Bab 25

221 28 4
                                    

Hari ini Dita memutuskan untuk keluar dari Rumah Sakit, karena dirasa jika dia semakin lama dirawat disana maka biaya akan terus bertambah.

Sebelum kembali ke apartement nya Dita ingin menjenguk adiknya yang berada di ruang ICU. Dia ingin menjaga adiknya seharian ini, sebelum besok dia harus kembali fokus bekerja, untuk membantu biaya pengobatan adiknya itu.

Di depan Ruang ICU

Terlihat Choo Ja Hyun sedang berbicara dengan seorang perawat dengan serius. Dita menunggu mamanya itu selesai berbincang dengan perawat itu, dia mengira pasti itu tentang kondisi adiknya.

Dirasa pembicaraan tersebut selesai, segera dia menghampiri mamanya.

"Ma... Ada apa? Tanya gadis itu.

" Dita mama tidak tau masalah apa yang terjadi tiba-tiba Haikal harus meninggalkan ruang ICU. Perawat meminta untuk segera meninggalkan Rumah Sakit ini besok, karena sudah ada yang menyewanya dengan harga yang lebih tinggi. Bagaimana mungkin itu dilakukan, dia masih perlu perawatan yang maksimal sampai menemukan donor jantung yang tepat. Rumah sakit ini adalah rumah sakit terbaik di negara ini"  Kata Choo Ja Hyun sambil menangis, bagaimana bisa anaknya akan segera membaik jika perawatan terbaik tidak diberikan kepadanya.

Dita yang mesih mencerna semuanya, itu tidak boleh terjadi adiknya itu harus tetap mendapatkan perawatan terbaik demi kesembuhannya.

"Ma tenanglah coba aku akan berbicara kepada sahabatku, mungkin dia bisa menolong kita" Tenang Dita kepada mamanya. Dia tidak mau hal buruk terjadi pada adiknya.

Dari kejauhan seorang pria paruh baya datang dengan wajah lesu dan murungnya, mendekati ibu dan anak itu. Sang ibu yang tau akan kedatangan suaminya segera meminta bantuan suaminya akan hal yang dihadapinya sekarang.

"Pa... Bagaimana ini pihak rumah sakit meminta kita untuk segera meninggalkan rumah sakit ini, karena ruangan ICU sudah disewa oleh seseorang. Apakah tidak ada cara untuk papa membiarkan Haikal tetap diberikan perawatan disini" Keluh wanita itu.

"Apa yang bisa papa lakukan sedangkan perusahaan papa tiba-tiba dicabut izin usahanya, sedangkan mama tau, papa sudah mengambil beberapa pinjaman di bank untuk kemajuan perusahaan kita. Bisa bisa semua aset kita akan disita oleh Bank" Ucap laki-laki itu yang tidak tau lagi dengan apa yang terjadi kepada keluarganya ini.

Cobaan tiba tiba datang silih berganti.
Dita yang mendengar semuanya itu benar benar berpikir ini bukan kebetulan belaka.

Siapa lagi orang yang berkuasa yang bisa melakukannya. Ingatlah Jung Jaehyun merupakan CEO dari Jung grup dan rumah sakit ini adalah dibawah naungan perusahaan itu, dan juga Jung Grup merupakan perusahaan berpengaruh di Korea Selatan.

Tidak menutup kemungkinan jika dia bisa mengendalikan pemerintahan di negara ini, karena proyek proyek pemerintah banyak yang mendapat dukungan dari perusahaan ini.
Ditengah pergolakan di dalam pikiran nya itu, tiba-tiba suara papanya mengagetkannya.

"Apa lagi yang kau lakukan disini anak pembawa sial, liat apa yang terjadi pada adikmu dan kelurga kita sekarang. Pasti semua ini karena kembalimu ke sini" Sentak laki-laki itu yang baru tersadar ada orang lain diantara dia dan istirinya.

"Sudah pa.. Jangan selalu menyalahkan Dita, dia juga anak kita" Tenang sangat istri

"Jika kau tidak bisa menolong adikmu, lebih baik kau mati saja dan berikan jantungmu itu untuk adikmu" Marah laki-laki itu.

"Papa .. STOP... apa yang kamu bicarakan, bisa bisanya seorang ayah memilih kematian anaknya demi menyelamatkan nyawa anaknya yang lain. Cukup Pa..." Istrinya terlihat sangat kecewa atas perkataan sang suami yang sangat menyakitkan itu.

Dita yang mendengar itupun sudah tidak kuat lagi, dia segera berlari meninggalkan tempat itu.

"DITAAAA.... Nak.... " Ucap sang mama.

***

Dita sedang berada di Taman dekat rumah sakit Jung Medical Center, mencoba menenangkan dirinya. Dia memang hanya pembawa sial, Satu-satunya keluarga yang sayang kepadanya pun harus terkena kesialan itu.

Dita merasa jika dia mati dan memberikan jantung nya ini kepada adiknya itu, apakah semuanya akan berjalan baik. Tapi biaya operasinya pun mahal. Jadi semua akan sia sia.
Semua pasti gara gara laki-laki brengsek itu, dia harus pergi menemuinya. Jika ingin kondisi adiknya tetap baik baik saja.

***
Jung Grup Cooperation

Dita menempuh jarak yang lumayan jauh dari Taman dekat Rumah Sakit tadi, sekitar 30 menit menggunakan Subway. 

Dia sekarang berada di lobby Jung Grup Cooperation, sebenarnya dia juga tidak pernah ke perusahaan ini dan hanya bermodalkan searching di internet dia behasil sampai ke tempat ini.

"Jeogiyo.... Bisakah saya bisa bertemu dengan Jung Jaehyun-ssi?" Tanya Dita ragu ragu kepada seorang resepsionis di lobby itu.

Resepsionis memandang Dita dari atas kebawah seperti meremehkannya.

"Siapa gadis ini, apakah dia tidak tau siapa Tuan Muda Jung dengan seenaknya saja ingin menemuinya, bahkan dengan penampilannya itu." Batin resepsionis itu.

"Apakah kau sudah memiliki janji kepada Jung Sajangnim? Jika belum ada maka aku tidak bisa mengizinkannya" Jawab resepsionis itu dengan kata-kata yang ketus.

"Aku belum memiliki janji kepadanya, tapi Jung Jaehyun-ssi tau aku. Sebutkan saja namaku Dita pasti dia akan mengizinkannya, ini sangat mendesak kumohon" harapnya agar dia bisa segera menemui laki-laki itu.

"Tidak sembarangan orang dapat menemui Sajangnim dengan seenaknya, kau harus memiliki janji dulu dengannya. Aku hanya mengikuti aturan diperusahaan ini" Ucap resepsionis itu.

"Bantulah aku... Aku mohon... Aku hanya ingin segera menemuinya" Paksa Dita kepada resepsionis itu.

Resepsionis itu sudah terlihat sangat kesal dengan Dita akhirnya memeberikan isyarat dengan tangannya kepada petugas keamanan di pintu depan lobby untuk datang.

"Cepat bawa Agassi ini untuk keluar dari sini, karena dia membuat keributan disini" Perintah sang resepsionis.

Petugas keamanan itu menarik Dita dengan paksa, Dita berusaha melepaskan dirinya dari petugas keamanan itu.

"LEPASKAN AKU... LEPASKAN... " Teriak Dita meronta.

Bertepatan di pintu lobby saat Dita akan ditendang keluar oleh petugas itu, ada Doyoung yang tak sengaja melihat kejadian itu. Doyoung berniat akan pergi meninggalkan gedung Jung Grup mengurungkanya.

"Apa yang terjadi, Kau.... Bukankah kau Dita? " Tanya Doyoung kepada petugas keamanan itu dan akhirnya beralih kepada sosok yang tidak asing lagi baginya.

Dita yang melihat Doyoung seperti meminta pertolongan dari sorot matanya sambil menganggukan kepalanya.

"Maaf Tuan... Gadis ini membuat keributan dengan memaksa ingin bertemu Sajangnim dan saya akan mengusirnya " Jelas petugas keamanan itu pada Doyoung.

"Aku mengenal gadis ini, lepaskan dia dan kembalilah keposisi mu" Perintah Doyoung kepada pegawai pengamanan tersebut.

Dita merasa lega dirinya bertemu Doyoung disaat waktu yang tepat.

"Doyoung-ssi aku mohon bantulah aku untuk bertemu Jung Jaehyun ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya" Mohon Dita kepada Doyoung.

Doyoung merasa bingung ada apa dengan gadis ini dan apa yang sedang direncanakan oleh Jaehyun.

"Baiklah ayo ikuti aku, ruangannya ada dilantai paling atas gedung ini, dan tidak bisa sembarangan orang bisa menaiki lift menuju lantainya" Jelas Doyoung.

Mereka segera memasuki lift khusus yang hanya digunakan oleh CEO perusahaan ini dan orang-orang kepercayaannya, Doyoung menekan lantai 20 dimana ruangan Jaehyun berada. Dilantai itu hanya khusus diperuntukkan  sebagai kantor CEO perusahaan ini saja.

Mereka berdua hanya bisa saling berdiam diri dalam pikirannya masing-masing, Doyoung yang bertanya tanya ada masalah apa dengan Jaehyun dan gadis ini. Sedangkan Dita bergelung dengan batinnya dan membulatkan tekadnya, jika dia sudah masuk ke sini maka semua resiko harus diterimanya demi adiknya akan dia lakukan.

Bukan Pengganti ~ Jaehyun_DitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang