07

60 10 0
                                    

Boby membawa motornya dengan santai. Ingat, ada Naual di belakangnya. Kalau misalnya Naual jadi takut terus nggak mau naik motor Boby lagi, gimana? Kan nggak ada kesempatan peluk-peluk seperti ini lagi nanti.

Naual yang duduk dibelakang Boby juga tampaknya sangat santai. Angin yang seharusnya membentur wajahnya terhalangi oleh badan Boby. Dan hangatnya punggung Boby membuatnya nyaman. Jangan lupa wangi parfum Boby yang entah kenapa sangat membuatnya tenang. Dia hampir saja tertidur, untungnya Boby mengajaknya bicara.

"Naual, hari ini nggak ada latihan kan?"

"Mm, nggak. Latihannya besok."

"Mau temani aku? Aku mau belanja."

"Belanja apa?"

"Senar gitar. Kemungkinan aku ikut mengisi di acara pensi."

Naual langsung mengangkat kepalanya. Dia memang sudah sering mendengar Boby bernyanyi atau bermain gitar. Tapi baru kali ini Boby mau ikut mengisi acara kampus. Dulu dia pernah diajak juga, tapi Boby menolak keras, entah karena apa.

"Tumben Boby mau ikut."

Boby tersenyum saja, "Lagi pengen aja."

Naual curiga. Tidak mungkin alasannya hanya karena tiba-tiba pengen. Dia rasa Boby menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi dia tidak tahu bagaimana menanyakannya kepada Boby.

"Naual nanti temani Boby ya."





Begitu mereka sampai di kampus, begitu banyak orang yang memberikan perhatian lebih pada mereka berdua. Boby yang memang selalu mendapatkan banyak pandangan kagum, bersikap biasa aja. Berbanding terbalik dengan Naual yang menatap bingung pada sekelilingnya.

Boby membantu Naual turun dan membukakan helm nya. Setelah melepaskan helm, tidak lupa dia juga merapikan rambut Naual yang agak teracak-acak. Setelahnya, barulah Boby membuka helmnya.

Para penonton, yang entah sejak kapan berkumpul, ber-wah riah.

Naual kaget. Naual bingung.

Apa-apaan itu?

Sepanjang perjalanan menuju kelasnya pun masih dipenuhi dengan penggemar Boby. Rasanya hari ini lebih banyak dari biasa. Tapi Naual memilih untuk mengabaikan mereka, seperti Boby. Sayup-sayup Naual bisa mendengar bisikan dan pekikan kecil mereka. Jadi Boby juga tidak mudah ya.





Sesuai janjinya, Naual menemani Boby sore ini. Dia mengikuti kemana saja Boby membawanya. Dan setelah menemukan senar yang dibutuhkan Boby, mereka memutuskan untuk menonton bioskop. Karena Naual tidak tahu banyak mengenai bioskop atau film, dia hanya membiarkan Boby memilihkan untuk mereka.

Naual duduk sendirian menunggu Boby. Dia menghibur diri dengan HP nya, membaca chat dari teman-temannya. Dan entah mengapa obrolan di group chat timnya juga diisi dengan pembicaraan mengenai motor balap Boby. Apakah motor baru Boby begitu menarik? Kenapa seluruh orang memberikan begitu banyak perhatian? Padahal banyak mahasiswa lain yang juga membawa motor balap ke kampus, kenapa motor Boby begitu menarik perhatian?

Boby kembali dengan popcorn dan cola. Naual menyambutnya dengan bahagia. Dia langsung saja memeluk bucket popcorn yang ada didepannya. Boby tersenyum dan memilih untuk duduk didepan Naual. Mereka sibuk dengan HP masing-masing sampai seseorang memanggil Boby.

Boby dan NaualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang