[Raul PoV]
Beberapa hari berlalu setelah perjalananku ke kota para dwarf pegunungan Montana—Drimgot.
Aku dan para dwarf mencapai dua kesepakatan setelah berhasil membuat Logam Adamantite dan memberikannya resep komposisinya kepada mereka.
Yang pertama, aku dan pengikutku diperbolehkan masuk ke kota dan mengakses labirin mereka. Ini artinya, aku dapat menjalankan rencanaku nanti ketika para pasukan Republik Venetia memutuskan untuk menyerang melalui jalur ini.
Yang kedua, aku meminta agar mereka mengirimkan beberapa dwarf untuk bekerja dengan Olen Musk mengembangkan artefak-artefak. Dengan kreativitas Olen Musk dan kemahiran para dwarf, kurasa pengembangan teknologi sihir di dalam organisasi yang kumpimpin nanti akan lebih cepat.
Akan tetapi, Thorim membutuhkan waktu untuk melatih para dwarf belajar bahasa manusia agar dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik saat berada di tempatku nanti.
Selain itu, aku juga membawa beberapa artefak pemberian dari Zephyr—Dwarf berkacamata—Ketua Dewan dari Dwarven Council yang mengujiku kemarin sebagai rasa terimakasihnya telah menemukan resep logam yang mampu membuat para dwarf kembali ke masa kejayaan mereka dalam hal menciptakan alat sihir.
Yang pertama adalah artefak sinyal sihir yang bernama Light Bulbe. Ini adalah sepasang artefak yang dapat mengirim dan menerima sinyal sihir dari pasangan artefak yang dibuat berupa sebuah kedipan cahaya dengan jarak maksimal 3000 km.
Kurasa ini bagus, aku dapat menggunakan kode morse untuk memberikan perintah kepada anggotaku jika mereka sedang menjalankan misi jauh dariku.
Yang kedua adalah Morning Call, artefak ini jika diaktifkan dapat merekam sebuah suara yang dapat disimpan selama tiga bulan.
Yang terakhir adalah artefak penghasil awan hujan bernama Hocus Pocus. Akan tetapi, artefak ini hanya bisa dipakai satu bulan sekali saja.
Dengan raihan sebanyak ini, kunjungan ke kota para dwarf itu benar-benar sangat menguntungkan. Tidak hanya aku berhasil mencapai tujuanku di sana, namun aku juga mendapatkan beberapa artefak yang berguna.
Saat ini, aku sedang menuju ke gerbang utama benteng kota ini. Para anggotaku sudah berkumpul di sana bersiap untuk kembali ke akademi karena masa PKL kami sudah selesai di tempat ini.
Sesampainya di gerbang utama, terlihat beberapa kereta kuda yang berjajar, semua anggotaku juga sudah berkumpul semua kecuali Ariel yang dibawa oleh Holy Knight Lunaria ke Kota Suci Notredame.
"Kapten, semuanya sudah siap," ucap Eric padaku.
"Baiklah, semuanya naiklah ke kereta kuda. Kita kembali ke akademi sekarang."
Setelah menaruh barang-barang di belakang, aku naik di tempat kusir bersama Scarlett.
Melihat seluruh anggota sudah naik semua dan siap berangkat, aku mulai memecut dua kuda di depan untuk memulai perjalanan.
Kami mulai meninggalkan wilayah ini namun aku tahu tidak lama lagi kami akan kembali ditugaskan di sini. Peperangan antara Kekaisaran dengan Republik Venetia tidak bisa dihindari, keduanya ingin menjadi negeri yang paling dominan di benua ini.
Saat ini, Republik Venetia memiliki aliansi militer secara resmi dengan Republik Greco setelah membantu pemerintahan negeri itu yang sekarang menggulingkan Dinasti Agonid—Monarch yang memimpin negeri itu sebelumnya.
Namun, hanya dengan beraliansi dengan Republik Greco saja tidak cukup untuk Republik Venetia mengimbangi kekuatan militer Kekaisaran. Kurasa mereka akan mencari negeri lain untuk diajak bekerja sama dalam peperangan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasíaGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...