"Sayang, apa sudah siap semuanya?" Teriak seorang wanita dari bawah. Teriakan yang ditujukan untuk sosok yang berada satu tingkat.
Lelaki itu membuka pintu kamarnya dan ia membalas ucapan wanita yang sudah menunggunya dibawah sembari menuruni tangga beserta membawa satu koper besar.
"Sudah ma."
Wanita yang diketahui adalah mama lelaki itu pun membentuk senyum manis untuk anaknya.
"Ya udah buruan berangkat. Papa sudah ngomel-ngomel nih di depan."
Lelaki itu hanya terkekeh sebelum ia benar-benar menuju halaman rumah yang telah ia tinggalin sejak kecil. Papa yang mengetahui kehadiran keduanya buru-buru mengambil koper anaknya untuk dimasukkan ke bagasi mobil.
Ia tak membawa banyak barang karena ia hanya akan singgah sementara di asrama itu. Maklum dia mengejar jarak. Kalau dekat asrama kan dia tidak mungkin akan telat dan bisa menjadi tim mepet-mepet hehe.
Mama sedikit jinjit untuk mencium kening anak semata wayangnya.
"Hati-hati ya. Janji harus sering ngasih kabar. Janji juga kalau libur atau weekend pulang ya," pesan mama yang begitu sayang dengan anaknya. Kalau membaca percakapan seperti ini, bisa ketebak bagaimana proses berat yang harus dilewati untuk mendapatkan restu dari mama nya.
"Siap ma. Hyungseob janji ma."
Mama kembali menampakkan senyum cerahnya.
"Udah gak ada yang ketinggalan?" Giliran papa yang berbicara.
"Aman pa."
Papa pun pamit dan masuk terlebih dahulu ke bangku supir mobil. Disusul oleh Hyungseob yang pamit ke mama dan masuk ke dalam mobil - duduk disamping papa nya.
Mobil pun mulai melaju bersama Hyungseob yang membuka jendela mobil dan memberi lambaian tangan untuk mamanya. Wanita itu membalasnya dengan senyum tipisnya tapi ia tak bisa menyembunyikan kesedihan.
~~~
Hyungseob pun tiba di asrama yang terdiri dari tiga lantai. Ia memandang dari atas sampai bawah gedung yang terlihat seperti bangunan lama tersebut. Melihat bangunan itu hanya membuat Hyungseob bergidik ngeri. Ngeri dengan ketinggian dan ngeri dengan hal-hal tak kasat mata. Memang agak-agak anak yang satu ini.
Oh iya sebelum masuk ke cerita, kenalan dulu dengan tokoh utama yaitu Ahn Hyungseob, lelaki berusia 20 tahun. Mahasiswa semester 4 dari jurusan Seni. Untuk statusnya masih sendiri kok hehe.
Oke kembali lagi ke cerita awal.
Hyungseob melangkahkan kakinya masuk ke dalam bangunan tersebut. Matanya tertuju pada lift dan melanjutkan perjalanan kesana.
Ia menekan tombol naik dan tak lama lift terbuka. Lelaki mungil bersama barangnya pun masuk ke dalam.
"Sepi amat deh asrama ini. Apa karena Minggu ya? Ih sialan ibu Han ini karena tidak memberi nomer telpon siapa partner kamarnya. Kalau tuh anak pulang ke rumah, masak aku harus nunggu disini sampai dia pulang?" Omelnya sampai lupa menekan tombol angka yang dituju.
Tersadar, Hyungseob pun menekan tombol 3 dan lift pun bergerak. Di dalam, Hyungseob sudah siap dengan ponselnya, ia akan menelepon teman satu jurusan nya dan juga tinggal di asrama.
Setelah berhasil menghubungi, ia mengapit ponselnya dengan bahu kanan sembari tangannya menggeret koper untuk keluar dari mesin kotak tersebut.
"Oi Euiwoong ..." Panggil nya.
"..."
"Kau tak mau menemani pindahan?"
"..."
"Waduh susah nih kalau sudah bucin sama ayang. Terus kamu balik kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
We can (not) be friend! [ Jinseob / Chamseob / Wooseob ]
FanfictionApa jadinya jika Hyungseob, mahasiswa semester 4 jurusan seni ini harus tinggal satu kamar asrama bersama teman SMA nya dulu, Woojin, lelaki yang sudah ia hindari pasca kejadian yang seharusnya tak pernah terjadi? Apakah pertemanan itu akan kembal...