Lisa menemani Jennie untuk sidang terakhir kasus Park Lim, kali ini dia berjanji tidak akan membiarkan Jennie sendirian. Dia takut akan ada serangan susulan yang terjadi, meskipun Lisa telah menambah pengamanan untuk Jennie tapi tetap saja dia tidak bisa melepaskannya mengingat pengawalan untuk Jennie kecolongan beberapa kali.
Hari ini cuaca sedang cerah, Lisa baikpun Jennie memakai baju yang bagus. Mereka berjalan masuk ke dalam ruang sidang. Terlihat banyak wartawan dan juga jurnalis yang akan mengabadikan mereka berdua. Tapi Lisa menghindar dan mengambil jalan lain agar tidak ada pertanyaan yang melibatkan kedekatan mereka. Lisa tahu posisinya sekarang dan Jennie merasa bersalah setiap Lisa menghindarinya di ruang publik.
Jennie duduk di kursinya sebagai pengacara Park Lim bersama tim dan Park Lim sendiri. Ibu Park Lim, Kristine dan juga Jimin duduk di kursi penonton. Jimin terlihat menunduk karena malu, tapi Kristine membungkuk memberi hormat pada Jennie sekaligus mengucapkan banyak terima kasih karena membiarkan mereka lolos dan tidak memperpanjang tuntutan.
Jennie hanya ingin Jimin tidak memiliki catatan kriminal mengingat dia adalah mahasiswa yang berprestasi.
Lisa duduk di kursi belakang sambil mengamati situasi, Jennie tersenyum pada Lisa saat mata mereka bertemu. Rasa bangga dan sayang menjalar keseluruh tubuh mereka, saling membantu dan percaya.
Hakim masuk ke ruang sidang bersama Hakim lainnya. Terlihat Andreas yang menatap tajam Jennie dengan penuh amarah dan emosi, jika bukan karena di ruang sidang mungkin dia akan menikam Jennie dengan sadis.
Sidang dimulai, Jennie maju menjelaskan seluruh kasus dan bukti-bukti yang ada. Situasi Persidangan sangat emosional, Andreas masih mengelak dengan apa yang terjadi. Meski dia terus berkata tidak pada kasus dua tahun yang lalu tapi di kasus percobaan pembunuhan terhadap Jennie dia tidak bisa mengelak.
Dengan desakkan dan saksi yang hadir akhirnya Andreas kalah. Dia di tuntut 20 Tahun penjara atas pembunuhan remaja dua tahun lalu, dan 10 Tahun penjara atas percobaan pembunuhan terhadap Jennie.
Dalam sidang, Ayah Jennie dan Kai hadar memberikan keterangan yang memberatkan Andreas tapi mereka juga di beri hukuman atas apa yang mereka lakukan sebagai penegak hukum.
Jennie menatap Mata Ayahnya sebelum Tuan Kim pergi, dan dengan rasa bersalah dia menunduk. Dia tahu ini akan terjadi tapi bagi Jennie menyelamatkan masa depan Park Lim adalah yang terpenting. Dia yakin Ayahnya akan melakukan banding dan membuat hukumannya menjadi ringan, begitupun dengan Kai.
Sebelum Jennie pergi dia menyempatkan diri untuk masuk ke salah satu ruangan untuk bertemu dengan Kai. Kai duduk dengan wajah yang lemas dan frustasi, kacamatanya ia letakkan di atas meja. Saat Jennie masuk dia mendungak dan senyumannya yang getir muncul.
"Kau puas? Kau merasa senang menghukum Ayah dan suamimu?" Kai berdiri dan menghampiri Jennie. "Ini yang kau maukan? Menghancurkan karirku."
Jennie menggenggam tasnya dengan erat, ada rasa bersalah dan juga sakit yang bersamaan. "Yang ku inginkan hanya keadilan Kai. Jangan berpikir bahwa akulah yang salah, kau seharusnya sadar dengan apa yang kau lakukan."
"Tidak adil untukku Jen, kau mengancurkan harga diri suamimu sendiri."
"Berhentilah mengatakan kau adalah suami yang baik untukku." Mata Jennie menatap penuh kebencian. "Kau seharusnya sadar bahwa kau yang menghancurkan harga diriku."
Kai meludah dengan frustasi. "Semenjak wanita sialan itu hadir kau-"
"Berhenti membawanya dalam masalah kita!" Jennie berteriak seakan dia benci Kai selalu membawa Lisa dalam kehidupan mereka.
"Kau berubah semenjak dia datang! Kau membenciku, kau menjauhiku dan kau tidak mau menyentuhku!"
"Kau yang selingkuh...jadi berhenti sok perduli dengan apa yang aku lakukan. Lisa tidak pernah merusak hubungan kita-"
KAMU SEDANG MEMBACA
STORIES FROM THE SKY [JENLISA] COMPLETE
FanfictionJennie memiliki Suami yang kaya, tampan dan baik hati. Hampir seluruh populasi manusia di bumi mengirikannya, hidup mereka bahagia seperti di dongeng tapi apa yang terjadi ketika ternyata kehidupan rumah tangganya tidak seperti yang dunia kira? Hidu...