Haiii guys kembali lagi!!
Jangan lupa bersholawat dulu supaya dapat pahala yaaa!!اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
(Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa 'Ala Ali Sayyidina Muhammad)
•••
••
•Minggu pagi yang sibuk, ketiga perempuan yang kini berada didapur bergerak kesana kemari mengerjakan sesuatu. Entah apa yang mereka bertiga sedang dilakukan, yang pastinya mereka disibukkan oleh aktivitas dihari minggu ini. Padahal dihari weeken seperti ini biasanya orang-orang berkumpul dan bersantai bersama meluangkan waktu untuk keluarganya.
"Dek, kotak nasinya sudah selesai?" tanya Anindya tanpa mengalihkan keseriusannya dari wajan yang tengah mangaduk rata bumbu dan daging hingga nenyatu.
Adhiba meletakkan box nasi terakhir dan kemudian berbalik,"sudah Umma! Kotak nasinya sudah siap!" seru gadis iti semangat.
Lauren dan Anindya menggeleng bersamaan seraya terkekeh geli. Lauren membantu Ummanya untuk memindahkan daging siap saji itu kedalam tempat lain kemudian meletakkan diatas meja dengan beberapa hidangan makanan.
"Semangat banget sih dek," ujar Lauren seraya memasukkan nasi kedalam box terdebut,"kamu bantuin kakak masukan lauknya ya? Setelah selesai, masukin aja langsung keplastik besar itu....oke?" Lauren menunjuk sebuah plastik dibelakang Adhiba.
Adhiba mengangguk semangat,"siapp kak!" serunya, dan kemudian menyendokkan lauk tersebut kedalam box masing-masing.
Anindya tersenyum hangat mendengar perbincangan kedua anaknya yang penuh antusias, walaupun keadaan rumah tangganya sudah diujung tanduk tidak begitu berpengaruh untuk anak-anaknya.
"Abang belum bangun?" Anindya mendongak keatas tepat pintu kamar anak sulungnya.
"Gak tau Umma. Dari tadi Adhiba gak liat abang, kayaknya belum bangun sehabis sholat subuh."
Anindya menoleh kepada putri bungsunya,"Umma mau mandi, adek kerjain sama kakak gak papa?" ucap lembut wanita itu seraya mengelus kepala Adhiba yang tertutup jilbab.
Adhiba menatap sebentar Ummanya,"iya Umma. Serahin aja ke Adhiba sama kak Lauren, asalkan Umma beliin Adhiba donat," celutuk gadis itu diakhiri dengan kekehan yang keluar.
Anindya ikut terkekeh,"iya deh iya. Umma bakalan beliin kamu donat yang banyak, tapi besok?"
"Beneran Umma?" tanya Adhiba seraya menatap Ummanya dengan mata yang membulat.
Wanita itu tertawa gemas dan mengangguk sebagaia jawaban untuk anaknya. Sedetik itu, Adhiba terpekik girang kemudian memeluk Ummnya dari samping.
"Gak papa Adhiba libur dulu makan donat hari ini. Besok Adhiba bakakan puasin makan donat hehe..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Donat [On Going]
Teen FictionAdhiba solara, gadis berhijab yang yang memiliki impian menjadi seorang penulis terkenal. Pencinta makanan donat, dengan macam-macam rasa. Walaupun dikenal sebagai gadis berhijab, sifat bar-bar yang sudah melekat pada dirinya tidak akan hilang. Ia...