"Dhafi, kok lo disini?" Tanya Kyla yang masih mencerna dengan apa yang sedang terjadi sekarang.
"Lho, kak Kyla kenal sama calon suami aku?" Tanya Raisya.
"Iya lah gue kenal, gimana nggak kenal orang dia it-hufff..." Maria dengan sontak menutup mulut Kyla menggunakan tangan nya.
"Kenapa mulut kak Kyla ditutup?" Tanya Raisya lagi.
"Ini, itu, apa? dia suka ngomong ngelantur anaknya, nggak bisa liat cowok ganteng dikit langsung ngajak kenalan." Jawab Maria sambil melepaskan tangan nya dari mulut Kyla dan menatap nya dengan tatapan yang bisa dipahami oleh Kyla.
"Gue izin ke kamar kecil dulu, ya." Ucap Maria dan diangguki oleh Kyla, Raisya, dan juga Dhafi.
Didalam kamar kecil, Maria hanya terdiam sambil menatap diri nya yang ada didepan cermin. Dia masih tak menyangka bahwa calon suami dari teman nya adalah pacar dia sendiri, ia tak kuat mengetahui fakta yang menyakit kan itu. Orang yang dia perjuangkan, orang yang dia sayangi ternyata selama ini menyimpan rahasia yang begitu menyakitkan bagi nya.
Maria yang tak tahan pun, seketika itu juga menangis dan terduduk lemas di lantai. Dia merasa tak mampu untuk bangun, dia mencoba menyakinkan diri bahwa yang dia lihat bukan Dhafi. Akan tetapi, realita berkata lain yang ia lihat adalah benar benar Dhafi orang yang begitu sangat ia cintai.
Tok..
Tok..
Tok.."Maria, are you okey? Gue tau pasti sakit banget harus ngeliat orang yang lo sayang sama oranglain. Tapi, gue yakin semua nya akan baik baik aja. Kita balik ya?" Ucap Kyla yang mencoba menenangkan sahabat nya yang sedang menangis sejadi jadi nya.
Cklek.
"Kita nggak usah pulang, kita kan mau nemenin Raisya disini." Ucap Maria dengan senyum terpaksa diwajah nya.
"Lo beneran? Kalo emang lo nggak mau kesana lagi, nggak papa kok. Kita balik aja ya?" Kyla pun mencoba mengajak Maria untuk pulang. Tetapi, Maria tetap menolaknya, Kyla pun dengan berat hati mengikuti keinginan Maria untuk kembali ke meja.
"Oh iya, kak Dhafi kenalin ini kak Maria dan ini kak Kyla. Mereka ini bestie baru aku selama disekolah. Kak Maria, kak Kyla. Kenalin ini kak Dhafi pacar aku sekaligus calon suami aku." Ucap Raisya yang sangat terlihat bahagia.
Maria pun mengulurkan tangan nya dan Dhafi pun menerima ulur an tangan Maria, Maria mencoba menahan airmata nya untuk tidak menangis.
Sakit, itulah kata yang sangat dirasakan Maria sekarang. Entah, dia tak tau dimana rasa sakit itu berada. Akan tetapi, ia merasa diri nya telah hancur ketika melihat Dhafi bahagia bersama wanita lain.
Kyla yang peka terhadap perasaan teman nya, mencoba untuk mengajak nya untuk pulang lagi dan kali ini hanyak di angguki oleh Maria. Ketika Maria ingin berpamitan tiba tiba ponsel nya berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARSA (END)
Teen Fiction"Hidup dengan penuh keindahan" itulah kata yang sesuai untuk Maria Sofia Isabella wanita cantik dengan banyak talenta yang dia miliki serta otak yang cerdas. Bagaimana jadinya jika semua keindahan yang dimiliki Maria sekarang akan menghilang satu pe...