fin

229 23 2
                                    






warning : fiksi alias kagak nyata








Jimin baru selesai mandi saat melihat Minjeong berguling-guling di kasur seperti orang gila. Sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan blower, dalam hati dia menebak apa yang membuat Minjeong begitu bahagia sampai membuatnya tantrum.

"Cantik banget! Gua bisa gila anjing!"

Minjeong menatap layar ponselnya dengan mata berbinar, senyum selebar jeruk terpampang jelas di wajahnya. Kakinya menendang-nendang membuat kasur mereka berdua berantakan.

"Minjeong?" Jimin mengerutkan kening. Siapa yang dia sebut cantik itu sih?

"Cantik banget ini orang. Kamu harus liat deh yang!" Seru Minjeong ceria. Sekarang dia berbaring telengkup, tangan memegang erat ponsel seolah itu benda yang sangat berharga, kaki mengayun di udara, memukul - mukul ranjang empuk.

"Siapa? berani banget nyebut cewek lain cantik depan pacar sendiri!" sungut Jimin tak terima.

"Karina aespa."

Jawaban enteng Minjeong membuat Jimin memutar bola matanya malas.

"Sinting!" Balasnya kesal.

"Iya deh, keknya aku beneran gila. Temenin ke rumah sakit yuk!"

"Minjeong! Stop it!" Teriak Karina, malu bercampur salting.

Minjeong tertawa renyah, sangat menyenangkan menggoda pacarnya yang gampang emosian itu.

Setelah meninggalkan beberapa komentar di postingan idol favoritenya itu, netra cokelat Minjeong beralih pada wanita yang tengah duduk di meja rias.

"Apa?!"

Jimin bersuara saat mereka bertemu tatap lewat cermin. Satu penuh cinta, satu lagi penuh curiga.

Minjeong diam tak membalas, tapi tubuhnya bangkit dari kasur berjalan mendekati Jiminnya. Tanpa suara merengkuh wanita itu dari belakang dan memberinya ciuman panjang di sudut bibir kanannya.

"Minjeong ih!" protes Jimin karena pelukan Minjeong terlalu erat dan membuatnya sesak.

"Sayangku, yang cantik itu pacarku." serunya penuh teritori dan kelegaan dalam suaranya. Dia kembali menatap Jimin melalui cermin, masih dengan senyum lebar yang mampu meledakkan bunga-bunga di hati Jimin.

"Kamu aneh tau gak?" Jimin terkekeh, terbawa euforia bahagia yang di tularkan Minjeong melalui senyum dan perlakuannya.

"Biarin, punya cewek secantik ini gila dikit gak ngaruh." balas Minjeong enteng, menghasilkan tawa renyah sekali lagi dari kekasihnya.

"Aku yang keberatan!"

"Masa sih?"

Dan tawa Jimin kembali meledak seiring serangan bibir Minjeong di wajahnya dan gelitikan kecil di pinggangnya.

------

Jimin membuang nafas kesal. Bagaimana tidak? Setelah memanjakannya dengan ciuman manis bahkan sampai mengukung tubuhnya di ranjang, Minjeong menyingkir darinya begitu saja seolah tak terjadi apa-apa, seolah dia tak membuatnya panas dingin- TIDAK! dia bukannya berpikiran mesum... ughh!

Okay, dia sudah memikirkan apa yang akan terjadi pada mereka malam ini, tapi itu tidak penting lagi. Minjeong telah membuatnya marah. Minjeong kembali sibuk dengan ponselnya.

Jimin kesal dan bingung, entah apa yang ada dipikiran Minjeong. Kenapa orang bodoh itu lebih memilih tertarik melihat-lihat postingan tak jelas tentang dirinya di sosial media padahal orang yang asli ada disini, berbaring di sampingnya. Mengharapkan sentuhannya!

as long as i'm with you (winrina oneshoot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang