"Jungie terlihat sangat tampan dan cantik disaat bersamaan. Cantik seperti Jin dan tampan sepertimu." Namjoon hanya tersenyum menanggapi ucapan ibunya meski kenyataannya anak mereka yang baru berusia 3 bulan itu memang terlihat sangat menarik dari segi manapun.
Namjoon memalingkan wajahnya pada orang yang telah melahirkan anak mereka. Jin menundukkan wajahnya yang tidak berekspresi sama sekali. Namjoon merasa bersalah kepada Jin sebab setelah anak mereka yang diberi nama Jungkook itu lahir. Jin tampak bukan seperti Jin yang dulu, ia berubah. Jin tidak lagi seceria dulu, tak banyak bicara, tak banyak berekspresi.
"Terima kasih telah melahirkan cucu yang cantik sepertimu, Jin." Ibu Namjoon menatap menantunya yang duduk di samping sang ayah.
Kedua keluarga Namjoon dan Jin kini sedang berkumpul. Hanya untuk sekedar menggendong cucu mereka yang telah lama ditunggu kelahirannya. Baik Namjoon maupun Jin adalah anak tunggal di keluarganya masing-masing, oleh karenanya para orang tua begitu antusias akan kehadiran Jungkook.
"Anak ibu hebat sekali melahirkan putra secantik ini," ujar ibunya yang tengah memangku bayi Jungie. Bayi itu melonjak-lonjak antusias seakan tahu ia yang sedang menjadi topik pembicaraan kedua keluarga.
"Anak ayah hebat sekali merawat Jungie. Jungie terlihat sehat dan gemuk," ayahnya menambahkan. Mengelus kepala putra kesayangannya itu.
Jin menatap mereka dengan senyum kecil. Tatapannya terlihat kosong meski ia sedang tersenyum. Jin tidak mengeluarkan sepatah katapun. Jin bahkan merasa tidak pantas dipuji sebegitunya. Ia tidaklah hebat, Namjoon lah yang membesarkan Jungie dengan baik. Bahkan Jin pernah hampir menenggelamkan putranya itu saat memandikannya. Dan sejak saat itu ia semakin berubah, ia tidak berani menyentuh anaknya sendiri tanpa didampingi Namjoon.
"Namjoon, sebaiknya kalian mengambil waktu berdua untuk liburan. Biar kami mengurus Jungie secara bergantian selama kalian mengambil waktu istirahat. Jin terlihat kelelahan."
"Ibu setuju dengan ide ayahmu, Namjoon. Setidaknya berlibur lah beberapa hari."
+++
"Jin."
"Namjoon?"
"Bagaimana kalau kita berlibur sejenak seperti yang ayah bilang, huh?"
"Namjoon, kupikir sebaiknya waktu liburan yang kita ambil kita gunakan untuk pergi konsultasi. Bagaimana kalau kau menemaniku pergi ke dokter, aku takut, Namjoon."
"Aku pasti akan selalu mendukung apapun yang kau inginkan. Aku juga akan selalu berada di sisimu, karena aku suamimu. Tolong selalu andalkan aku di setiap langkah yang kau ambil, Jin."
"Aku mencintaimu, Namjoon. Maafkan aku. Setelah aku merasa lebih baik, kita akan pergi berlibur. Aku, kau, dan Jungkook tentunya. Sekarang ia adalah bagian dari kita."
"Aku juga mencintaimu, sangat."
Vote!⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Moon
Fiksi PenggemarOnescene! Neverending! Boyslove! Hanya mengabadikan ide random dalam bentuk tulisan pendek yang kelewat jelek.