dan Akaashi mengulum senyumnya tak dapat menahan tawa gelinya tapi berbeda dengan Sugawara.

"Jangansepertiitudonglainkali,kanngerepotinorangkan,udahbegitukamubaliknyabasahkuyupbeginiapangganantisakitterusrepotsendirikan.belumlagikamugabisadiemgimanacobapaskamutidurandoangpassakit?????"

"Iya ampun Kak Suga," mohon Machi yang masih bersembunyi di balik kepala Lev

Saat Machi mendongakkan kepalanya semua orang bisa melihat Machi menangis tersedu sedu "Huhu maaffffffafafafa kak Suga huu."

Kini, gantian Sugawara yang panik memikirkan cara yang mungkin ia lakukan untung mengembalikan tawa Machida.

Dibalik punggung Lev, Sugawara melihat Bokuto yang sedang dimarahi pelatih dan Sugawara menaikkan rambut nya.

Dibalik punggung Lev, Sugawara melihat Bokuto yang sedang dimarahi pelatih dan Sugawara menaikkan rambut nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"S-sudah sudah tidak apa apa jangan menangis," kata Sugawara saat melihat bibir yang terkulum dari Machida yang diakhiri dengan gelak tawa dari mereka semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"S-sudah sudah tidak apa apa jangan menangis," kata Sugawara saat melihat bibir yang terkulum dari Machida yang diakhiri dengan gelak tawa dari mereka semua

Bokuto yang masih dihukum menatap sedih dari ujung "Huhu kok pada asik gitu sih, aku juga mau ikut."

Kenma datang membawakan handuk motif kucingnya dan menaruhnya diatas rambut Machida. Ia duduk di samping Machida yang duduk di bangku panjang tepi lapangan dan mengeringkan rambut nya.

"Sakit ya pas jatuh?" Kenma melirik lutut Machida yang lecet dan ternoda lumpur.

"Hehe tidak kok, ngga sakit lagi kalau ditiup kak Kenma," balas Machida bercanda berusaha mencairkan suasana

Namun tidak dengan Kenma, ia mencium pipi Machida dan melanjutkan mengeringkan rambut Machida seperti tidak ada yang terjadi.

Machida mematung tidak bisa bergerak melirik ke kiri dan kanan menduga duga apakah ada yang melihat kejadian tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Machida mematung tidak bisa bergerak melirik ke kiri dan kanan menduga duga apakah ada yang melihat kejadian tadi. Tapi sepertinya tidak ada yang memperhatikan.

"Sudah kering, ayo istirahat dulu nanti masuk angin," kata Kenma yang memecah keheningan diantara mereka

"O-OH IYA IYA," jawab Machida yang langsung berdiri dengan handuk yang masih diatas kepalanya berjalan ke kamarnya seperti robot

Pipi Machida memanas dan ia menampar kedua pipinya sendiri. Lalu ia menepuk mulutnya sendiri "Duh kebiasaan ngomong ga dipikir dulu.."

"Marah ga ya dia," batin Kenma yang menggigit kukunya khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Marah ga ya dia," batin Kenma yang menggigit kukunya khawatir

Keesokan harinya, Kenma menghela napasnya lega Machida sudah seperti biasa dan ia memberikan seton jajan sebagai permintaan maaf.

"Sudah tidak apa apa kak Kenma, kan juga aku yang bicara melantur kemarin," kata Machida

"Sungguh aku tidak berniat seperti itu cuma-" Kalimat Kenma terhenti melihat wajah Machida yang terlihat penasaran

"Cuman?"

"Gajadi," balas Kenma cepat yang melamun

"Gajadi," balas Kenma cepat yang melamun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Pendek dulu yaa ceritanya heueue lagi buntu 🙏😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

⁺˖ The Second Sun of Karasuno ᶻ 𝗓 𐰁๋࣭ ⭑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang