•4•

5 6 0
                                    

Masa Orientasi adalah momentum yang bagi beberapa orang cukup menyusahkan, setelah berhasil diterima dari hasil pengumuman yang ada tentu saja mereka belum selesai dengan rangkaian berikutnya.

Kelompok yang diisi oleh Andhy, Abi, Bian, Candra, Adira dan juga Laila itu sudah semangat sejak pagi. Candra yang tinggal di kos dekat kampus menyarankan agar bahan atribut mereka dikerjakan di sana, sekaligus bisa disimpan agar saat pagi mereka tinggal mampir untuk mengambilnya.

Kelompok yang dibentuk secara bebas tampaknya tidak menyulitkan, rangkaian pengenalan kehidupan kampus sama seperti biasa. Ada beberapa materi yang kadang entah output-nya untuk apa, permainan sesama calon mahasiswa baru dan juga beberapa hal yang panitia miliki untuk menghibur diri mereka dan menarik batas bagi posisi juniornya.

Sama seperti yang lain, agenda tiga hari itu diisi dengan jadwal pemahaman tentang dunia kuliah dan kampus. Namun, ada tradisi yang paling Andhy tidak suka dan sayangnya tetap diterapkan dalam Orientasi kali ini.

"Ingat, ya! Tanda tangannya harus lengkap! Kalau enggak, kalian akan dapat hukuman dari panitia."

Penekanan yang diberikan oleh senior itu membuat Andhy memutar bola mata, dia sama sekali tidak setuju dengan hal ini. Mengejar panitia, mengetahui namanya dan meminta tanda tangan nyatanya tidak semudah itu. Beberapa orang, bahkan meminta calon mahasiswa baru untuk melakukan tantangan-tantangan sesuka hati mereka.

"Ndhy, kamu nggak ke panitia yang di sana?" tanya Candra.

"Nggak, deh. Males, ntar banyak disuruh ini-itu kayak yang lain."

"Nanti target lo nggak sampai, ada hukumannya, Ndhy," ujar Bian.

"Biarin. Apa sih hukumannya paling nggak susah banget."

"Denger-denger sih kalau nggak lengkap bisa disuruh ngulang Ospek tahun depan."

Andhy sudah tidak bisa ditawar, dia membiarkan teman-temannya mengejar panitia untuk meminta tanda tangan. Sedangkan dirinya cukup diam memperhatikan, ada satu senior laki-laki yang tampak jelas sekali tebar pesona dari gerak-geriknya. Andhy berdecih, ia sudah tidak kaget jika setelah kegiatan ini beberapa panitia akan mendapatkan junior yang dia inginkan.

_°°•°°_

"Len, kok enak sih lo ada kenalan di kampus kita," ujar Hasna.

"Iya, nih. Kita udah sibuk bikin alat, dia tinggal ngasih contohnya doang karena punyanya udah jadi," tambah Fida.

"Yaa makanya, biar nggak salah kalian bikinnya mending ngikutin contoh ini aja."

Alinea sudah mendapat teman, dari pengumuman hasil tes yang sudah ia baca kemarin serta mendengar apa saja hal-hal yang harus dibawa saat Ospek. Bertemu dua sahabat yang lebih dulu saling mengenal, Hasna dan Fida tidak berasal dari sekolah seperti yang lain. Keduanya dari kelompok kejar paket C yang melanjutkan ke jenjang perkuliahan, bagi Alinea bukan masalah karena dia sendiri juga gap year sebelum akhirnya bisa mendaftar tahun ini.

| Aku besok mulai Ospek, do'ain ya. |

Pesan kesehariannya rutin gadis itu kirim ke sebuah nomer, tapi tidak pernah mendapat balasan apapun sejauh ini. Namun, Alinea percaya hanya itu yang bisa ia lakukan agar komunikasi mereka tidak terputus.

Sedikit tidak percaya, dia sudah menapak garis baru di kota yang juga baru saja dia tinggali. Besok dilarang terlambat, tapi Alinea rasa pasti akan mepet karena dua gadis ini bukan sosok yang disiplin sepertinya.

"Jam berapa kita mau berangkat? Nggak usah pagi-pagi juga nggak apa itu," ujar Fida.

"Iya, standar jam enam baru berangkat bukan udah sampai di sana," tambah Hasna.

A Piece of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang