18

731 52 22
                                    

" Sayang, lihat aku membuat sesuatu kesukaan mu"

Taehyung tersenyum seceria mungkin saat melihat istri keduanya yaitu jimin, berada di ambang pintu dapur sana.

Jimin tak menyauti perkataan suami nya, dia terdiam dan merautkan wajah nya datar seperti biasa, membawa beberapa makanan siap saji untuk mengganjal perutnya pagi ini.

"Jimin., dengarkan aku lebih dulu, aku dan-

Jimin melirik pada lengan nya, yang kini di genggam oleh suaminya, dia mengkode dengan wajah bengis agar suaminya melepaskan genggaman nya.

Tapi, taehyung menggeleng dan malah mengeratkan genggaman nya.

"Dengar kan aku dul-

" Lepas!" Jimin menghempas kan nya sedikit kasar agar genggaman dari suaminya terlepas.

Wajahnya terlihat masih sangat marah.

"Aku bilang aku tidak ingin mendengar apa kata dari mulutmu, dan jangan pernah sentuh aku"

Katanya penuh penekanan, tangan nya yang disentuh oleh taehyung tadi langsung ia cuci Diwastafel dengan sabun yang lumayan banyak, dan aktifitas nya terlihat oleh mata taehyung sendiri.

Apa kini taehyung semenjijikan itu dimata istri keduanya itu.

"Jimin"

Taehyung memanggil istrinya yang kini kembali melangkahi anak tangga ke lantai atas sana.

Sudah 3 hari jimin mendiami nya, dia merasa sepi dan malas ngapa-ngapain, termasuk juga berangkat untuk bekerja.

Kalau saja tak ada yoonji istri pertamanya yang menyemangati nya, melayani nya, mungkin taehyung akan bermalas-malasan dirumah sambil menunggu istri keduanya turun dan mau mengobrol dengan dirinya kembali.

Bukan hanya taehyung yang di diam kan oleh jimin, yoonji juga mengalaminya nya kalau jimin semakin dingin padanya, walau masih satu rumah, tapi yoonji merasa kalau ke-duanya makin seperti orang asing dirumah besar itu.

Jimin benar benar menghindari nya, jimin merautkan wajahnya jijik menatap pada yoonji ataupun taehyung suaminya.

Taehyung berusaha mendekati istri keduanya dengan berbagai macam cara, tapi nihil ...
jimin malah semakin dingin dan marah pada dirinya.

.

"Aku akan tetap marah kalau bercak dari keduanya masih terlihat oleh mataku"

Dia terdiam sejenak, menetralkan detak jantungnya yang terasa sakit kala mengingat perlakuan pasangan suami istri itu pada dirinya dengan tega menunjukkan bagaimana banyak nya bercak merah itu dileher keduanya.

"Aku tak menyangka akan sesakit ini"

Dia berdecak sebal disana, segera mengambil coat hangat nya dan turun ke lantai bawah.

"Ji,kau mau kemana"

Jimin malas menjawab, melewati suaminya yang tadi menunggunya di ujung anak tangga bawah sana.

"Bukan urusan mu"

"Tapi ini sudah malam" Katanya lagi.

"Aku tahu, lalu apa peduli ku jika ini malam atau siang.. Aku ada janji, jangan mencari ku" Jimin terus melangkahkan kaki nya keambang pintu sana sampai interupsi suaminya, menghentikan langkah nya.

"Aku suami mu jimin, aku peduli pada dirimu juga pada anak ku yg kau bawa kemana-mana itu, akuu menyayangimu ji, Maaf maafkan aku"

"Kau bohong tae, kau suami yang mengecewakan- ada jeda disana, kedua nya Bersitatap sebentar.

Broken (Vmin / Taegi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang