Selamat membaca🤎
•••
"Apapun yang terjadi nantinya, semuanya harus dihadapi"
•••
"kenapa harus delay, sih?" Fira sangat kesal sekarang. Bagaimana tidak, jadwal penerbangan mereka menuju negara sakura itu diundur satu jam lagi.
"Sabar Fir, ini nggak lama, kok." ucap Maira menenangkan Fira. Sebenarnya Maira juga merasa kesal, namun masih bisa ia tahan.
"Kalian mau pesan apa? Biar saya yang pesanin." ucap Rizal memotong pembicaraan kedua wanita yang tengah berkeluh kesah itu.
Setelah kabar penerbangan mereka diundur, ketiganya memutuskan untuk pergi ke salah satu kafe yang ada di bandara.
"Gue macchiato."
"Kamu?" Tanya Rizal pada Maira.
"Samain aja."
Rizal mengangguk dan kemudian pergi menuju tempat pemesanan.
"Hm Fir,"
Fira menoleh. "Aku pergi ke toilet dulu, yah."
"Mau gue temenin?" tawar Fira.
"Gak usah, deket kok."
"Aduh!" baru saja Maira keluar dari dalam kafe, tiba-tiba saja ada seorang wanita yang tidak sengaja menabrak dirinya. Membuat tubuh mungilnya sedikit terhuyung kebelakang.
"Maaf mbak saya tidak sengaja." timpal wanita itu.
"Ah, iya. Nggak papa kok, Mbak."
"Sekali lagi saya minta maaf." ucap wanita itu lagi.
"Iya mbak."
"Mama, katanya mau beli ice cream." gadis yang tidak sengaja menabrak Maira tadi tidak sendirian. Ia membawa seorang gadis kecil yang sangat lucu.
"Ah iya. Saya pergi dulu mbak." pamit wanita itu.
Maira mengangguk dan tersenyum, ia terus menatap lekat wanita itu. "Wajahnya banyak luka." beralih Maira menatap lengan wanita itu. "Tangannya juga diperban." sambung Maira. Terlepas dari apa yang sedang wanita itu alami, Maira tidak ingin terlalu ambil pusing walaupun sebenarnya didalam lubuk hatinya ada sedikit rasa iba. Kemudian Maira kembali melanjutkan langkahnya.
Tanpa Maira sadari, wanita itu menoleh kembali kearah Maira.
•••
Rehan menarik kursi kosong yang ada disamping Arga. Iya baru saja sampai setelah tadi Arga meneleponnya.
"Maaf, telat." ucap Rehan.
"Santai."
"Lo mau ngomong apa? Kayaknya penting banget, sampai harus ngomong langsung."
"Mama lagi sakit." jawab Arga to the point.
Kalau dipikir-pikir, hal yang dilakukan seorang anak jika orangtuanya lagi sakit adalah menjenguknya dan bahkan wajib menemaninya. Namun lain halnya dengan Arga, iya tidak bisa melakukan hal seperti itu. Alasannya tidak jauh dari kejadian dua tahun yang lalu. Semenjak saat itu, ia sudah memutuskan untuk keluar dari rumahnya dan masalahnya sampai sekarang Arga juga belum pernah pulang sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirmu Takdirku
SpiritualBagaimana jika seseorang memutuskan apa yang memang menjadi takdirnya? Kisah tentang Arga yang meninggalkan apa yang memang menjadi takdirnya. Maira, tunangan Arga yang tak pernah ingin ia temui tapi telah ditinggal tanpa temu. Demi memilih sang pa...